His Second Chance - Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
Tiga hari kemudian, Marcella Jiang lolos wawancara untuk Rumah sakit Rakyat Qinghai, berhasil diterima dengan nilai rata-rata paling tinggi.
Melihat Marcella Jiang dengan semangat mempersiapkan pelatihan seminggu di Beijing, Jeremy Lin dalam hati merasa senang, sudah begitu lama, dalam waktu yang begitu lama dirinya pertama kali melihat dia begitu senang.
"Aku pergi, kamu seharusnya sangat senang." Marcella Jiang sambil membereskan barang, sambil menunduk dan berkata.
"Tidak, aku akan sangat merindukan kamu." Jeremy Lin berusaha mengatakan dari sisi seorang suami.
"Tidak usah pakai cara ini, aku tidak peduli masalah kamu dan Monica Xue, tapi ingat, walaupun orang tua ku tidak ada di rumah, juga tidak boleh membawa dia pulang ke rumah, ini adalah kasur aku!" Nada bicara Marcella Jiang dingin, seperti sedang menunjukkan kekuasaan dia di rumah ini.
"Kami benar-benar hanya teman biasa." Jeremy Lin berusaha menjelaskan, takut kalau Marcella Jiang marah akan selingkuh dari dia, kalau begitu dia sungguh merasa bersalah kepada Kak Lucky.
"Pakai ini, agar tenang saja." Jeremy Lin memberikan dia sebuah giok guan yin yang sudah ditambahkan mantra keamanan.
Marcella Jiang mengulurkan tangan untuk menerima, tiba-tiba merasakan tali merah di pergelangan tangan Jeremy Lin.
Itu diminta Jeremy Lin saat baru sadar, tidak menyangka dia memakainya sampai sekarang.
Marcella Jiang dalam hati sedikit terharu, tapi berpikir kembali, dalam hati memikirkan dirinya tapi dekat dengan wanita lain, haha, pria sampah!
Marcella Jiang menerima giok itu, dan mengabaikan Jeremy Lin.
Selama satu minggu Marcella Jiang pergi hidup Jeremy Lin sangat membosankan, dia hanya pergi ke toko roti atau rumah.
Di hari minggu itu dia tetap pergi ke toko roti ibunya, setelah masuk langsung melihat bayangan yang indah, ternyata adalah Monica Xue.
Hanya terlihat Monica Xue sedang berbicara dengan ibu di samping meja, di meja terletak set makeup dari La Prairie dan beberapa tas versace.
Monica Xue memegang satu botol hand cream sambil memakaikan ke tangan Felia Qin sambil berkata: "Tante, tangan kamu ini sering terkena air, sehari-hari harus banyak melakukan perawatan."
"Kamu mengapa di sini?" Jeremy Lin mengerutkan alis.
"Kamu sudah datang." Monica Xue melihat Jeremy Lin langsung berdiri, tanpa sadar wajahnya menunjukkan sedikit ekspresi malu, "Aku datang untuk membeli beberapa roti, sekalian datang melihat tante."
Jeremy Lin mengangguk, melirik barang-barang di meja, dengan datar berkata, "Melihat saja boleh, kalau barang tidak usah."
"Itu juga bukan barang yang begitu mahal, semuanya merupakan sampel produk yang diberikan perusahaan, maka aku bawakan untuk tante." Wajah Monica Xue terlihat sedikit tidak alami.
Sebenarnya dia belum sampai suka kepada Jeremy Lin, hanya bisa dibilang berkesan baik, karena dia selalu benci terhadap pria lain, maka Jeremy Lin sangat spesial baginya.
Yang terpenting adalah, setelah kejadian malam itu, Monica Xue merasa Jeremy Lin sangat misterius, tidak bisa menahan dan ingin mendekati dia, ingin mengetahui segala tentang dirinya.
Misterius selalu merupakan senjata ajaib untuk menarik wanita, dan juga awalnya wanita terjebak.
"Monica, kali in aku menerimanya, lain kali datang jangan membawa barang lagi." Felia Qin melihat suasana menjadi sedikit canggung, buru-buru berkata untuk mencairkan suasana.
"Maaf, menganggu kalian." Saat ini di luar pintu tiba-tiba terdengar suara yang dingin, kemudian mendengar suara hak tinggi dan koper yang pergi.
Jeremy Lin membalikkan kepala melihat, segera mengenalkan Marcella Jiang, dalam hati senang, buru-buru mengejarnya.
"Kamu mengapa pulang hari ini?" Jeremy Lin buru-buru menarik lengan dia.
"Tidak senang aku pulang cepat? Kalau begitu aku pergi menginap di luar beberapa hari lagi."
Marcella Jiang dengan dingin berkata, dalam hati merasa tidak baik, dirinya baru turun pesawat bahkan belum pulang langsung membawa oleh-oleh untuk melihat ibu angkatnya, pada akhirnya malah melihat gambaran ini.
"Kamu salah paham, dia hanya datang membeli roti."
Setelah mengatakan ini Jeremy Lin sendiri saja tidak percaya, tapi itulah kenyataannya.
"Kamu pasti Nona Jiang ya, kamu jangan salah paham, aku dan Jeremy Lin hanya teman biasa."
Monica Xue juga ikut keluar, sebagai seorang wanita, di saat melihat Marcella Jiang, secara tidak langsung dia merasa sedikit iri, bahkan dalam hati merasa gagal, pantas saja Jeremy Lin tidak tertarik terhadap dirinya sama sekali.
Pria mana pun yang memilik istri yang begitu cantik, sepertinya tidak akan tertarik terhadap wanita lain.
Sebenarnya tampang Monica Xue dan Marcella Jiang ada cantiknya masing-masing, tapi tinggi badan mereka sedikit berbeda, tinggi Marcella Jiang 170cm lebih, di antara wanita memang lebih menonjol.
Terutama kedua kaki dia yang panjang dan putih, bisa dikatakan menaklukkan semua orang.
"Kamu juga salah paham, aku dan Lucky He hanya..."
Marcella Jiang ingin mengatakan kalau dirinya dan Lucky He hanya suami istri di atas hukum, tapi saat sudah mau mengatakannya dia juga tidak rela, suami sendiri, mengapa harus diberikan kepada orang lain, lalu mengubah nada bicaranya, dengan dingin berkata: "Nona Xue, tolong kamu menghargaiku!"
"Nona Jiang, aku sudah bilang, kami hanya teman biasa, kenapa, kamu begitu tidak percaya diri terhadap dirimu sendiri?"
Monice Xue memeluk kedua tangannya, raut wajahnya pun menjadi murung, dengan dingin melirik Marcella Jiang.
Dia memang sudah menganggap Marcella Jiang musuh, setelah melihat nada bicara dia tidak baik, tentu sudah tidak sungkan lagi.
Jeremy Lin awalnya tidak tahu harus bagaimana, karena dia tidak pernah bertemu kondisi seperti ini, hanya merasa di udara ada rasa asan, jangan-jangan kedua wanita cantik ini sedang memperebutkan dirinya dan cemburu?
"Sudah sudah, ini semua kesalahpahaman, jangan ribut, semua masuk ke dalam rumah." Felia Qin juga merasa canggung, tidak tahu bagaimana cara mencairkan suasana.
"Tidak usah, Tante Qin, di sini begitu sempit, tidak bisa memuat aku, ini adalah oleh-oleh untuk kamu, aku pergi dulu." Marcella Jiang memberikan barang di tangannya kepada Felia Qin, lalu pergi.
"Ibu, kalau begitu aku juga pergi dulu."
Jeremy Lin setelah mengatakan itu, langsung mengejarnya.
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensAdieu
Shi QiYama's Wife
ClarkAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaCEO Daddy
TantoHis Soft Side
RiseLoving The Pain
AmardaHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)