His Second Chance - Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
Marcella Jiang bahkan tidak meliriknya, sebenarnya dia merasa sangat gugup, ini adalah pertama kalinya dia begitu proaktif, biasanya, dia bahkan tidak berani membayangkannya, saat dia berpacaran dengan Handi Li, mereka tidak lebih dari berpegangan tangan dan jari.
Setelah kembali, makan dan mandi, sudah lewat jam dua subuh, Marcella Jiang tidak mengantuk sedikitpun, dia sangat bersemangat dan mengobrol dengan Jeremy Lin tentang masa kecil mereka.
"Apakah kamu masih ingat, dulu aku dan yang lainnya melemparmu dengan batu kecil, apakah kamu membenciku?" Marcella Jiang meragu sejenak, kemudian dia akhrinya menanyakannya, dia sudah menyiapkan diri untuk meminta maaf pada Jeremy Lin.
Siapa sangka Jeremy Lin berkata dengan acuh tak acuh: "Tidak."
Bagaimanapun, orang yang dipukuli bukan dia, apa yang perlu dia benci.
Setelah selesai bicara, dia berbalik dan mengeluarkan suara mendengkur yang pelan.
"Kalau begitu, apakah kamu ingat ..."
Sebelum Marcella Jiang selesai bicara, dia menyadari bahwa Jeremy Lin sudah tertidur, itu membuatnya kesal, dia mengambil bantal di sebelahnya dan melemparkannya dengan keras padanya, "Tidur, tidur, tidur, kamu hanya tahu tidur, di kehidupan yang lalu kamu pasti seekor babi! "
Ini sudah entah ke berapa kalinya, tepat ketika dia sedang bersemangat, Jeremy Lin malah tertidur seperti babi.
Keesokan harinya bisnis klinik sangat baik, karena setelah pria berjanggut datang membuat onar, semua orang mengira keterampilan medis Jeremy Lin lebih bisa diandalkan dan terpercaya.
Oleh karena itu, jumlah pasien terus meningkat, itu membuat Jeremy Lin sangat sibuk, dia berpikir dalam hati, kelak harus mencari seorang asisten.
Setelah sibuk seharian, dan pulang pada sore hari, Marcella Jiang sudah pulang sejak lama, ayah dan ibu mertuanya juga ada di rumah, ekspresi wajah mereka tampak tidak begitu enak dipandang.
"Ayah, ibu, ada apa?" Jeremy Lin buru-buru bertanya ketika melihat ekspresi mereka berdua tampak aneh.
"Sini, Lucky, ayo duduk."
Lionel Jiang bergegas bangkit dan mempersilahkan Jeremy Lin duduk di sofa di sampingnya, dia meraih tangannya dan berkata: "Apakah belakangan ini ada masalah?"
"Tidak." Jeremy Lin bergegas menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu, apakah aku dan ibumu membuatmu tidak senang?" Tanya Lionel Jiang lagi.
"Tidak juga." Jeremy Lin berkata dengan sedikit heran, dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan ayah mertuanya.
"Kalau begitu pasti Marcella, apakah Marcella membuatmu tidak senang?" Lionel Jiang memelototi Marcella Jiang.
"Tidak, hubunganku dan Kak Marcella sangat baik, semalam dia juga menciumku atas inisiatif sendiri." Jeremy Lin berkata sambil menyeringai.
"Aku cium kepalamu!" Marcella Jiang berkata dengan marah.
"Bukan kepala, tetapi wajah, kamu salah ingat, Kak Marcella." Jeremy Lin mengoreksi perkataannya.
Marcella Jiang memutar matanya, dia kesal hingga tidak mau mengatakan apa-apa.
"Lalu kenapa kamu mau pergi, Lucky? Terkadang aku memang bersikap sedikit keras padamu, tetapi itu juga untuk membuatmu menjadi lebih baik, selama bertahun-tahun, aku telah membesarkanmu seperti putra sendiri, aku pikir aku tidak memperlakukanmu dengan buruk." Leticia Li akhirnya berkata, suaranya sedikit terisak.
Begitu Jeremy Lin mendengar perkataannya, dia langsung memahaminya, pasti karena Marcella Jiang memberi tahu mereka bahwa dia ingin memeriksa pengalaman hidupnya.
"Ayah, ibu, kalian jangan khawatir, tidak peduli siapa orang tua kandungku, pengemis di jalanan, atau orang terkaya di dunia, dalam hatiku, kalian berdua adalah orang tua kandungku selamanya."
Jeremy Lin langsung berdiri, dia bersumpah kepada ayah dan ibu mertuanya, dan berkata: "Aku hanya tidak ingin hidup dengan tidak jelas, saat orang lain bertanya kepadaku siapa orang tua kandungku, aku tidak bisa menjawabnya."
Meskipun tidak tahu bagaimana mereka memperlakukan Lucky He sebelumnya, setidaknya mereka tidak memperlakukannya dengan buruk selama dia berada di Keluarga Jiang beberapa waktu ini.
Dan yang lebih pentingnya lagi, mereka memberikan putrinya untuk tidur dengannya! Mereka juga mendesaknya untuk bekerja keras, tidur bersama!
Apa lagi yang dia inginkan dari mereka? ! Apakah mereka masih kurang baik? !
Jadi, Jeremy Lin merasa tidak berlebihan menempatkan mereka pada posisi yang sama dengan ibunya.
"Sungguh? Jadi ... Kelak kamu tinggal dimana?"
Ekspresi mereka berdua berubah, mereka sedikit tersentuh, dan buru-buru bertanya.
"Tentu saja tinggal di sini, tinggal dengan Kak Marcella, tanpa Kak Marcella, aku tidak bisa tidur di malam hari." Ujar Jeremy Lin dengan serius.
Sebenarnya, maksud Jeremy Lin adalah ia sudah terbiasa tidur sekamar dengan Marcella Jiang, dan ia juga sudah terbiasa tidur di lantai, jika tiba-tiba menyuruhnya pindah, ia benar-benar tidak bisa tidur.
Namun makna perkataannya berubah saat di dengar Lionel Jiang, Leticia Li dan Marcella Jiang, mereka secara tidak sadar memikirkan ke arah itu.
Lionel Jiang dan istrinya, sangat puas dengan apa yang dikatakannya, mereka sangat senang, mata mereka bersinar, seolah cucunya sudah dalam proses.
Marcella Jiang malah tersipu malu, dia memarahi Jeremy Lin tidak tahu malu di dalam hatinya, lalu memelototinya dan bergegas masuk ke kamar.
"Lucky, kamu lihat, Marcella juga tidak bisa tidur tanpamu, ini baru jam berapa, namun sudah tidak sabar untuk masuk ke kamar, cepat, kamu segera susul dia, kalian berdua cepat berikan aku seorang cucu." Lionel Jiang tersenyum lebar.
"Ayah, apa yang kamu bicarakan!"
Wajah Marcella Jiang sudah benar-benar merah, dia membanting pintu dengan kuat.
"Anak ini merasa malu, Lucky, kenapa kamu masih bengong, cepat masuk sana." Leticia Li juga bergegas mendesaknya.
"Bu, kalau begitu… bisakah kalian memberikan alamat panti asuhan itu padaku? Aku ingin pergi mengunjungi tempat itu besok." Jeremy Lin bertanya dengan hati-hati.
Leticia Li dan Lionel Jiang saling melirik, lalu Lionel Jiang menulis alamat dan menyerahkannya kepada Jeremy Lin.
"Ayah, apakah kamu yakin ini benar?" Jeremy Lin bertanya dengan cemas.
"Jangan khawatir, tidak mungkin salah, ini adalah alamat yang tertera di sertifikat adopsimu." Lionel Jiang berkata dengan yakin.
"Sudahlah, cepat masuk ke kamar dan tidur sana, kalau tidak Marcella sudah tidak sabar menunggu." Leticia Li buru-buru mendorong Jeremy Lin.
Apakah dia sudah tidak sabar menyuruh mereka tidur? Yang dia inginkan adalah cucu, Tahun baru Imlek akan segera tiba, namun mereka berdua masih belum memberikan kabar apa-apa, itu membuatnya sangat tidak sabar.
"Oke, oke." Jeremy Lin bergegas mengangguk dan masuk ke dalam kamar.
"Hei, Lucky."
Lionel Jiang tiba-tiba memanggil Jeremy Lin, dia mengedipkan mata padanya, dan berkata: "Perhatikan agar suaranya jangan terlalu keras, aku dan ibumu sudah lanjut usia, tetapi harus diakui, kekuatan fisik anak muda memang luar biasa! "
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCinta Yang Tak Biasa
WennieThe Revival of the King
ShintaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangHabis Cerai Nikah Lagi
GibranHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)