His Second Chance - Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)
Pada saat jam tidur, ternyata Leticia Li benar-benar melemparkan selimut Lionel Jiang keluar, lalu dia membanting pintu dan menguncinya.
“Lucky, coba lihat, demi kamu aku berakhir seperti ini.” Ucap Lionel Jiang dengan wajah penuh sedih sambil membawa selimutnya.
“Aku tahu, ayah, aku telah membawakan masalah kepadamu, kedepannya, aku harus bersikap baik kepadamu.” Jeremy Lin terkekeh untuk sesaat, lalu dia pun menutup pintu kamarnya dan menguncinya.
“Hati orang memang licik, hati orang memang licik!” Lionel Jiang menggelengkan kepalanya dan menghela napasnya.
“Aku seharusnya mengusirmu keluar dan tidur di sofa bersama ayah!” Ujar Marcella Jiang dengan kesal sambil duduk di depan meja rias dan menggunakan kosmetiknya.
“Aduh, kak Marcella, aku tahu kalau kamu mencintaiku.”
Jeremy Lin bergegas menghampirinya, dan memijat bahunya dengan lembut.
“Wah, kak Marcella, yang kamu gunakan ini adalah krim kecantikan kulit salju.” Jeremy Lin merasa sedikit terkejut begitu melihat botol kecil di atas meja itu.
“Hari ini aku telah mencobanya, khasiatnya tidaklah buruk, oleh sebab itu aku membawanya pulang, nanti kamu bantu aku untuk menyampaikan kepada Monica kalau aku masih menginginkan beberapa botol lagi.” Ujar Marcella Jiang dengan datar, “Namun aku tidak akan membayarnya.”
“Seperti apa yang kamu katakan, itu adalah barang kita sendiri, untuk apa membayarnya?”
“Apakah menurutmu produk kosmetik ini bisa laku keras?” Ucap Marcella Jiang merasa sedikit cemas, apalagi ketidakpastiannya terlalu tinggi.
“Tenang saja, pasti bisa, setelah mendapatkan keuntungan, aku akan membelikan sebuah villa kepadamu dan ayah ibu,” Ucap Jeremy Lin tertawa terkekeh.
Setelah memijat bahu Marcella Jiang, Jeremy Lin pun pergi ke lemari untuk mengambil selimutnya seperti biasanya, dia bersiap-siap untuk tidur di lantai, namun ternyata selimutnya sudah tidak ada.
“Oh iya, sepertinya aku menyuruh ibu untuk mencucinya, tapi hari ini dia tidak berangkat kerja.” Marcella Jiang tiba-tiba teringat kalau Leticia Li pernah berkata kepadanya bahwa dia ingin membantu mereka untuk mencuci selimut.
“Kalau begitu, aku tidur di mana? Bagaimana kalau aku keluar dan tidur di sofa saja bersama ayah.”
Apalagi mereka adalah saudara seperjuangan, sebenarnya dia merasa sedikit bersalah dengan membiarkan ayah mertuanya tidur sendiri di sofa.
“Bagaimana kamu tidur di sofa yang begitu kecil itu? Malam ini kamu tidur di ranjang saja.” Ujar Marcella Jiang berpura-pura tidak sadar mengatakannya, namun jantungnya berdebar kencang.
“Boleh juga, tidak apa-apa jika kamu tidak keberatan.” Jeremy Lin mengangguk-anggukkan kepalanya, yang pasti, sebelumnya mereka berdua juga pernah tidur di satu ranjang yang sama.
Namun di rumah, ini adalah pertama kalinya mereka tidur bersama di ranjang Marcella Jiang.
Begitu Jeremy Lin berbaring, dia masih merasa sedikit tidak terbiasa, dia merasa kasur ini sedikit empuk, kemungkinan karena dia sudah terbiasa tidur di lantai.
Setelah berbaring, dengan hati-hati Marcella Jiang menjaga jaraknya dengan Jeremy Lin, namun dia masih dapat merasakan hangat tubuh Jeremy Lin dengan jelas.
Kehangatan dan aura kuat dari seorang pria seperti itu membuat jantung Marcella Jiang berdebar dengan hebat, dia merasa amat tegang, dia memiliki ekspektasi, namun juga merasa takut, dia cemas kalau Jeremy Lin akan bersikap seenaknya.
Apalagi dia masih belum mempersiapkan dirinya.
Selain itu, dia pernah mendengar dari kerabat wanitanya yang memiliki pengalaman melakukan hubungan badan, kali pertama dari seorang wanita akan sangat menyakitkan.
Kala itu, Marcella Jiang merasa sangat terkejut ketika mendengarnya, kerabat wanitanya pun merasa penasaran dan bertanya kepadanya, “Kenapa? Dokter Jiang, kamu telah menikah selama bertahun-tahun lamanya, apakah ternyata kamu tidak pernah sekamar dengan dokter He?”
Marcella Jiang langsung mengganti ekspresi wajahnya dengan ekspresi yang dingin dan berkata “Kami bahkan sudah bersiap-siap untuk mempunyai anak, menurutmu?”
Itu pun menghilangkan rasa penasaran dari beberapa kerabat wanitanya.
Terpikirkan akan hal tersebut, wajahnya langsung memanas, tenggat waktu yang diberikan oleh ibunya sudah semakin dekat, jika dia masih juga belum memiliki anak, apakah ibunya benar-benar akan memaksa mereka untuk bercerai?
Memikirkan hal ini, dia pun menggertakkan giginya, dia sudah memutuskan untuk menerimanya dengan hati yang lapang.
Namun dia tidak tahu apakah dia harus berinisiatif ataukah harus sedikit melawan ketika Jeremy Lin melakukan gerakan, atau setengah ingin dan setengah melawan? Dia adalah seorang wanita, sudah seharusnya dia bersikap acuh tidak acuh.
Saat pikirannya sedang melayang jauh, sudah samar-samar terdengar suara dengkuran dari Jeremy Lin yang berada di sebelah.
Dada Marcella Jiang pun terasa sedikit sakit saking kesalnya, apakah sekarang dirinya tidak memiliki karisma lagi? Bedebah ini, apakah dia sudah bosan dengannya?!
Marcella Jiang membalikkan tubuhnya, dia meletakkan kakinya yang putih di atas pinggang Jeremy Lin, dia sangat ingin menendangnya keluar, namun setelah merasa ragu-ragu untuk beberapa saat, pada akhirnya dia pun menarik kembali kakinya, dan hanya sesekali mencubit punggung telapak tangannya.
Tiga hari kemudian, krim kecantikan kulit salju pun mulai dipasarkan, di dalam periode selama satu minggu, penjualannya sangat menyedihkan, walaupun sudah melakukan promosi besar-besaran, namun penjualan di berbagai mall masih sangat memprihatinkan, bahkan produk yang terjual tidak mencapai setengah dari total stok.
Setelah itu, satu per satu pusat perbelanjaan besar melakukan retur barang kepada Perusahaan Skin Care Lucmo, Monica Xue menerimanya dan sama sekali tidak merasa panik, walaupn penjualan ini tidak begitu bagus, namun juga masih dapat dilakukan.
Seminggu kemudian, keadaan berubah drastis, semakin banyak wanita-wanita yang pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli krim kecantikan kulit salju dari Perusahaan Skin Care Lucmo internasional, hanya saja, berbagai pusat perbelanjaan sudah tidak memiliki stok, melihat permintaan pasar yang semakin kuat, berbagai pusat perbelanjaan tersebut pun kembali mencari Monica Xue dan meminta stok.
Kali ini, Monica Xue berhasil menekan margin keuntungan mereka hingga sepuluh poin, selain itu, dengan persediaan stok yang terbatas dan permintaan yang banyak, mereka pun hanya dapat menyetujuinya dengan mengangguk-anggukkan kepala saja.
Dengan promosi dari mulut ke mulut, krim kecantikan kulit salju dari Perusahaan Skin Care Lucmo di kota Qinghai pun mulai terkenal di dalam jangka waktu yang tidak sampai dengan satu bulan, dan telah menelan pangsa pasar industri kosmetik dengan sangat cepat.
Hampir setiap hari Monica Xue menelepon Jeremy Lin untuk melaporkan situasi perusahaan, nada bicaranya terdengar sangat bersemangat.
Marcella Jiang yang berada di sisinya pun merasa sangat jengkel, namun dia sama sekali tidak pernah mengatakan apapun, dia sadar kalau ini adalah bisnis Jeremy Lin, seharusnya dia mendukungnya.
Setelah hari tahun baru terlewati, udara pun menjadi tidak begitu dingin lagi.
Malam harinya, Leticia Li sengaja membuat pangsit, namun siapa sangka, belum sempat Jeremy Lin memakannya, Monica Xue pun sudah menghubunginya melalui telepon.
“Apakah kamu masih ingat dengan permasalahan membuat iklan yang aku katakan beberapa waktu lalu? Aktris wanita itu selalu tidak memiliki jadwal, oleh sebab itu selalu ditunda-tunda, malam ini dia sudah punya jadwal, jika kamu ada waktu, kamu bisa ke sini untuk membantu.” Ujar Monica Xue.
Iklan tersebut sedikit penting, karena akan ditayangkan di stasiun televisi, bandara, pusat perbelanjaan dan tempat-tempat lainnya, kualitas dari iklan tersebut yang akan secara langsung menentukan popularitas dan penjualan produk.
Sehingga Monica Xue pun ingin membahasnya dengan Jeremy Lin.
“Baik, kalau begitu, nanti aku akan ke sana.” Ujar Jeremy Lin secara tergesa-gesa.
“Aku sekarang berada di perusahaan, aku perlu pulang ke rumah untuk mengambil dokumen, kamu pergi ke rumahku dan tunggu aku di lantai bawah saja.” Sambil berbicara, Monica Xue memberikan alamatnya kepada Jeremy Lin.
Jeremy Lin pun bergegas memakan beberapa buah pangsit, lalu dia bangkit berdiri dan pergi mengganti bajunya.
“Aku antar kamu saja.” Marcella Jiang juga bangkit berdiri dan bergegas mengganti bajunya.
Hati Jeremy Lin pun langsung terkaku, pasti akan gawat jika Marcella Jiang tahu kalau dia ingin pergi ke rumah Monica Xue, dia bergegas mengatakan “Tidak perlu, tidak perlu, aku bisa pergi sendiri dengan naik taksi.”
“Udara begitu dingin, tidak baik jika kamu naik taksi, lebih baik aku mengantarmu saja.” Ucap Marcella Jiang bersikeras.
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
Kelly1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaIstri kontrakku
RasudinThe Sixth Sense
AlexanderMy Cute Wife
DessyCintaku Pada Presdir
NingsiTakdir Raja Perang
Brama aditioHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)