His Second Chance - Bab 105 Jangan Gegabah
Jeremy Lin sama sekali tidak berbohong, pagi ini pasien memang datang membuat janji konsultasi.
“Pasien apa? Suruh dia besok datang lagi!”
Justin Lei dengan sinis berkata, terlihat sangat tidak senang.
“Maaf, jadi orang harus jujur, karena sudah membuat janji, kamu tidak bisa mengubahnya sesuka hati.” kata Jeremy Lin berdiri di depan meja dan memilah beberapa bahan obat yang baru dikeringkan, tanpa mengangkat kepalanya.
“Apakah kamu tahu kakekku siapa?!”
Justin Lei sedikit kesal dengan sikap acuh Jeremy Lin dan memakinya.
“Tidak peduli siapa kakekmu, selama itu adalah orang tetap saja sama, aku selalu memperlakukan pasien dengan sama, lagipula, tetap harus melayani siapa yang duluan datang kan?” kata Jeremy Lin dengan tenang.
“Kamu!”
Justin Lei sungguh dibuat marah oleh Jeremy Lin, dari kecil sampai besar, orang-orang di sekitarnya selalu memanjakannya dan mengikuti semua kemauannya, kapan saja dia mengalami stress seperti ini, dia akan menyingsingkan lengan baju, dan menggerakkan tangannya ingin memukulnya.
“Justin, Justin, jangan gegabah.”
Simon Deng yang melihat situasi ini langsung menghampiri Justin Lei, lalu menjelaskan, “Karena adik Lucky masih ada pasien, kalau begitu kita nanti kembali lagi, nanti baru datang lagi.”
“Cih, dia tidak mengobati, aku tidak butuh dia untuk mengobatiku, Paman Simon, kita pergi!”
Justin Lei menggertakkan gigi, setelah selesai berbicara, berbalik dan pergi.
Awalnya dia tidak percaya dengan keterampilan medis Jeremy Lin, jika bukan karena Yovan Wei yang merekomendasikannya dan takut mempermalukan Paman Yovan, dia tidak akan mau datang.
“Justin!”
Simon Deng meneriaki Justin Lei, Justin Lei tidak berbalik, langsung masuk ke mobil.
“Adik Jeremy, kamu jangan menyalahi dia, anak orang kaya, terlalu dimanjakan.” kata Simon Deng sambil terkekeh, “Penyakit Tuan Lei...”
“Kakak Deng, kalau kamu ingin aku membantu, aku sama sekali tidak akan menolak, tapi kalau ada seseorang langsung masuk dan berteriak kepadaku, memarahiku, maafkan aku, aku tidak akan melayaninya.”
Ekspresi wajah Jeremy Lin sangat serius, berkata dengan sinis.
“Benar, benar, apa yang dikatakan Adik Jeremy benar, sikapnya dia tadi sungguh keterlaluan, tapi...”
“Kak Simon, maaf tidak aku antar keluar.”
Simon Deng belum selesai berbicara, Jeremy Lin langsung memotong ucapannya.
Simon Deng melihat Jeremy Lin sudah sangat marah, tidak berani berbicara lagi, meminta maaf, “Maafkan aku, Saudara Lucky, sudah menganggumu.”
Setelah selesai berbicara, dia berbalik pergi meninggalkan rumah sakit.
Setelah kembali ke pusat pengobatan, Yovan Wei melihat mereka berdua telah kembali, bertanya-tanya, “Lucky mana? Kenapa Lucky tidak bersama kalian?”
“Paman Yovan, ke depannya orang seperti dia, jangan merekomendasikannya kepadaku lagi.”
Justin Lei berkata dengan wajah cemberut, jelas terlihat sangat tidak senang, lalu masuk ke dalam ruangan kakek.
“Tuan Simon, apa yang terjadi?” tanya Yovan Wei kepada Simon Deng.
“Ah, apa yang bisa terjadi, tuan besar Justin Lei sangat sombong, menyinggung Lucky He.” kata Simon Deng sambil menghela napas.
“Justin ini!” Yovan Wei sedikit amarah, langsung mengeluarkan telepon, berkata, “Aku akan menelepon Lucky...”
“Tunggu, tunggu.”
Simon Deng segera menghentikannya, lalu berbisik, “Menurutku, kamu tidak perlu meneleponnya, aku melihat Lucky He kali ini sangat marah, apakah kamu tidak melihat sikap Justin saat masuk ruangan tadi, kalo aku, aku juga tidak akan mau mengobatinya.”
“Tapi, Tuan Lei...”
“Kamu begitu cemas juga tidak ada gunanya, jika ingin mengikat bel maka harus ada orang yang memegang bel itu, jika Justin ingin Lucky memberi bantuan, dia harus pergi ke sana memohon kepadanya secara pribadi, jika tidak tidak akan ada gunanya.”
Dia juga sudah lama mengenal Jeremy Lin, sudah berkali-kali bertemu dengannya, belum pernah melihat Jeremy Lin begitu marah.
Jadi dia memutuskan tidak akan membuat masalah ini lebih sulit lagi, barusan dia membuat dirinya terlihat tidak baik di depan Jeremy Lin, jadi itu tidak baik dengannya.
Saat kondisi Tuan Lei sudah stabil, Yovan Wei dan Simon Deng berpamitan dulu.
Karena mengkhawatirkan kakek, malam hari Justin Lei tidur bersama kakek, menemani kakek, tapi keesokkan harinya saat terbangun, Tuan Lei belum bangun, Justin Lei memanggilnya tidak ada respon, mukanya memerah, ekspresinya seperti kesakitan, dan jatuh koma.
Kali ini Justin Lei dibuat ketakutan, dan dia langsung menelepon rumah sakit, tidak sampai 10 menit, Kepala Rumah Sakit datang bersama dua orang dokter, tapi keterampilan medis mereka terbatas, dan tidak ada yang bisa dilakukan.
Justin Lei langsung menelepon Tuan Song, memberitahu kondisinya sekarang.
Tuan Song sangat terkejut, dengan tergesa-gesa berkata, “Bagaimana ini bisa terjadi, Kemarin setelah Jeremy selesai praktek, dia tidak mengobati kakekmu?”
Meskipun dia tidak tahu Jeremy Lin bisa atau tidak mengobati penyakit Tuan Lei, tapi dengan keterampilan Jeremy Lin, bahkan jika dia tidak bisa disembuhkan, Tuan Lei tidak akan jatuh koma.
“Aku... aku sama sekali tidak mengundang dia datang.”
Justin Lei berkata dengan perasaan bersalah ketika ditanya.
“Sembarangan! Bukankah aku sudah perintahkan kamu harus mengundangnya? Kenapa kamu tidak pergi?!” kata Tuan Song sangat marah.
“Aku sudah pergi, sudah pergi, tapi dia sangat sibuk, tidak ada waktu.” jawab Justin Lei dengan terburu-buru, “Kakek Song, kakekku sekarang sedang dalam konsidi kritis, apakah kamu tidak bisa segera datang?”
Selama ini, Justin Lei menggantungkan semua harapanya pada Tuan Song.
Novel Terkait
His Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)