His Second Chance - Bab 143 Pesaing (2)

Stephanie Wei maju menyerbu dan menaboki si rantai emas, si rantai emas terus mengerang kesakitan.

Kemudian, Stephanie Wei berbicara singkat kepada Jeremy Lin, lalu membawa si rantai emas kembali ke biro. Beraninya keparat ini begitu menghina dirinya, dia pasti akan membuat si rantai emas merasakan kehebatannya!

Jeremy Li tersenyum pahit sambil bergeleng, dia merasa sangat sedih untuk si rantai emas.

Si jubah putih dari klinik pengobatan barat juga tidak berani bersuara, dia menekan bibir dengan takut, lalu menoleh menatap Jeremy Lin dengan tatapan bengis.

Setelah minum teh dengan orangtua asuh Grace selama sesaat, Jeremy Lin sudah mengetahui kondisi mereka secara garis besar. Pria itu bernama Zeud Shi, sedangkan wanita itu bernama Vivian Yan, suami istri itu membuka sebuah restoran, kehidupan mereka masih lumayan bercukupan, namun selama ini tidak mempunyai anak. Kemudian dengan perkenalan orang lain, mereka mengadopsi Grace yang pada saat itu baru saja menjadi anak yatim-piatu.

“Aku juga tidak tahu harus bagaimana berterima kasih kepada kalian, ke depannya jika ada masalah, silahkan perintahkan saja, aku Enzy Li pasti tidak akan menolak.” ujar Enzy Li dengan syukur.

“Tidak perlu mengucapkan terima kasih, dalam mata kami, Grace adalah putri kandung kami sendiri.” Zeud Shi menatap Grace dengan penuh kasih sayang.

“Grace, kapanpun jika kamu sudah cukup tinggal di sini, pulanglah menginap beberapa hari di tempat ibu.” kata Vivian Yan dengan matanya yang merah.

“Ibu, aku pasti akan sering pulang menengok kalian.” ujar Grace dengan sangat manis sambil mengangguk.

“Kakak Shi, Kak Yan, apakah sekarang kalian masih ingin mempunyai anak?” tanya Jeremy Lin.

“Ingin sekali, bahkan dalam mimpi pun ingin sekali.” Zeud Shi bergegas mengangguk, lalu dia berkata mendesah, “Kalaupun sudah mempunyai Grace, kami juga masih menginginkan seorang anak, di dalam rumah ini tampak sedikit kosong.”

“Jika tidak keberatan, aku bisa melakukan palpasi untuk kalian.” ujar Jeremy Lin tersenyum.

“Saudara He, bukannya kami tidak mempercayai kamu, tetapi kami sudah pergi berobat ke banyak rumah sakit besar, dan tidak ada hasil apa-apa, mungkin ini adalah nasib.” Zeud Shi mendorong kacamatanya, dan berkata mendesah.

“Aku tidak menyerah kepada nasib, Saudara, mohon kamu periksakan.” Vivian Yan melirik sekilas, lalu menjulurkan tangannya.

Jeremy Lin merasakan denyut nadi Vivian Yan, dia meminta Vivian Yan membuka mulut untuk dia periksakan, lalu berkata sambil tersenyum, “Jika tebakanku tidak salah, setiap kali pergi ke rumah sakit, kalian hanya memeriksa sistem reproduksi saja, benarkah?”

“Benar.” Zeud Shi bergegas mengangguk dan berkata, dia sedikit tidak paham, tidak dapat melahirkan anak, jika tidak memeriksa sistem reproduksi, memangnya memeriksa apa.

“Tadi aku sudah periksakan, denyut nadi Kakak ipar kecil, serta lidahnya berwarna merah gelap dan terdapat sedikit lebam di pinggir lidahnya. Gejala ini sesuai dengan Stagnasi Qi Hati dalam Pengobatan Tradisional China, masalah utama yang menyebabkan kemandulan, ada pada organ hati.”

“Kakak ipar, setiap kali sebelum datang bulan, apakah kamu selalu merasa gerah dan mudah marah, tidak bersemangat, dan sering mendesah? Serta periode waktu setiap kali datang bulan dan jumlahnya tidak tentu, perut juga terasa tertekan atau kembung sakit?” tanya Jeremy Lin.

“Benar! Benar! Saudara, benar sekali yang kamu katakan!” Vivian Yan mengangguk dengan bergairah, gejala yang dikatakan Jeremy Li tidak berselisih sedikitpun.

“Aku berikan satu resep untuk mengatur keseimbangan tubuh saja.” Jeremy Lin menunduk kepala menuliskan resep ramuan Yu Zhong Yu, setelah mengambilkan bahan obat-obatan, dia memberikan obat dan resepnya kepada Vivian Yan.

“Saudara, jika kamu dapat membuatku hamil, maka kamu adalah penyelamat dari keluarga kami!” ujar Vivian Yan bergairah.

“Tidak perlu begitu, kita semua adalah satu keluarga, kalian sudah membantu kami dengan mengadopsi Grace, seharusnya kami yang berterima kasih padamu.” ujar Jeremy Lin tersenyum.

“Tolong! To… long!”

Tepat pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara minta tolong yang mendesak dari luar sana, Jeremy Lin mereka bergegas berdiri dan pergi keluar dari klinik.

Seorang pria yang sudah sedikit botak ketika belum sampai pada usianya berlari kemari dari arah timur, keningnya penuh dengan keringat, di pelukannya berbaring seorang anak laki-laki berusia sekitar sepuluh tahun yang sedang tidak sadarkan diri.

“Tolong, selamatkan putraku… gas… keracunan gas….” Pria botak berteriak dengan suara tangis, dan terengah-engah.

Di belakangnya diikuti oleh seorang wanita beserta sepasang suami istri tua, seharusnya mereka adalah ibu, kakek, dan nenek dari anak laki-laki itu.

Melihat masing-masing ada sebuah klinik di kiri dan di kanan, pria itu ragu-ragu, tidak tahu harus pergi ke klinik yang mana.

“Pergi ke yang manapun juga boleh, cepat! Jangan menunda waktu!” Jeremy Lin bergegas berkata, dilihat dari gejala anak laki-laki itu, seharusnya adalah keracunan gas tingkat menengah, tidak boleh ditunda lagi.

Pria botak langsung berbalik badan hendak berlari ke tempat Jeremy Lin, tetapi si jubah putih segera berlari keluar dari klinik pengobatan barat di belakang dan berteriak, “Apakah kamu bodoh, itu adalah klinik pengobatan tradisional, apa gunanya pengobatan tradisional terhadap keracunan gas!”

Mendengarnya, langkah kaki pria botak tertegun, lalu dia berbalik arah dan menggendong anaknya berlari ke klinik pengobatan barat.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu