His Second Chance - Bab 15 Ini Mudah
“Anak muda, jangan banyak bicara lagi.” Yovan Wei sedikit mengernyit, jelas sangat tidak puas.
"Nah, sekarang kakak iparku telah berbicara, maka biarkan Dokter He melihat. Ini pasti menjadi kesempatan belajar yang berharga baginya".
Melihat kakak iparnya kesal, Matthew Zheng tidak memaksakannya lagi, jadi dia buru-buru meredakan suasana.
Jeremy Lin menggelengkan kepalanya dan tersenyum pahit, Dia hanya mendengar tentang kebajikan Jishitang yang luar biasa, tapi belum pernah mendengar tentang orang Jishitang yang memandang orang rendah, dan hari ini dia telah menemukannya.
Setelah semua orang menunggu beberapa saat, Frans Zheng keluar dari kamar, dia mengenakan baju zaman Tang berawarna putih, berjalan dengan mantap, penuh energi, dan dia tidak terlihat sakit sama sekali.
"Yovan, kamu di sini juga, duduk, duduk".
Sikap Frans Zheng sangat santai, tetapi jenis memberi perintah memang terlihat sangat alami dan sudah terbiasa.
"Siapakah cucu Tuan Song dari Jishitang?"
Setelah semua orang duduk, Frans Zheng melirik Jeremy Lin dan William Song dan sambil terus memainkan dua buah walnut hitam dan merah di tangannya.
"Halo Tuan Zheng, aku William Song dari Jishitang. Kakek ku menyuruhku untuk menemui Anda karena penyakitmu. Dia memberitahuku sebelum pergi. Meskipun Anda membayar puluhan juta untuk perawatan medis, kami akan memberi Anda diskon 20%. "
William Song tertawa dan berkata, ekspresinya cukup bangga, 2 juta RMB (sekitar 4 miliar rupiah) dilepaskan oleh Jishitang begitu saja.
"Oke, ternyata pahlawan itu lahir di usia muda. Karena Tuan Song bersedia mengizinkanmu datang, pasti ada sesuatu yang luar biasa. Jangan khawatir, selama kamu membantuku menyembuhkan penyakitku, kamu tidak akan kekurangan uang".
Frans Zheng berkata dengan lantang, uang kecil ini tidak layak untuk disebutkan kepadanya.
"Ayah, aku juga menyewa dokter untukmu. Dia jenius dan juga sangat terampil." Yovan Wei buru-buru merekomendasikan kepada ayah mertuanya.
“Baiklah, dunia sekarang ini milik kaum muda, maka kali ini aku akan merepotkan kedua teman ini.” Frans Zheng tertawa, lalu memerintahkan pengurus rumah untuk menyajikan teh.
“Tuan Zheng, apakah kamu sekarang kamu tidak mau dilihat sakitnya?” William Song tidak bisa tidak bertanya-tanya ketika melihat Frans Zheng seperti tidak ingin diperiksa.
“Hehe, jika lihat sekarang, aku khawatir kamu tidak dapat melihat apa-apa.” Frans Zheng tersenyum tak berdaya. “Aku pernah ke dokter sebelumnya. Setelah pemeriksaan, semua karakteristiknya normal. Tidak ada masalah yang dapat didiagnosis. Hanya ketika aku sakit kepala, maka baru bisa dilihat penyakitnya".
“Ohh, begitu aneh?” William Song agak bingung, lalu berjalan ke samping Frans Zheng dan bertanya apakah dia bisa memeriksa denyut nadinya.
Frans Zheng tidak menolak. Dia menunjukkan pergelangan tangannya dan meminta William Song untuk melihatnya. Raut wajah William Song berubah, karena dia merasa tidak ada masalah dengan denyut nadi, dan denyut nadi menunjukkan bahwa Tuan Zheng sangat sehat.
“Saudara Song tidak perlu khawatir, tunggu satu jam lagi, penyakit Tuan Zheng akan muncul.” Jeremy Lin melirik arloji di dinding dan berkata.
“Oh? Sobat kecil, bagaimana kamu tahu bahwa aku akan sakit dalam satu jam lagi?” Frans Zheng tampak sedikit terkejut.
“Kepala Wei yang memberitahuku bahwa Anda menderita migrain, dan satu jam lagi menjelang siang. Suhu menjadi naik, sehingga panas tersebut naik, menyebabkan darah yang masuk, mudah menyebabkan migrain.” Jeremy Lin menjelaskan sambil tersenyum, matanya melihat secara tidak sengaja kepada sepasang Walnut yang berada di tangan Frans Zheng.
Frans Zheng tersenyum dan mengangguk dengan Jeremy Lin, menyatakan pujiannya, William Song mendengus dingin, sedikit tidak senang.
Seperti yang dikatakan Jeremy Lin, menjelang tengah hari, wajah Frans Zheng tiba-tiba berubah, dan ekspresinya tiba-tiba menjadi sangat menyakitkan, Dia memegang kepalanya dengan tangannya, dan butiran keringat besar di wajahnya jatuh dengan keras.
“Tuan Zheng, tunggu, aku akan menusuk jarumnya.” William Song mengulurkan tangannya untuk menguji denyut nadi Frans Zheng, lalu mengeluarkan tas jarum dari kotak medis dan mengeluarkan beberapa jarum perak, dan akan menusuk ke bagian siku Frans Zheng di titik Qinglengyuan dan Tianjing, dan kemudian beberapa jarum ditusuk di beberapa titik di kepala dan bahu.
“Teknik Jarum Suoshen?” Jeremy Lin sedikit terkejut, tidak heran William Song ini begitu sombong, ternyata dia sangat berbakat.
Mendengar Jeremy Lin mengatakan teknik jarumnya, William Song juga sedikit terkejut, ekspresinya dengan arogan berkata, "Ya benar, ternyata kamu punya sedikit pengetahuan".
Setelah teknik akupunktur William Song selesai, ekspresi menyakitkan di wajah Frans Zheng jelas mereda.
"Haha, Jishitang benar-benar pantas mendapatkan reputasinya!"
Matthew Zheng tidak bisa menahan napas lega saat rasa sakit di wajah ayahnya memudar.
“Ini tidaklah sulit.” William Song tersenyum dengan tenang.
Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, Frans Zheng yang memiliki ekspresi tenang tiba-tiba menggelengkan tubuhnya, dia memeluk kepalanya dengan tangannya lagi, dan mengeluarkan geraman menyakitkan, yang lebih buruk dari sebelumnya.
Orang-orang di ruangan itu berubah dalam sekejap, dan William Song mau tidak mau bergumam pada dirinya sendiri, "Mustahil!"
Kemudian dia bergegas ke depan untuk menguji denyut nadi Frans Zheng, wajahnya langsung pucat, denyut nadinya melonjak naik turun, itu sangat aneh.
“Saudara Song, apa yang kamu lakukan, kenapa kamu linglung, pikirkan solusinya.” Matthew Zheng berkata dengan cemas.
William Song panik saat ini, dan tidak tahu harus berbuat apa.
Melihat situasinya kritis, Jeremy Lin berlari, dengan cepat melepaskan jarum perak dari Frans Zheng, lalu mengambil enam jarum perak dan menusuk enam titik akupunktur di leher dan bahunya.
"Tek... Teknik Jarum Wenming?"
William Song tanpa terkejut berkata.
“Ya benar, ternyata kamu punya sedikit pengetahuan.” Jeremy Lin dengan tenang melemparkan kembali kata-kata William Song padanya.
Novel Terkait
Nikah Tanpa Cinta
Laura WangBaby, You are so cute
Callie WangVillain's Giving Up
Axe AshciellyAsisten Bos Cantik
Boris DreyHanya Kamu Hidupku
RenataMy Lifetime
DevinaThe Gravity between Us
Vella PinkyHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)