His Second Chance - Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)

Perjalanan Jeremy Lin dari depan pintu sampai ke barisan depan, orang sekitarnya melihat dia dengan pandangan penasaran, banyak juga pandangan menertawakan dia.

Jeremy Lin sampai merasa sedikit malu, dia sendiri juga sangat menyesal, kalau tahu akan seperti ini pasti sudah pulang untuk mengganti baju yang lebih bagus, semua pria di ruang konferensi itu memakai jas dan sepatu kulit, para wanita memakai gaun, hanya dia sendiri yang memakai celana santai dan kaos.

Yang lebih membuatnya canggung adalah, Andrian Shen tiba-tiba membantu dia meniup rambut, bertanya dia pergi kemana, mengapa banyak putih-putih.

Sampai di barisan depan ruang konferensi dan setelah melihat Marcella Jiang, Jeremy Lin sangat terkejut.

Hanya melihat hari ini Marcella Jiang memakai gaun yang pundaknya terbuka dengan bahan sutra warna putih, rambut yang hitam dijepit ke belakang, terlihat seksi dan menawan, tapi juga tidak mengurangi elegannya.

Sedangkan wajahnya dandan tipis, matanya menggunakan sedikit eyeshadow, membuat matanya yang jernih menjadi bersinar.

Mengejutkan.

Jeremy Lin tanpa sadar melontarkan kata ini dalam hati, mungkin hanya kata ini yang pantas untuk dia.

Tatapan dia tanpa sadar bethenti di wajah Marcella Jiang untuk beberapa menit, wanita ini, benar-benar bagaimana pun dilihat tetap tidak akan cukup.

Setelah Jeremy lin duduk, dia baru menyadari bahwa tangan Marcella Jiang memakai cincin berlian yang dia berikan hari itu, dalam hati merasa hangat, dan dia memegang tangan Marcella Jiang.

Tangan Marcella Jiang sedikit gemetar, kemudian Jeremy Lin memegangnya.

Ada wanita cantik, tentunya pria di sekitar tertarik kepadanya, awalnya banyak orang yang memegang anggur dan ingin mendekatinya, tapi setelah melihat cincin berlian di tangan Marcella Jiang, semuanya mundur, kalau mereka tahu pria di balik Marcella Jiang adalah Jeremy Lin yang kampungan, semuanya mungkin sudah marah sampai muntah darah.

Dengan cepat orang-orang yang hadir sudah mau lengkap, setelah pembawa acara melakukan pembukaan, konferensi lelang mulai dengan cepat.

Lionel Jiang dari samping diam-diam menunjukkan tiga jari kepada Jeremy Lin, dan berkata "Aku menyembunyikan dari ibu kamu dan membawa 3 juta RMB datang (sekitar 6 miliar rupiah), kalau kamu melihat barang bagus, harus memberitahu aku."

"Ayah, dia mana mungkin mengerti, kamu sendiri saja, daripada nanti kamu menyalahkan dia lagi." Marcella Jiang dengan tak berdaya mengatakannya.

Jeremy Lin tersenyum, juga tidak mengatakan apa-apa, dalam hati berpikir ayah mertua ini cukup baik, membawa begitu banyak uang, kalau nanti ada yang cocok, harus ikut.

Tapi enam barang dalam kelompok pertama sudah selesia dilelang, juga tidak ada yang cocok, semuanya kalau tidak harga akhirnya di atas 3 juta RMB datang (sekitar 6 miliar rupiah) pasti hanya barang biasa.

Setelah kelompok pertama selesai ada waktu istirahat setengah jam, untuk mempermudah orang-orang berdiskusi.

Di antaranya ada seorang orang tua yang sangat terkenal, dia dikelilingi oleh banyak orang yang memegang barang-barang dan terus menanyakan pertanyaan kepadanya.

Ini merupakan ahli tua terkenal dari Beijing, bermarga Tao, khusus menganalisa kaligrafi, dia merupakan tamu tetap dalam acara penilaian barang berharga, Jeremy Lin juga pernah menonton acaranya beberapa kali, memang kemampuannya tidak biasa.

"Tuan Tao, Tuan Tao, tolong lihat kaligrafi aku ini."

Saat ini terdengar suara seseorang yang faimiliar, Jeremy Lin mengangkat kepala dan melihat, ternyata merupakan Bryan Zhu yang waktu itu menyatakan perasaan ke Marcella Jiang di depan klinik menggunakan Maserati.

Dia sambil berteriak, sambil jalan ke keramaian, tangannya memegang sebuah kaligrafi berwarna kuning.

Mellihat kaligrafi di tangannya, mata Jeremy Lin langsung bersinar, segera mendatanginya.

Bryan Zhu setelah masuk ke dalam langsung berikan kaligrafi itu kepada Tuan Tao, dan berkata "Tuan Tao, ini adalah kaligrafi yang aku beli dengan harga 600 ribu RMB (sekitar 1,2 miliar rupiah), dengar-dengar merupakan keluaran dari keluarga kerajaan, tolong Anda bantu lihat?"

Tuan Tao setelah melihat kaligrafi itu matanya juga bersinar, lalu dia membukanya, setelah dilihat dengan teliti, dia menggelengkan kepala dan tersenyum, berkata "Dilihat dari kanvasnya, ini memang berasal dari keluarga kerajaan, tapi level lukisan ini benar-benar terlalu biasa, hanya menipu, lukisan seperti ini tidak jarang muncul di pasaran, jadi tidak bisa mendapatkan harga yang terlalu tinggi, paling banyak 100 ribu RMB (sekitar 200 juta rupiah).

"Hehe, Terima kasih atas ajaran Tuan Tao, tadinya aku merasa pandangan aku masih lumayan baik, tidak menyangka, belajar itu tidak ada habisnya, ternyata tidak berharga, kalau begitu aku akan berikan ke salah satu orang di sini saja, untuk kesenangan."

Bryan Zhu setelah berkata langsung mengangkat lukisan itu, asal melempar ke keramaian, Tuan muda seperti dia, sama sekali tidak menganggap uang kecil seperti itu.

Di kerumunan orang tiba-tiba terkejut, semuanya mengulurkan tangan untuk menangkapnya, tapi saat ini ada sebuah tangan yang mengambil dengan cepat.

Semua orang memutarkan tubuh untuk melihat, dan ternyata yang menangkap lukisan itu, adalah Jeremy Lin.

"Kamu?!"

Bryan Zhu setelah melihat Jeremy Lin merasa sedikit terkejut, selanjutnya dia mengambil lukisannya, dengan kesal berkata, "Kamu, aku tidak mau memberikannya!"

Dia mengingat jelas terakhir kali Jeremy Lin mempermalukan dia di depan Marcella Jiang dan di depan umum, dia mana mungkin memberikan lukisan itu ke saingan dia.

"Tuan Muda Zhu, bukannya kamu bilang mau berikan kepada orang di sini dengan gratis?" Jeremy Lin tersenyum, "Kalau memang tidak bisa, aku berikan 100 ribu RMB (sekitar 200 juta rupiah), untuk membeli lukisan kamu, bagaimana?"

"Tidak bisa!"

Bryan Zhu tertawa dingin, dan berkata: "Kalau kamu memang mau, juga boleh, 600 ribu RMB (sekitar 1,2 miliar rupiah), aku membelinya dengan harga 600 ribu RMB (sekitar 1,2 miliar rupiah), kalau kamu mau ya bayar aku dengan harga itu."

Kelihatannya Bryan Zhu sengaja mempersulit Jeremy Lin, tidak peduli Jeremy Lin setuju atau tidak dia tetap bisa mengeluarkan kekesalan dia.

"Baik.., 600 ribu RMB (sekitar 1,2 miliar rupiah), siapa suruh ayah mertua aku suka." Jeremy Lin mengangguk.

"Anak muda, apakah kamu bodoh, tadi Tuan Tao saja sudah bilang, lukisan ini paling mahal 100 ribu RMB (sekitar 200 juta rupiah)."

"Iya, benar-benar bodoh."

"Sepertinya orang yang ada banyak uang, anak muda sekarang, semua terlalu berlebihan."

Orang-orang di samping berdiskusi sampai menggelengkan kepala.

"Iya, anak muda, aku sudah bilang, gambar ini, paling mahal juga 100 ribu RMB (sekitar 200 juta rupiah)." Tuan Tao sudah tidak tahan lagi, maka cepat-cepat keluar untuk menasehati Jeremy Lin.

Dia pernah bertemu yang bodoh, tapi tidak pernah bertemu yang begitu bodoh.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu