His Second Chance - Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
“Apa?!”
Leah berteriak, lalu berkata dengan sangat gusar, “Tidak mencapai dua puluh persen? Kamu menganggap ayahku sebagai apa? Kamu ini ingin membuatnya mati!”
“Kalau tidak bagaimana lagi, Nona Leah!”
Zack Li menatapnya dengan dingin, lalu berkata dengan ekspresi dingin, “Kalaupun tidak melakukan operasi ini, menurut Anda berapa lama lagi ayah Anda dapat bertahan hidup? Menurutmu apakah dia dapat bertahan melewati bulan ini?”
Leah yang awalnya naik pitam, seketika tidak tahu harus menjawab bagaimana, Jason juga berekspresi suram dan tidak berbicara. Iya, jika tidak mencobanya dengan menanggung resiko, masih ada cara apa lagi?
“Nona Leah, aku berani berjanji padamu, keterampilan Kepala Divisi Li dalam melakukan operasi, sudah termasuk yang terdepan di China, bahkan dibandingkan dengan dokter ahli di luar negeri, juga tidak berselisih seberapa banyak.”
Pada saat ini, Kepala Rumah Sakit yang selama ini tidak berbicara, bangkit berdiri dan memberikan jaminan kepada Leah. Sampai pada saat ini, juga hanya bisa membiarkan Zack Li untuk bertaruh, anggap saja dia berhutang satu kali kepada Zack Li.
Zack Li tidak menunjukkan sedikitpun kekhawatiran di wajahnya, karena sekarang bukanlah saat untuk khawatir. Zack Li mengumpulkan beberapa dokter dengan ekspresi teguh, lalu mereka membahas rencana operasi yang mendetail
.
Kali ini merupakan perang pertahanan yang sangat sulit, oleh karena itu harus melakukan persiapan dengan cermat.
“Di mana bangsal Smith?” Jeremy Lin mendekatkan kepalanya ke telinga Marcella Jiang, lalu dia bertanya dengan merendahkan suara.
“Apa yang kamu lakukan?!”
Melihat Jeremy Li berani menodai sang Dewi-nya, si hidung elang langsung naik pitam, dia memukul bahu Jeremy Lin dengan sekuat tenaga.
“Bocah, bersikaplah dengan hormat kepada Dokter Jiang kami!” Melihat para dokter dan kepala divisi sedang berkumpul di depan panggung, si bingkai kacamata hitam juga berdiri dan menatap marah kepada Jeremy Lin, nada bicaranya membawa makna mengancam.
“Tangan yang mana yang kamu gunakan untuk memukulku tadi?” tanya Jeremy Lin dengan wajah datar kepada si hidung elang.
“Kenapa, masih ingin dipukul olehku?” Si hidung elang menjulurkan tangan kanan, dia mengangkatnya dan hendak memukul Jeremy Lin lagi.
Siapa tahu, tidak menunggu tangan si hidung elang mendarat, Jeremy Lin menangkap pergelangan tangannya dengan secepat kilat, Jeremy Lin memutar dan menarik dengan kuat, lalu terdengar suara ‘krak’, lengan si hidung elang langsung dislokasi.
“Ah! Ah!”
Si hidung elang menjerit histeris karena sakit, wajahnya putih pucat, dan keringat bercucuran bagaikan turun hujan.
“Keparat, beraninya kamu memukul orang!”
Si bingkai kacamata hitam terkejut oleh gerakan Jeremy Lin, ekspresinya berubah, lalu dia berkata dengan ketakutan.
Jeremy Lin tidak lagi menghiraukan mereka, dia menarik tangan Marcella Jiang dan langsung berjalan keluar.
“Keparat, beraninya kamu menarik tangan sang Dewi!” Ekspresi si bingkai kacamata hitam berubah lagi.
“Jangan berteriak lagi, lenganku hampir rusak, cepat betulkan lenganku!” ujar si hidung elang dengan sangat kesakitan.
“Dari mana kamu mempelajari teknik itu, ayo ajarkan aku.” kata Marcella Jiang bersemangat, jika dia juga mempelajari teknik itu, maka ke depannya tidak ada lagi orang yang berani mengusiknya.
“Baik, panggil aku Kakak besar.” ujar Jeremy Lin tersenyum.
“Mati saja kamu!”
Di tengah perbincangan, mereka sudah tiba di ruang ICU tempat Smith berada, begitu mendekati pintu, perawat kecil langsung bertanya dari belakang meja perawat, “Hei, hei, dokter-dokter, apa yang ingin kalian lakukan? Dari divisi mana kalian?”
Smith ini memiliki identitas yang tidak sederhana, tentu saja harus mengatur orang untuk menjaganya secara khusus.
“Oh, Kepala Divisi Fei menyuruh kami untuk memeriksakan kondisi pasien, dia sedang seminar, tidak ada waktu untuk kemari.” kata Marcella Jiang dengan tanpa ekspresi, lalu dia menunjukkan kartu identitas pekerja dari divisinya.
Barulah perawat mengangguk, dan memberi isyarat kepada mereka untuk masuk.
Saat ini, Smith sedang dalam kondisi setengah tidak sadarkan diri. Jeremy Lin mengenakan sarung tangan steril, lalu membuka kelopak mata Smith dan memeriksakannya. Kemudian, Jeremy Lin membuka mulut Smith dan memeriksakan lidahnya. Jeremy Lin meraba lengan dan kaki Smith, lalu duduk dan melakukan palpasi padanya.
Sebenarnya mengenai gejala Smith, Jeremy Lin sudah mengetahuinya secara garis besar dengan melihat sekilas, namuun demi keamanan, lebih baik tetap melakukan palpasi saja.
Setelah beberapa menit, Jeremy Li sudah mendiagnosis penyakit Smith, lalu dia mengangguk kepada Marcella Jiang, mereka bersama-sama kembali ke Auditorium.
“Sialan, bocah itu kembali lagi.” Baru saja si bingkai kacamata hitam selesai membetulkan lengan si hidung elang dengan susah payah, dia menyadari Jeremy Lin dan Marcella Jiang berjalan kembali dengan berdampingan, si bingkai kacama hitam pun merasa takut.
“Takut apaan, nanti setelah seminar berakhir kita beri dia pelajaran.” ujar si hidung elang sambil memelototi Jeremy Lin dengan suram.
Pada saat ini, Zack Li mereka sudah menetapkan sebuah rencana secara garis besar terkait operasi Smith, asalkan disempurnakan lagi, pada dasarnya tidak akan ada masalah. Semua orang menghela napas panjang, berharap operasi ini dapat memperoleh hasil yang sukses.
“Terima kasih atas kerja keras dari kalian semua, begini saja, aku akan menyempurnakan detailnya nanti malam, pada jam dua sore di esok hari, operasi akan dilakukan dengan tepat waktu!” ujar Zack Li dengan lantang kepada para rekannya.
“Aku tidak setuju!”
Saat ini, terdengar sebuah suara yang nyaring di bagian belakang Auditorium.
Semua orang menolehkan kepala, terlihat seorang pemuda tampan melangkah dengan besar dan mapan menuju panggung.
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCinta Seorang CEO Arogan
MedellineMy Only One
Alice SongSi Menantu Buta
DeddyWaiting For Love
SnowHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)