His Second Chance - Bab 143 Pesaing (1)
“Kakak Li, apa yang kamu lakukan?”
Melihatnya, Jeremy Lin bergegas memapah Enzy Li dan Grace.
“Pong, pong, pong!”
Tepat pada saat itu, terdengar suara tembakan meriam yang menggelegar dari seberang, Grace bergidik kaget, lalu bergegas menyusut ke dalam pelukan ayahnya.
Semua orang mendongak menatap ke seberang, klinik pengobatan barat di seberang jalan kebetulan sedang mengadakan upacara pembukaan, di depan pintu klinik diletakkan tiga meriam penghormatan dan belasan untaian petasan.
Seorang dokter yang mengenakan jubah putih sedang berdiri di anak tangga di depan pintu bersama seorang perawat, sedangkan di bawah tangga, seorang pria kekar yang memakai kacamata hitam dan rantai emas sedang menyalakan petasan sambil menggigit rokok di mulutnya, pria itu langsung melemparkan petasan ke tanah setiap berhasil menyalakannya.
Seketika, penuh dengan suara petasan dan meriam penghormatan, sungguh ramai sekali, orang-orang di sekitar juga menghentikan langkah kaki dan menyaksikan itu.
“Ayo semuanya yang tertarik silahkan datang dan melihat-lihat, hari ini seluruh barang di dalam toko diskon 60 persen! Pembayaran dapat menggunakan kartu jaminan kesehatan!” Pria berjubah putih yang berdiri di anak tangga berseru dengan lantang.
Di dalam tokonya, selain ada obat-obatan, ada pula cairan detergen, produk pemeliharaan kesehatan, beras, minyak sayur, dan barang lainnya.
Ini adalah gaya dari kebanyakan toko obat pada zaman sekarang, di saat bersamaan menjual obat, juga menjual barang lainnya, untuk mewujudkan laba yang paling besar.
“Tuan, benar apa yang aku katakan, mereka bukanlah membuka klinik, melainkan membuka toko barang!” kata Enzy Li dengan suara dingin.
“Sudahlah, Kakak Li, ayo kita masuk dan minum teh.” Jeremy Lin tersenyum.
Detik berikutnya, satu untai petasan tiba-tiba terbang kemari, petasan itu meledak di tengah udara dengan suara yang berisik, lalu jatuh ke tanah dan berserakan ke mana-mana, percikan api melompat ke sekitar dengan bercampurkan kertas-kertas dan tanah.
Enzy Li bergegas melindungi Grace ke belakangnya, takut Grace akan terluka.
Setelah petasan selesai meledak, Stephanie Wei berseru marah kepada si rantai emas yang menyalakan petasan, “Apakah kamu buta, tidakkah kamu melihat ada orang di sini, kenapa kamu melemparkannya ke sini?”
“Aduh, ternyata adalah seorang polisi wanita cantik.” Mata si rantai emas berbinar begitu melihat Stephanie Wei, dia menyapu kedua kaki panjang Stephanie Wei dengan tamak, lalu berkata, “Maaf, tidak sengaja terlalu bertenaga.”
“Omong kosong, berseberangan antara jalan, seberapa kuat kamu bertenaga juga tidak mungkin melemparkannya hingga ke sini bukan? Terkecuali kamu adalah idiot!” kata Stephanie Wei dengan suara dingin.
Dia melihat dengan jelas, si rantai emas sengaja melemparkan petasan ke tempat mereka.
“Sialan, si cantik, apakah aku terlalu memberimu muka?”
Si rantai emas juga lumayan ternama di dua jalanan ini, serta mengenali beberapa kepala biro dan kepala lembaga, sehingga dia begitu congkak. Mendengar Stephanie Wei memakinya, dia sangat tidak senang.
Dalam pandangannya, Stephanie Wei hanya sekedar seorang petugas polisi biasa saja.
“Kamu memanggilku apa tadi?!” ujar Stephanie Wei dengan suara dingin sambil mengernyit.
“Si cantik, meski mengenakan seragam polisi, kamu tetap adalah si cantik, begitu telanjang, tetap dipermainkan oleh pria.” Si rantai emas tersenyum mesum, matanya sedang mengamati Stephanie Wei dengan semena-mena.
“Cari mati!”
Stephanie Wei mendengus, dia menyerbu ke arah si rantai emas dengan pesat, dan sudah tiba dalam sekejap, lalu dia melontarkan tamparan pada wajah si rantai emas.
Si rantai emas mendengus, dia sama sekali tidak memandang Stephanie Wei ke dalam mata, dia menjulurkan tangan hendak menangkap pergelangan tangan Stephanie Wei, tetapi entah mengapa, sebaliknya malah Stephanie Wei yang menangkap pergelangan tangannya.
Stephanie Wei memutar dengan sekuat tenaga sambil menggertakkan gigi, si rantai emas langsung merasakan rasa sakit yang luar biasa, dan menjerit histeris. Di saat bersamaan, Stephanie Wei menendang belakang lututnya.
Si rantai emas berlutut ke tanah dengan satu kaki, dia merasa sepatu bot polisi yang berat itu hampir mematahkan kakinya.
Stephanie Wei memelintir tangan si rantai emas ke belakang, lalu merogoh borgol sambil berkata dengan tegas, “Sekarang aku menangkapmu karena terlibat dalam menyebabkan kekacauan!”
Si rantai emas bergegas memainkan mata dengan si jubah putih yang berdiri di anak tangga, barulah si jubah putih tersadar, dia bergegas berlari ke dalam untuk menelepon, “Daniel Guo, cepat bawa orang kemari, Kakak besar kamu dipukul orang!”
Tempat kekuasaan si rantai emas tepat adalah jalanan di belakang, tidak sampai dua menit, Daniel Guo sudah menyerbu kemari dengan membawa belasan gangster, serta mereka semua membawa tongkat.
“Polisi memukul orang! Polisi memukul orang!” Tiba-tiba si jubah putih berteriak dengan keras, ingin menyelamatkan si rantai emas.
“Lepaskan Kakak besar aku!”
Daniel Guo berteriak, dia maju menyerbu terlebih dahulu, lalu mengayun tongkatnya ke lengan Stephanie Wei. Stephanie Wei bergegas menghindar, dan melepaskan si rantai emas.
Si rantai emas langsung kabur keluar, dia berteriak keras dengan tangan diborgol di belakang, “Saudara-saudara sekalian, telanjangi gadis ini! Tidak apa-apa, kepala lembaga dari lembaga pemasyarakatan adalah kenalan baikku!”
Mendengar perkataan ini, serombongan gangster itu semakin semena-semana, mereka mengayun tongkat untuk menakuti Stephanie Wei, sambil menjulurkan tangan untuk merobek pakaiannya.
Stephanie Wei menangkis lengan yang terjulur ke arahnya dengan panik, tetapi tenaganya terbatas, menghadapi begitu banyak gangster yang bagaikan serigala kelaparan, Stephanie Wei kewalahan, sudah ada sebuah robekan pada seragam polisinya.
“Lucky He, jika kamu masih tidak ke sini, aku akan membunuhmu!”
Stephanie Wei berteriak dengan suara tangis.
Detik berikutnya, sebuah sosok bayangan yang kekar menyerbu kemari dengan kecepatan terbang, kecepatan dan postur tubuhnya kebetulan berbanding terbalik.
Begitu sosok itu tiba, serombongan gangster langsung tersebar, bagaikan pin boling yang terbang terhantam bola boling.
“Nona Wei, hanya sesedikit bandit kecil ini saja, tidak perlu Tuan kami yang turun tangan!”
Enzy Li tertawa terbahak-bahak sambil mematahkan serombongan gangster itu, entah mematakan pergelangan tangan, entah mematahkan jari, seolah-olah sedang memotong buah dan sayuran. Wajah Enzy Li tampak datar, dan dia tidak mengedipkan mata sedikitpun.
Dalam waktu sekejap, serombongan gangster itu sudah kabur ke mana-mana sambil menjerit.
Meski Stephanie Wei sudah melihat kekuatan Enzy Li pada hari itu ketika Enzy Li bertarung dengan Josua, namun ketika melihat adegan hari ini, Stephanie Wei tetap sangat tercengang. Penindasan yang sepihak ini bagaikan seorang pria dewasa bertarung dengan sekelompok anak taman kanak-kanak.
Si rantai emas juga ketakutan, dia berbalik badan dan berlari ke belakang, namun dia jatuh ke tanah setelah baru berjalan beberapa langkah, karena kakinya lemas.
“Lari, ayo lari lagi!”
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiTen Years
VivianSi Menantu Dokter
Hendy ZhangMy Cold Wedding
MevitaRahasia Istriku
MahardikaHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)