His Second Chance - Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
"Tidak, tawamu itu palsu, itu lebih buruk dari pada tangisnya."
"Terserah kamu sajalah!" Marcella Jiang memutar matanya dan mulai makan dengan terengah-engah, tanpa menanyakan apapun.
Ketika dia keluar dari restoran setelah makan malam, tiba-tiba hujan di luar mulai turun, Jeremy Lin melepas mantelnya dan menaruhnya di kepala kedua orang itu.
Untuk menghindari mengemudi dalam keadaan mabuk, pada saat datang keduanya tidak mengemudi, tetapi mereka naik taksi.
Sekarang hujan mulai turun, dan taksi mulai sulit untuk di cari, jadi mereka berlindung di bawah pohon dan menunggu.
Karena mereka juga berlindung di balik pakaian mereka, Jeremy Lin dan Marcella Jiang sangat dekat satu sama lain, hampir menempel satu sama lain.
Wajah Marcella Jiang memerah, merasakan suhu tubuh Jeremy Lin, dia merasa nyaman, dia sepertinya menikmati perasaan ini.
"Ini dia mobilnya, ayo pergi."
Pada saat ini, Jeremy Lin tiba-tiba berlari dan menghentikan taksi, sebenarnya pengemudi taksi sama sekali tidak ingin menarik mereka, tetapi dia berdiri di depan mobil dan tidak membiarkan orang pergi, dalam cuaca seperti ini, pengemudi biasanya tidak menerima penumpang.
Jeremy Lin langsung menyodorkan uang itu dan berkata, "Dalam lima kilometer, kuberi kamu 100 RMB (sekitar 200 ribu rupiah)!"
"Anak muda, kuberitahu, aku kerja bukan untuk uang, aku akan melihat kalian di tengah hujan, aku merasa kasihan makanya aku menyuruh kalian masuk ke mobil!" Kata sopir itu.
"Kenapa kamu diam saja? Masuk ke mobil!"
Jeremy Lin melihat Marcella Jiang berdiri diam, dia dengan cepat memanggilnya.
Marcella Jiang sudah mau marah, bajingan ini, mengapa selalu mengganggunya ketika dia dalam suasana hatinya baik, hujan ringan begini, basah kuyup sebentar apakah bisa mati?
Yang lebih menyebalkan lagi adalah ketika dia turun dari mobil, Jeremy Lin berkata dia tidak membawa uang sekarang, jadi Marcella Jiang yang membayar ongkosnya.
Marcella Jiang tidak memperhatikannya lagi, dia pulang dengan gusar, tetapi Jeremy Lin tidak tahu, jadi, bukankah kamu tadi masih baik-baik saja?
Setelah sampai di rumah, ayah mertua dan ibu mertuanya masih di tempat tidur dan belum tidur, ketika mereka pulang, mereka langsung menyambut mereka dengan senyuman dan menanyakan bagaimana hari jadi pernikahan mereka.
"Tidak ada yang istimewa." Marcella Jiang berkata sambil menarik napas, dan pergi ke kamar tidur untuk berganti pakaian.
"Ada apa, Lucky He." Leticia Li bertanya-tanya.
"Jangan dengarkan dia, Bu. Hari ini lumayan."
Kemudian Jeremy Lin menunjukkan video yang diambil oleh manajer restoran kepada pasangan tua itu.
Melihat Jeremy Lin mencium Marcella Jiang, pasangan tua itu tidak bisa menutup mulut mereka.
Lionel Jiang menarik Jeremy Lin ke dapur dan mengambilkannya semangkuk sup dari dalam panci, dia mengatakan kepadanya, "Cepat, minum, itu baik untuk kesehatanmu."
"Apa ini, Ayah?" Jeremy Lin mengerutkan keningnya.
"Kalau aku suruh minum, minumlah, mengapa kamu banyak tanya?" Leticia Li mendesaknya, "Manfaatkan antusiasmemu malam ini, dan berikan kami seorang cucu, banggakanlah keluarga kita."
Sampai sekarang, Marcella Jiang dan Lucky He sudah menikah selama dua tahun tapi belum memiliki momongan, mereka berdua ragu apakah ada cacat pada "Lucky He".
"Aku sudah berusaha setiap malam, bu." Jeremy Lin berkata sambil tersenyum dan minum sup tersebut.
Setelah mandi di malam hari, Marcella Jiang sengaja memakai baju tidur yang seksi, setengah dari pahanya yang putih dan kuat serta seluruh kakinya terlihat jelas, Klavikula tubuh bagian atas juga samar-samar terlihat.
Dia sangat menantikan malam ini, dia berharap untuk memanfaatkan kegembiraan ini karena ada hubungannya dengan Jeremy Lin, sehingga dia tidak akan berutang kehormatan kepada keluarganya, dan dia juga akan menjelaskan kepada orang tuanya.
Jika tidak, setelah malam ini, dia tidak akan tahu apakah dia memiliki keberanian seperti itu.
Tapi Jeremy Lin, yang menghancurkan semuanya, setelah mandi, dia berlari ke lantai dan langsung tidur, Marcella Jiang melempar bantal ke lantai dan ngoceh, "Tidur, tidur, tidur sampai mati!"
Di tengah malam, Jeremy Lin tiba-tiba terbangun dan menyadari bahwa hidungnya berdarah, dia dengan tergesa-gesa berlari ke kamar mandi, dia merasa sedikit sakit pada ginjalnya, dan dorongan hatinya sangat kuat, dan dengan cepat dia mencari jarum perak dan menusuk dua jarum di pinggangnya untuk menekan impulsnya.
Faktanya, bukan hanya Marcella Jiang yang tidak mempersiapkan diri dengan baik, tetapi Jeremy Lin tidak melakukan hal yang sama, jadi dia terus melarikan diri. Bagaimanapun, dia bukanlah Lucky He.
Saat ini, di Rumah Sakit Rakyat Qinghai, lampu kantor di lantai enam masih menyala, ada dua pria duduk di ruangan itu, satu pria muda dan yang satunya lebih tua.
Pria muda itu membalik-balik map dan bertanya, "Sudah berapa lama dia bekerja?"
"Ditambah dengan pelatihan, itu kurang dari setengah bulan." Orang tua itu menjawab dengan cepat.
"Hm, bisakah kamu melakukan apa yang aku katakan padamu terakhir kali itu?" Pria itu terus melihat-lihat dokumen, dan setelah melihat foto dalam dokumen dia langsung berhenti.
Ini adalah foto kehidupan Marcella Jiang, dalam foto tersebut, dia mengenakan jas putih, dengan sosok ramping dan wajah yang cantik.
Jari-jari pria muda itu membolak-balik foto itu, dengan sedikit gemetar.
"Dalam beberapa hari ini akan ada pertemuan pertukaran akademis di kota Ling An, kamu bisa mengirimnya ke sana, tapi ..." Orang tua itu mendorong kacamata di wajahnya dan berkata, "Meskipun aku juga seorang kepala dokter, kekuatanku lebih kecil dari Zack Li, jika dia mengetahuinya, itu akan lebih sulit untuk dilakukan ... "
"Jangan khawatir. Kamu tidak bisa hidup tanpa uang." Pria muda itu berkata perlahan.
"Aku akan mencoba yang terbaik." Pria yang lebih tua itu tampak gelisah, tetapi ada secercah kegembiraan di matanya.
"Baiklah, aku akan menunggunya di kota Ling An."
Pemuda itu mengeluarkan foto itu, dan membanting map itu, melemparkannya ke atas meja, bangkit dan berjalan keluar.
Di bawah lampu, pria itu terlihat tinggi, dan penampilannya sangat luar biasa, dia memakai jas seperti model, Handi Li yang menghilang di Qinghai setelah pelelangan batu terakhir.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangLove Is A War Zone
Qing QingCinta Dan Rahasia
JesslynAdore You
ElinaYou're My Savior
Shella NaviWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)