His Second Chance - Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)

“hipnosis?”

Annie mengerutkan dahi, seakan tidak mengetahui tentang hal ini.

Sebelum datang ke China, dia terhadap Pengobatan Tradisional saja tidak begitu mengerti,

jangankan Keterampilan Medis lagi.

“tidak, pengobatan Tradisional mungkin sudah membuatmu berpikir berbeda terhadap ilmu kedokteran, Hipnosis akan sekali lagi membuatmu berpikir berbeda.” Jeremy Lin berkata sambil tersenyum.

“Dokter He, apakah kamu bilang ilmu kedokteran yang ajaib ini benar?” raut wajah anak muda yang mendengar ucapan Jeremy Lin langsung berubah, sedikit terkejut.

“ilmu kedokterannya benar atau tidak aku tidak tahu, tapi hypnosis memang ilmu kedokteran yang sudah sangat lama, tidak perlu menggunakan obat, akupuntur sudah bisa menyembuhkan orang, pernah menjadi satu divisi terlarang saat di zaman Tang, lalu setelah itu di zaman Ming menjadi 13 Divisi, divisi ketiga belas, adalah Divisi Hipnosis.”

Jeremy Lin berkata, membicarakan Hipnosis, dan moyangnya juga punya sedikit penelitian disini, sekarang justru meneruskan kepadanya.

Jeremy Lin menghela napas, lalu dengan sayang berkata: “hanya saja sayangnya ilmu Hipnosis ini di Zaman Ming akhir sudah hilang, yang bisa di teruskan hanya sedikit, hanya ilmu kecil, mengobati penyakit kecil bisa, tetapi penyakit besar tidak bisa, dan banyak yang menggunakan Hipnosis ini untuk menakut – nakuti, membohongi orang, membuat semua orang merasa Hipnosis ini, pelan – pelan menjadi ilmu gelap.”

Heremy Lin merasa kasihan, Yin Yang, Pa Kua, semua ini di ciptakan oleh nenek moyang dengan susah payah, berkembang hingga sekarang, hanya tersisa Beberapa, dan sudah berubah.

Selesai makan, Jeremy Lin melihat penyakit anak muda dan ibu itu, lalu menutup pintu, membawa Annie dan Enzy Li pergi ke lapangan di jalan.

Meskipun kebetulan ini siang, tetapi di lapangan sudah banyak orang, di tengah – tengah pohon ada seorang lelaki kurus berumur 50 tahunan sedang duduk, memakai pakaian berwarna hitam, ada jenggotnya yang panjang, wajahnya sedikit hitam.

Hanya saja melihat tas di depannya, di penuhi kertas berwarna kuning dan tinta, bersamaan masih ada barang aneh lainnya.

Saat ini ada lelaki yang sedang duduk di hadapannya, melihat lengan kanannya memerah, sepertinya terkena luka bakar, memperlihatkan kulitnya yang memerah, dipenuhi keringat, sangat sakit, sedang berteriak kesakitan.

Lalu dia menuliskan mantra, dan di bakar, dimasukkan ke gelas, lalu meminumnya, dan di muncratkan ke lengan yang terbakar itu, teriakan lelaki itu langsung berhenti, melihat ke lengannya, sedikit tidak percaya, karena arak ini di muncratkan ke lengannya, sudah tidak sakit lagi.

Lalu Pria Berjanggut Pendek kembali memuncratkan Beberapa kali, baru berkata “perhatikan bagian yang terluka, jangan terkena air, tidak lebih dari seminggu, akan sembuh, tidak meninggalkan luka.”

“terima kasih guru besar, terima kasih guru besar.”

Lelaki itu langsung mengucapkan terima kasih, awalnya dia tidak percaya mantra ini bisa menyembuhkan penyakit, tetapi setelah di muncratkan, awalnya lengannya yang sakit, sekarang sudah berkurang.

Lalu dia segera mengeluarkan uang, dan di taruh di kotak kecil di sebelah.

“ini adalah penampilan jalan bukan?”

Enzy Li yang ada di belakang Jeremy Lin mengerutkan dahi, arak putih memang bisa membersihkan luka, tetapi setelah di muncratkan seharusnya lebih sakit, bagaimana mungkin setelah di muncratkan langsung sembuh.

“begitu sakit, apakah bisa pura – pura? Jika pura – pura, kesakitan seperti itu juga tidak bisa di tahan.” Jeremy Lin berkata sambil tersenyum.

“aku tahu apa yang terjadi.” Annie dengan percaya diri tersenyum, “itu bukanlah arak putih, melainkan obat penahan sakit yang dapat segera terlihat efeknya!”

Jeremy Lin tersenyum, tidak membantahnya.

“selanjutnya!”

Pria berkumis itu berkata, lalu dari segerombolan orang muncul nenek tua, sedang menggendong anak kecil, lalu dengan panik berkata” guru besar, tolong bantu lihat, anak ini sudah demam satu minggu, sudah disuntik Beberapa hari juga tidak sembuh, aku berkata ibunya untuk mencari orang untuk bantu melihat, tetapi ibnya tidak percaya, ini aku diam – diam menggendongnya keluar.”

Nenek itu hampir meneteskan air matanya.

“mudah dibicarakan.”

Pria berkumis itu tersenyum, lalu kembali mengambil pena, dan mulai menuliskan mantra, sambil dibicarakan Beberapa kali, dan kemudian membakar kertas itu, dimasukkan ke mangkok, memerintah nenek itu untuk membiarakan anaknya meminum, lalu nenek itu melakukan seperti apa yang diminta.

Selesai diminum, anak kecil yang tadi sedikit bengong sekarang sudah sedikit bersemangat, wajahnya yang memerah sekarang sudah pulih kembali.

“aduh, keluar keringat.” Nenek itu sedikit bersemangat, “juga tidak begitu panas lagi.”

“ini juga sangat ajaib bukan.”

“dokter dewa, hanya mantra seperti ini, bisa menyembuhkan penyakit.”

“sangat palsu, mengapa aku merasa sedang menipu orang?”

Dari segerombolan orang itu, ada yang mempertanyakan.

“ini beneran, aku disini sudah 3 hari melihatnya, guru ini begitu menuliskan mantra, penyakit apa pun bisa sembuh, sangat ajaib.”

“benar – benar, aku disini juga sudah Beberapa hari, ada satu orang yang patah tulang, menggunakan belat, lalu mengoleskan lumpur, sudah bisa berdiri dan jalan.”

“hebat, dengar ilmu kedokteran hypnosis ini memang sangat hebat, tidak disangka bisa menemukan penerus aslinya disini.”

Semua orang mengagumi, bagaimana pun mereka lihat sendiri, jadi tidak ada yang tidak percaya.

“di air itu pasti mengandung Parasetamol untuk meredakan panas Secara cepat.” Annie menghela napas dingin, berkata dengan percaya diri, hanya trik kecil seperti ini juga bisa membohonginya?

“ini aku bisa percaya, sebelumnya di kampong lama ku juga ada Beberapa anak kecil yang panas demam, bahkan sudah disuntik juga tidak berguna, lalu memanggil dokter ajaib, dan langsung sembuh.” Enzy Li mengerutkan dahi berkata dengan yakin.

Keadaan seperti ini memang sangat jarang di temui.

“weh, kenapa kamu tidak berbicara? Menurutmu?” Annie melihat Jeremy Lin tidak berbicara, hanya melihat saja, maka dia menggunakan tangan menyenggolnya.

“aku? Aku rasa sangat hebat.” Jeremy Lin berkata sambil tersenyum.

Annie melihatnya pura – pura tidak peduli, benar – benar sangat marah hingga memutar bola matanya.

“yang ada di depan, buruan.”

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu