His Second Chance - Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)

“Kalau begitu, apakah instruktur Helbert sudah pensiun?” Tanya Josua

“Sudah mati.” Nada bicara Enzy Li sangat tenang, seolah-olah dia sedang membicarakan hal yang sederhana seperti persoalan makan dan minum.

Josua membuka-buka mulutnya, setelahnya, dia pun menelan kembali perkataan yang ingin diucapkannya, berperang sebagai tentara, hidup dan mati adalah permasalahan yang lumrah, benar-benar permasalahan yang sangat lumrah.

“Aku sekarang sudah mengundurkan diri, aku juga sudah bukan orang dari organisasi militer Duli, aku berharap kamu dan orang-orangmu bisa merahasiakan permasalahan hari ini untukku.” Dengan raut wajah yang tampak serius, Enzy Li menatap Josua, dia sedang meminta bantuannya, juga sedang memberikan ancaman.

Enzy Li sungguh tidak menyangka kalau Josua akan mengenalinya, jika saja informasi ini terbocorkan, maka khawatirnya, dirinya tidak akan bisa tenang.

“Aku tahu, aku tahu.” Josua mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Sekarang kita telah bertarung, siapa yang menang dan siapa yang kalah sudah terlihat, apakah kalian sudah dapat pergi?” Ucap Jeremy Lin dengan datar.

Josua menggertakkan giginya, lalu dia berkata “Ayo pergi!”

Dia sudah berkata sebelumnya, kalau dia kalah, maka dia akan menjalankan perkataan dari Jeremy Lin, maka dia pun harus memegang perkataannya.

Sekelompok orang itu bergegas masuk ke dalam mobil dan melaju pergi.

“Kak Enzy, apakah punggungmu tidak apa-apa?” Tanya Jeremy Lin.

“Tidak apa-apa, gerakan ringan barusan bukanlah apa-apa.” Ucap Enzy Li secara acuh tidak acuh.

Untuk berjaga-jaga, Jeremy Lin pun meminta Enzy Li untuk duduk dan menusukkan beberapa jarum akupuntur di punggungnya.

“Lucky, ada apa dengan sekelompok orang itu, bagaimana kamu bisa menyinggung mereka?” Tanya Justin Lei merasa cemas, barusan dia juga telah menyaksikan kalau kemampuan Josua sangatlah hebat, hanya dengan sekilas melihatnya, sudah dapat diketahui kalau dia bukanlah pengawal dari orang biasa.

Jeremy Lin pun menceritakan permasalahan pagi ini secara garis besar kepada Justin Lei.

“Charles itu, sejak pertama kali bertemu dengannya, aku sudah merasa tidak senang, walaupun dia terlihat sopan terhadap orang lain, namun sebenarnya dia sangatlah arogan.” Ucap Justin Lei sambil mendengus, lalu dia menyeringai dan mengatakan “Orang seperti itu memang harus diobati olehmu, haha.”

Sekarang Justin Lei merasa sangat percaya dengan pengobatannya.

Jeremy Lin menggeleng-gelengkan kepalanya, dia berkata “Orang seperti dia merasa dirinya sangat hebat, dia tidak akan segampang itu mengalah kepada orang lain.”

“Ada benarnya juga, kekuasaan keluarga mereka bukan hanya sebatas besar saja.” Wajah Justin Lei tampak cemas, dengan sedikit perasaan khawatir, dia mengatakan, “Lucky, jika memang terpaksa...... kamu periksa lah adiknya, kalau tidak, aku takut kalau dia akan membalas dendam kepadamu.”

Takut?

Di dalam hatinya, Jeremy Lin tersenyum sinis, dia yang sudah pernah mati sebelumnya akan takut dengan siapa?

Jika Tuhan muncul dan menunjukkan diri-Nya, maka di hanya akan takut kepada-Nya.

Sehebat apapun Charles Chu, bukankah dia hanyalah manusia biasa? Dirinya yang merupakan roh ini akan takut dengan seorang manusia biasa? Bercanda saja.

“Aku menghargai niat baik saudara Lei, tenang saja, walaupun dia benar-benar datang untuk membalas dendam, akupun memiliki jalan keluar.” Ucap Jeremy Lin dengan tenang, dia tidak berpanjang lebar.

Di saat yang sama, di dalam kamar presidensial Hotel Shangrila.

Brak!

Charles Chu meraih asbak rokok dari atas meja dan melemparkannya dengan keras ke atas lantai, wajahnya memerah, dengan gusar dia mengatakan “Lucky benar-benar menganggap dirinya sendiri hebat, jangankan di Qinghai, bahkan di area manapun di dalam negeri ini, aku bisa membuatnya tidak dapat melanjutkan hidupnya lagi hanya dengan satu kalimat dariku saja!”

Dari kecil sampai besar dia sudah terbiasa memberikan perintah kepada orang-orang di sekitarnya, dari sejak awal, orang lain lah yang memohon kepadanya untuk melakukan sesuatu untuknya, ini adalah pertama kalinya ada orang yang berani membantahnya, selain itu, orang yang membantahnya itu hanyalah seorang bocah yang bukanlah siapa-siapa!

Bahkan niat untuk menghabisi orang sudah muncul di dalam hatinya secara samar-samar.

“Tuan muda Chu, kamu jangan gegabah, jangan gegabah, aku akan segera mencarinya, dia pasti akan menganggapku.”

Sambil berbicara, Matthew Zheng membalikkan kepalanya dan menatap ke arah Josua, dengan kening yang mengerut, dia berkata dengan suara yang dalam “Josua, jika tebakanku tidak salah, ketika kalian ke sana, kalian pasti berselisih dengan tuan He, bukan?”

Setelah mendengarnya, Charles Chu mengernyitkan keningnya, dia juga membalikkan kepalanya dan menatap ke arah Josua.

Raut wajah Josua menjadi kaku, dia mengangguk-anggukkan kepalanya, dia tampak ketakutan dan berkata “Iya, terjadi sedikit bentrokan kecil.”

“Sudah aku duga.” Ada sedikit kesan menyalahkan di dalam nada bicara Matthew Zheng, “Karena kamu pergi ke sana untuk meminta bantuan orang, seharusnya kamu bersikap lebih baik lagi, tuan muda Chu, kamu tenang saja, sekarang juga aku sendiri yang akan pergi dan meminta bantuannya.”

“Baik, kalau begitu mohon bantuan tuan Zheng.” Emosi Charles Chu juga telah mereda banyak, jika bawahannya sendiri telah bentrok dengan orang, maka sangat lumrah kalau orang itu akan merasa sedikit tidak senang.

Namun, di dalam hatinya, dia tetap merasa tidak senang, dia sudah mengingat nama Lucky He dengan jelas di dalam hatinya.

Matthew Zheng bergegas bangkit berdiri, dengan wajah yang tampak bangga, sekilas dia melirik Dimas Shi, wajah Dimas Shi memutih, bahkan dia tidak berani mengeluarkan suaranya.

“Aduh, adik seperguruan Lucky sedang makan.”

Begitu Matthew Zheng tiba di New Life Pharmacy, dia pun mendapati sebuah meja kecil sudah diletakkan di ruangan New Life Pharmacy, meja itu dipenuhi dengan makanan, Jeremy Lin dan Justin Lei serta Enzy Li sedang makan.

“Kak Matthew, kamu sudah datang, terlebih dahulu aku ingin mengatakan, jika kamu ke sini untuk makan, maka aku akan menyambutmu, jika kamu kesini untuk membahas mengenai pengobatan penyakit, maka silahkan kamu pulang.” Ucap Jeremy Lin dengan senyuman di wajahnya.

“Itu...... itu......” Wajah Matthew Zheng tampak serba salah, untuk sesaat, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, belum sempat dia membuka mulutnya, dia pun langsung ditahan oleh perkataan Jeremy Lin

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu