His Second Chance - Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
"Omong kosong apa yang tadi kamu katakan dengan ayah dan ibu."
Begitu Jeremy Lin masuk, Marcella Jiang menghampirinya dan mencubit pinggangnya dengan kuat.
"Apa yang aku katakan? Kamu memang menciumku atas inisiatif sendiri." Jeremy Lin bergegas menghindar dan mengambil napas.
"Bukan ini, kamu bilang tidak bisa tidur tanpaku? Apakah kamu tidak tahu malu?" Marcella Jiang marah dan menendang Jeremy Lin dengan ganas.
Jeremy Lin langsung memeluk kakinya, lalu menekannya ke dinding, tangannya naik mengikuti betisnya yang halus dan menyentuh pahanya yang lembut dan hangat, dia meletakkan kakinya di tubuhnya, dan berkata dengan memiringkan kepalanya: "Memangnya kenapa, kita adalah pasangan suami-istri, sekarang tanpamu, aku tidak bisa tidur sendiri, aku mengatakan hal yang sebenarnya."
Jeremy Lin menyadari bahwa ketika berhadapan dengan Marcella Jiang, dia harus lebih tebal muka.
Selama dia cukup tebal muka, tidak peduli seberapa dingin sikap Marcella Jiang, dia juga tidak akan tahan.
Ternyata benar, Marcella Jiang menjadi gugup karena dia menekan kakinya, dia buru-buru memalingkan wajahnya, karena Jeremy Lin si bajingan ini terus mendekat ke wajahnya, jika dia tidak memalingkan wajahnya, maka dia akan dicium olehnya.
Mencium napas maskulin yang kuat pada tubuh Jeremy Lin, jantung Marcella Jiang berdebar-debar, seolah-olah ada rusa yang sedang sembarangan menabrak di dalam jantungnya, dia bergegas mengulurkan tangan dan mendorong dada Jeremy Lin, "Oke, oke, sudahlah, cepat pergi tidur sana ... "
Kemudian Jeremy Lin melepaskannya, begitu dia berbalik dan berjalan ke kasur lantainya, pantatnya langsung ditendang.
"Wkwkwkw ..."
Marcella Jiang melompat ke atas tempat tidur sambil tertawa, "Kamu pantas mendapatkan itu!"
"Kak Marcella, bulan ini aku baru saja membeli banyak bahan obat, di kartu sudah tidak ada uang, apakah kamu bisa meminjamkan uang untukku?" Jeremy Lin berbaring dan berkata kepada Marcella Jiang.
"Untuk apa kamu meminjam uang?" Marcella Jiang bertanya dengan santai.
"Aku mau membelikan ponsel untukmu." Jeremy Lin berkata dengan sangat wajar.
"Tidak perlu, uangku sendiri, aku bisa membelinya sendiri." Marcella Jiang memutar matanya, apa-apaan ini, ingin membelikan ponsel untuknya, namun mau meminjam uang darinya.
"Oke, kalau begitu aku akan membantumu memilihnya, kamu yang bayar, anggap saja aku memberikannya untukmu." Jeremy Lin berbalik ke samping dan berkata sambil tersenyum.
"Hei, sepertinya kamu tidak pernah pergi ke perusahaan perhiasan yang kamu tandatangani bukan?" Marcella Jiang bertanya dengan penasaran, "Jika itu aku, aku pasti sudah lama memecatmu, aku tidak mau menghabiskan uang dengan sia-sia."
"Pernah."
Jeremy Lin berkata dengan malas, dia membalikkan tubuhnya dan berbaring dengan baik, "Biasanya mereka akan menyimpan banyak batu alam dalam dua atau tiga bulan, aku hanya perlu ke sana dan membantu mereka menyortir batu alam, tidak perlu terlalu lama."
Jeremy Lin berpikir dalam hati, Marcella Jiang ini bodoh, zaman sekarang, jika kamu tidak memberikan keuntungan untuk orang lain, hanya orang bodoh yang akan memberimu uang.
Wanita memang wanita, tidak mengerti apa-apa.
Jika Marcella Jiang tahu apa yang dipikirkan Jeremy Lin, mungkin dia bahkan akan memiliki niat membunuhnya.
"Kamu cukup hebat." Marcella Jiang mendengus dingin, tetapi dia sedikit merasa bangga, suaminya memiliki kemampuan, itu juga membuatnya lebih memiliki martabat.
"Ngomong-ngomong, aku tidak berhasil membantumu meminta alamat panti asuhan, ayah dan ibu tidak mau memberikannya."
Berbicara tentang topik ini, Marcella Jiang menjadi merasa sedikit sedih.
Meskipun tadi Jeremy Lin sudah berjanji kepada ayah dan ibunya bahwa dia tidak akan meninggalkan rumah ini, tetapi keadaan selalu berubah-ubah, siapa yang bisa tahu apa yang akan terjadi kelak jika Jeremy Lin menemukan orang tua kandungnya.
Bahkan jika Jeremy Lin bersedia terus tinggal di sini sebagai menantu yang masuk ke keluarga pihak wanita, namun apakah orang tua kandungnya bersedia?
Di dunia ini, ada banyak hal yang jauh lebih rumit dari yang kita pikirkan, dan ada banyak hal yang berada di luar kendali kita tidak peduli seberapa keras kita berusaha.
Marcella Jiang selalu mengerti hal ini, jadi dia sering berpura-pura tidak peduli dengan banyak hal, termasuk Jeremy Lin menanyakan tentang pengalaman hidupnya, dia selalu bersikap cuek.
Namun, yang tidak dia ketahui adalah semakin dia berpura-pura tidak peduli, itu menunjukkan dia semakin takut kehilangan.
"Tidak apa-apa, Ayah baru saja menuliskannya untukku." Jeremy Lin berkata dengan puas.
Lucky, aku telah melakukan yang terbaik untukmu, kamu telah hidup dengan tidak jelas selama lebih dari 20 tahun, sekarang aku akhirnya akan membantumu mencaritahu kebenarannya.
Ketika mendengar perkataan Jeremy Lin, Marcella Jiang yang berada di tempat tidur terdiam untuk waktu yang lama, setelah beberapa saat, dia berkata: "Aku cuti besok, aku akan pergi bersamamu."
Sebenarnya, dia tidak cuti, tetapi memutuskan untuk mengambil cuti untuk pergi bersama Jeremy Lin.
Mungkin bisa menyaksikan kegembiraannya dengan mata kepala sendiri, juga merupakan sebuah kebahagiaan.
"Oke." Jeremy Lin sangat mengharapkan ini.
Setelah bangun dan sarapan keesokan harinya, Jeremy Lin membawa Marcella Jiang ke toko ponsel dan membantunya membeli ponsel.
Marcella Jiang tidak memiliki persyaratan apa-apa untuk ponsel, selama dapat melakukan panggilan, mengirim pesan teks, dan mengirim file, itu sudah oke, dia biasanya sibuk bekerja, jadi tidak punya waktu untuk memainkan ponsel.
Ia tidak terlalu tertarik dengan ponsel merek buah tertentu dari Amerika Serikat, tetapi karena permintaan keras dari Jeremy Lin, ia akhirnya membelinya.
Tetapi ketika dia menggesek kartu, dan melihat harga mahal serta ekspresi wajah Jeremy Lin yang seolah-olah mengatakan "Seleraku bagus bukan", dia merasa kesal.
"Apakah perlu aku membantu Anda untuk mengganti kartunya?" Ujar penjual ponsel sambil tersenyum.
"Perlu, terima kasih." Marcella Jiang mengangguk.
Karena ini terletak di daerah perkotaan, selain itu ponsel domestik terbaru telah dirilis dan ada promo, jadi sekarang di toko ponsel sangat ramai, mereka semua sedang mencoba ponsel baru di konter toko.
Saat ini, seorang pria kurus berwajah jelek sedang berjalan-jalan di tengah kerumunan, dia berpura-pura sangat tertarik melihat ponsel baru di konter, namun sebenarnya matanya selalu tertuju pada saku dan tas orang-orang di sekitarnya.
Seorang wanita berambut keriting pada saat ini sedang memegang ponsel baru dan mencobanya dengan sangat berkonsentrasi, dia meletakkan tas di belakang punggungnya.
Mata pria kurus itu langsung bercahaya, dia segera berjalan ke sana, dan membuka tas wanita berambut keriting itu dengan hati-hati, dia memegang sudut dompet dan mengeluarkannya.
"Pencuri!"
Marcella Jiang mengerutkan kening dan berteriak dengan dingin saat melihat adegan ini.
Sebenarnya, tadi dia sudah memperhatikan pria kurus itu, ketika dia melihatnya melirik ke sana-sini dia sudah tahu bahwa dia bukan orang baik.
Setelah mendengar suara teriakan Marcella Jiang, semua orang di toko langsung menoleh dan melihat ke sana.
Wanita berambut keriting itu berbalik dan melihat, ekspresi wajahnya berubah dalam sekejap, dia menutupi tasnya dan berkata dengan panik: "Kembalikan dompetku!"
"Dompetmu? Siapa yang bisa membuktikan bahwa ini adalah dompetmu? Sialan, ini baru saja aku keluarkan dari sakuku, ini dompetku!"
Ketika pria kurus itu berbicara, dia mengeluarkan pisau lipat dengan panjang lebih dari sepuluh sentimeter dari sakunya dan membukanya, pisau lipat itu berkilauan dan tampak sangat tajam.
Wanita berambut keriting itu terkejut dan wajahnya langsung menjadi pucat, dia langsung terdiam.
Pelanggan di sekitar awalnya masih sangat marah, tetapi ketika mereka melihat adegan ini, mereka segera menundukkan kepala, dan berpura-pura tidak ada yang terjadi.
"Sebuah pisau lipat jelek sudah membuat kalian takut?!"
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiWahai Hati
JavAliusAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanLove at First Sight
Laura VanessaThe Winner Of Your Heart
ShintaBretta’s Diary
DanielleBaby, You are so cute
Callie WangEternal Love
Regina WangHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)