His Second Chance - Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
Kerumuan orang-orang ini dikejutkan oleh keributan, Handi Li ini sungguh sangat kaya raya dan berkuasa, harga kedua batu ini jika dijumlahkan lebih dari 100 juta RMB (sekitar 200 miliar rupiah), meskipun banyak orang kaya di sini, tapi kekayaan mereka berbeda, yang dapat mengeluarkan satu atau dua miliar sekaligus, berarti memiliki kekuasaan yang tidak biasa.
“Aku...”
Andrian Shen tidak sabar untuk menawar, tapi dia belum selesai berbicara, Jeremy Lin menahannya.
Andrian Shen seketika merasa cemas, dan bertanya kepada Jeremy Lin: “Lucky He, apa yang kamu lakukan, untuk batu alam tadi kamu menahanku ya sudahlah, tapi harga batu kali ini kelihatannya bisa meroket, jika kesempatan ini terlewatkan, maka aku kembali dengan tangan kosong!”
Eddy Zhou baru saja mengingatkannya, jika ini adalah batu terakhir di pelelangan malam ini, kelewatan maka tidak ada lagi.
“Harga batu ini tidak akan meroket, tetapi juga akan jatuh sangat parah, selain sedikit warna hijau di atasnya, tapi bagian bawah hampir seluruhnya adalah batu.” kata Jeremy Lin menjelaskan.
“Ini, bagaimana mungkin, bukankah kamu tidak mengerti soal batu alam?” Andrian Shen mengerutkan kening, saat makan tadi, Jeremy Lin tidak mengatakan apapun.
“Karena aku saudaramu, maka percayalah kepadaku.” Jeremy Lin mengucapkan kata yang kejam, lalu melepaskan tangan Andrian Shen.
“Lucky He, kamu sudah keterlaluan, dia sangat ingin membelinya maka biarkanlah, untuk apa kamu ikut campur!” kata Marcella Jiang dengan kesal, dia merasa bahwa batu ini pasti akan meroket harganya, jadi dia tidak ingin batu ini jatuh kepada Handi Li.
Jeremy Lin tidak berkata apa-apa lagi, kata-katanya barusan sudah keterlaluan, dan sekarang pilihan hanya ada di tangan Andrian Shen sendiri.
“Andrian Shen, Lucky He hanya berbaik hati, tetapi kamu memiliki penelitian sendiri tentang hal ini, pikirkanlah baik-baik sebelum mengambil keputusan.” pada saat ini, Eddy Zhou bergegas menasehatinya, tapi nadanya masih mengisyaratkan untuk Andrian Shen tetap menawarnya.
“65 juta RMB (sekitar 130 miliar rupiah)!”
Saat ini, beberapa pengusaha perhiasan kaya raja mulai menawar.
“70 juta RMB (sekitar 140 miliar rupiah)!” Handi Li mengedipkan matanya, seolah-olah uang hanyalah angka baginya.
“75 juta RMB (sekitar 150 miliar rupiah)!”
“90 juta RMB (sekitar 180 miliar rupiah)!” Handi Li dengan kejam, langsung menambahkan 15 juta RMB.
Para pengusaha perhiasan itu langsung terdiam, ekspresinya tidak menerima semuanya,dan jika menawarnya lagi, maka harganya menjadi 100 juta RMB (sekitar 200 miliar rupiah), melihat Handi Li yang seperti itu, pasti akan terus menambahkan harga.
“Apakah masih ada yang ingin menawar? Masih ada yang lebih tinggi dari 90 juta RMB? Sepuluh, sembilan, delapan...”
Mendengar juru lelang menghitung mundur, Andrian Shen berkeringat dingin, ayahnya telah mengatakan, jika dia merasa bisa menguntungkan, selama menawar masih di sekitar 200 juta RMB, jadi dia sepenuhnya mampu melawan Handi Li.
“Baik, aku akan mendengarkan kamu...” kata Andrian sempat ragu sebentar, tapi akhirnya tetap memilih percaya kepada Jeremy Lin.
Akhirnya, batu itu jatuh ke tangan Handi Li, dia tertawa bahagia, menoleh san berkata kepada Andrian Shen, “Tuan Muda Shen, kenapa kamu tidak berdebat menawarnya denganku? Apakah kamu takut dengan harganya? Apakah cuma segini kekuatan Toko Phoenix Blessing yang terkenal di seluruh dunia ini?”
Andrian Shen marah dan ingin memakinya, tapi Jeremy Lin langsung berkata sinis: “Ini tidak ada hubungannya dengan kekuatan, kamu menghabiskan uang hampir 100 juta RMB (sekitar 200 miliar rupiah) hanya untuk batu senilai sekitar 10 juta RMB, kenapa kita harus ikutan?”
“Diam kamu...” Handi Li memakinya dengan kesal, namun memikirkan statusnya, langsung mengendalikan amarahnya, “Aku tahu tentang kamu, kamu hanyalah orang yang tidak berguna, dan juga hanya bisa menggunakan mulutmu untuk mengutukku.”
Marcella Jiang dengan tatapan dingin melihat Jeremy Lin, penuh dengan rasa jijik, dan menghapus semua perasaan baik terhadapnya, awalnya dia benar-benar berniat mengandalkan mulutnya untuk mendapatkan barang yang telah hilang, tapi siapa tahu, dirinya sekarang sudah menjadi bahan lelucon orang-orang.
Banyak orang di kerumuan menertawakan Jeremy Lin.
“Pelelangan kali ini tidak disarankan untuk orang awam.”
“Lihat dia berpakaian seperti itu, sepertinya orang udik.”
“Tidak ada gunanya, anak muda zaman sekarang sangat bermuka tebal.”
Berhadapan dengan ejekan orang-orang, Jeremy Lin menjadi lebih tenang, tapi ekspresi Marcella Jiang sedikit canggung, dan merasa malu di hadapan banyak orang, terutama di depan Handi Li.
“Anak muda, ternyata kamu begitu hebat, kenapa kamu tidak memilih salah satu batu untuk ditunjukkan kepada kami, untuk melihat apakah kamu bisa mendapatkan batu kristal bening untuk membuktikannya kepada kami!”
Seseorang di antara kerumuan sudah mulai menggunakan Jeremy Lin untuk bersenang-senang.
“Baiklah.” kata Jeremy Lin dengan tersenyum, kemudian menyetujuinya, “Karena untuk membuktikan kepada kalian, batu kristal bening agak sedikit sulit, langsung saja mendapatkan kaca batu giok!”
Setelah selesai berbicara, seluruh aula mulai menertawakannya, tidak menduga, jika hari ini akan bertemu dengan orang bodoh seperti ini.
Semua orang dengan tatapan meremehkan melihat Jeremy Lin, dan mendesak dia untuk cepat memilih salah satu batu giok untuk diperlihatkan kepada mereka.
“Lucky He, kamu ini sedang melakukan apa!” Eddy Zhou mulai cemas, sambil berteriak ke Jeremy Lin, dia telah melihat semua batu di pelelangan kali ini, batu yang paling bagus hanya dua batu tadi dan sudah dilelangkan.
Batu yang tersisa, meskipun tidak besar, tapi kulitasnya lumayan, tapi ingin mendapatkan sebuah batu giok, tidak akan mungkin.
“Aku telah mengatakannya, bertarung batu, yang paling utama adalah kata bertaruh, ayo, kita pergi lihat-lihat, mungkin saja kita benar mendapatkannya.” kata Jeremy Lin dengan santai dan tersenyum, dan berjalan menuju tumpukan batu alam itu.
Semua orang mengikutinya dengan senyuman, tetapi Marcella Jiang berdiri diam di tempat, wajahnya membiru, dan merasa sangat marah sampai bergemetar, apakah dia sedang bertarung dengannya? Sangat membuatnya malu! Seumur hidupnya dia tidak pernah semalu ini, suaminya sendiri diremehkan orang, dan dia masih bisa merasa senang!
“Ayo, Marcella Jiang, kenapa bengong saja, dan lihat bagaimana suamimu mendapatkan batu giok dari tumpukan sampah ini.” pada saat seperti ini, Handi Li menghampiri Marcella Jiang, dengan tertawa bahagia.
Novel Terkait
Jalan Kembali Hidupku
Devan HardiUnplanned Marriage
MargerySi Menantu Dokter
Hendy ZhangMy Enchanting Guy
Bryan WuMy Only One
Alice SongMenaklukkan Suami CEO
Red MapleHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)