His Second Chance - Bab 78 Sombong dan Merajalela

Mendekati siang hari, ujian pun berakhir, banyak orang yang terus berjalan keluar.

Hanya terlihat di samping Marcella Jiang ada seorang pria berumur sekitar 30 tahun, tangannya memegang setumpuk dokumen, sedang berbicara dengan Marcella Jiang seperti sedang membaik-baikkannya.

Jeremy Lin mengerutkan alis, melihat tampilan pria ini, sepertinya bukan peserta ujian, seharusnya dokter di rumah sakit ini.

"Nona Jiang, ke depannya kita mungkin menjadi rekan kerja satu departemen, apakah kamu hisa pergi makan bersama kami, aku sudah bertaruh dengan orang-orang di departemen kami.

Pria dokumen ini berusaha keras membujuk Marcella Jiang untuk makan bersama mereka.

"Maaf, suamiku sedang menunggu aku." Marcella Jiang menolak dengan dingin, merasa sedikit menjijikan.

"Kamu menelepon dia dan menyuruh dia pulang dulu saja." Pria dengan dokumen itu merasa sedikit sayang, wanita yang begitu cantik, ternyata sudah ada suami.

"Marcella Jiang, tidak apa-apa kan." Jeremy Lin maju beberapa langkah, dan berteriak ke Marcella Jiang, juga termasuk peringatan untuk pria dokumen itu.

"Tidak apa-apa." Marcella Jiang buru-buru berjalan ke arah Jeremy Lin.

"Dok... Dokter Jenius He?!"

Pria yang memegang dokumen ini awalnya mengira suami Marcella Jiang merupakan pria kaya yang gemuk, sama sekali tidak menyangka kalau orang itu ternyata adalah Jeremy Lin!

Dia langsung ketakutan, dan buru-buru membungkukkan tubuh dengan hormat ke Jeremy Lin.

Hari itu di saat dia sedang memeriksa Benny di Ruang Gawat Darurat, dia juga ada, dan yang terpenting adalah dia merupakan bawahan Zack Li, Zack Li saja sangat sopan dengan Jeremy Lin dia tentu harus lebih menghormatinya lagi.

Jeremy Lin mendengar dia memanggil dirinya dokter jenius, segera mengerutkan alis, tanpa bersuara mengatakan: "Pergi!"

Dia tidak ingin Marcella Jiang mengetahui masalah dia hari itu datang ke sini untuk menyembuhkan penyakit, sedangkan sekarang Marcella Jiang masih belum terlalu mengetahui tentang keterampilan medis dia, mengira dia hanya bisa menyembuhkan beberapa penyakit yang susah disembuhkan dan asal memecahkan beberapa obat-obatan.

Pria yang memegang dokumen itu termasuk pintar, mengangguk dan segera pergi.

"Tadi dia memanggil kamu apa?" Marcella Jiang mengerutkan alis dan berkata.

"Tidak ada apa-apa." Jeremy Lin tersenyum dan berkata, "Apakah nanti sore mau pergi makan bakpao?"

"Kamu pergi sendiri saja, aku masih harus kembali ke klinik."

Jeremy Lin setelah mengantar Marcella Jiang ke klinik, dia segera ke toko roti.

Baru saja ingin membantu ibu jualan, Martin Xie sudah menelepon Jeremy Lin, bertanya apakah dia ada waktu pada sore hari, paman dia yang sakit datang dari kampung halamannya, kebetulan menyuruh Jeremy Lin pergi melihatnya.

Jeremy Lin langsung menyetujuinya, kebetulan sore hari dia tidak sibuk.

"Baiklah kalau begitu, nanti sopir aku datang menjemput aku, setelah menjemput aku, langsung pergi menjemput kamu, kemudian kita pergi bersama ke rumahku." Martin Xie menyuruh Jeremy Lin menunggu di depan toko roti saja.

Saat ini di luar terdengar suara yang keras, hanya terlihat alat kukus yang terlempar dari sebuah gerobak.

Jeremy Lin melihat gerobak di luar yang dihancurkan, buru-buru keluar bersama ibunya.

Hanya melihat ada sekelompok petugas administrasi kota memakai baju biru lengan pendek yang datang, menghancurkan semua toko kecil di Snack streets, asalkan yang menggunakan gerobak di depan pintu, semuanya akan dihancurkan.

Gerobak di depan rumah Jeremy Lin langsung dihancurkan.

Jeremy Lin segera memanas dan kesal, dengan keras berkata: "Kalian mengapa berhak menghancurkan barang orang!"

"Mengapa, ya karena kalian berdagang di sembarangan tempat! Dihancurkan juga pantas!"

Beberapa pria berseragam ini biasanya sudah terbiasa memamerkan kekuasaan, maka sangat sombong.

"Omong kosong, kata siapa tidak boleh berdagang dengan gerobak depan pintu?"

Dagangan dia sudah berada di sini belasan tahun, dan sekarang beberapa orang ini bilang tidak boleh.

"Kata aku, kenapa!"

Salah satu pria dengan ganas berkata, dan langsung menendang meja di sana sampai terjatuh.

"Lucky, jangan bertengkar dengan beberapa pemimpin ini." Felia Qin melihat emosi Jeremy Lin, buru-buru menahannya, takut dia merugikan diri, dan langsung dengan baik berkata ke pria berseragam itu, "Ketua, sejak kapan dibilang tidak boleh berdagang?"

"Beberapa hari lalu sudah diberikan pengumuman, apakah kalian tidak menerimanya?"

"Memang sudah menerimanya, tapi bukannya asalkan di dalam tiga meter sudah boleh, aku ini juga tidak melewati tiga meter." Felia Qin dengan nada kasihan berkata, dia sudah melakukannya sesuai peraturan.

"Tidak melewati? Aku lihat ini bahkan sampai lima meter!"

Beberapa pria berseragam ini sangat sombong, dengan dingin berkata, "Berdasarkan peraturan kalian harus membayar denda, dua ribu RMB (sekitar empat juta rupiah), setelah membayar denda, kalian baru boleh terus berdagang."

"Aduh, sepertinya datang mencari uang." Jeremy Lin tertawa dingin, akhirnya mengetahui tujuan sekelompok orang ini, "Pemimpin kalian di mana, percaya tidak kalau aku akan komplain ke pemimpin kalian!"

"Siapa yang mau komplain?!"

Saat ini ada seorang pria dengan perut besarnya berjalan keluar seperti preman dari toko di samping, melirik Jeremy Lin, dan dengan sombong berkata "Aku adalah pemimpinnya, komplain saja."

Dia merupakan salah satu ketua di kantor administrasi kota, adik ipar dari Ketua Biro, biasanya di daerah sini selalu berjalan seperti preman, mendengar ada yang berani komplain, dia merasa sedikit lucu, bahkan merasa sedikit bodoh.

Satu perkataan dia, sudah bisa membuat toko manapun di jalan ini tutup.

"Kamu merupakan pemimpinnya? Jadi kamu memimpin bawahan kamu untuk melakukan hal buruk seperti ini?" Jeremy Lin dengan dingin berkata.

"Bocah, aku ini melakukan hal sesuai hukum."

Pria gemuk itu tertawa dingin dan bertanya ke beberapa bawahannya, "Mereka tadi harus didenda berapa?"

"Baik, sesuai dengan hukum, denda berkali lipat, empat ribu RMB (sekitar delapan juta rupiah)! Kalau hari ini tidak mengeluarkan empat ribu RMB (sekitar delapan juta rupiah), toko roti kalian bahkan tidak boleh dibuka lagi!" Pria gemuk ini dengan sombong berkata ke Jeremy Lin.

Bocah, berani melawan dia, memang sudah bosan hidup.

"Baik sesuai hukum, kalau begitu kita tunggu saja, nanti saat Sekretaris Xie datang, biarkan dia yang menilai, apakah kalian ini sesuai dengan hukum!" Jeremy Lin berkata dengan menahan amarah.

"Siapa? Sekretaris Xie? Sekretaris Xie yang mana?" Pria gemuk ini mengerutkan alis, mengira Jeremy Lin ada saudara yang memiliki jabatan.

"Secretary of Municipal Party Committee, Martin Xie, Sekretaris Xie!" Jeremy Lin dengan dingin berkata.

Dia baru saja selesai bicara, semua orang tertawa terbahak-bahak.

"Apakah otak kamu kemasukan air, Sekretaris Xie bisa datang ke tempat seperti ini?!"

Pria gemuk itu tertawa sampai perutnya sakit, dia sudah mengatur daerah ini begitu lama, masih tidak pernah mendengar kalau Sekretaris Xie bisa datang ke tempat kotor seperti ini.

"Mengapa aku tidak bisa datang ke tempat seperti ini?!"

Saat ini dari belakang terdengar suara yang dingin.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu