His Second Chance - Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
Jeremy Lin naik taksi dan bergegas ke rumah sakit, dia merasa sangat khawatir sepanjang jalan, dia takut Marcella Jiang akan berada dalam bahaya.
Karena biasanya, Marcella Jiang jarang menonaktifkan ponselnya, selain itu kantor mereka sangat nyaman untuk mengisi baterai, ponselnya tidak mungkin kehabisan baterai.
Setelah tiba di rumah sakit, Jeremy Lin bergegas ke ruang divisi tempat Marcella Jiang berada, dan langsung mendorong pintu hingga terbuka.
Orang-orang di ruang divisi Marcella Jiang saat ini sedang berkumpul bersama, mereka sedang mengelilingi laporan kasus, mereka dibuat terkejut oleh suara Jeremy Lin membuka pintu, setelah melihat jelas bahwa orang itu adalah Jeremy Lin, mereka baru merasa lega dan menyapa Jeremy Lin.
Kepala Divisi tersenyum dan berkata: "Dokter Lucky, ada urusan apa kamu datang kesini?"
"Mana Marcella Jiang ?!"
Jeremy Lin tidak ingin berbicara dengan mereka, melihat tidak ada Marcella Jiang di sana, dia langsung terkejut dan ekspresi wajahnya berubah.
Dia tidak berada di rumah sakit, dan belum pulang ke rumah, poselnya juga tidak aktif, pasti terjadi sesuatu padanya!
Orang-orang dibuat terkejut oleh ekspresi panik Jeremy Lin, lalu seorang dokter wanita terkekeh dan berkata: "Dokter Lucky, kenapa kamu begitu panik? Kenapa? Apakah kamu takut Dokter Marcella kabur? Dia baik-baik saja, dia pergi ke toilet. "
"Pergi ke toilet? Apakah kamu yakin?"
Ketika Jeremy Lin mendengar maksud perkataannya adalah Marcella Jiang berada di rumah sakit, ekspresinya menjadi sedikit lebih rileks, dia berbalik untuk pergi ke toilet wanita untuk menemui Marcella Jiang.
"Kok kamu bisa di sini?"
Begitu Jeremy Lin berbalik, dia kebetulan berpapasan dengan Marcella Jiang yang baru saja kembali dari toilet, kemudian dia menghela napas lega, kekhawatirannya akhirnya menghilang, dia menggaruk kepalanya dengan malu dan berkata: "Sudah larut malam kamu belum pulang ke rumah, ponselmu juga tidak bisa dihubungi, aku sedikit khawatir, jadi aku datang ke sini untuk melihat-lihat. "
"Oh, hari ini ponselku tidak sengaja terjatuh dan rusak, awalnya aku pikir tidak akan lama, tetapi tidak disangka sudah begitu larut namun belum selesai." Marcella Jiang menghela napas, dia mengeluarkan ponselnya yang sudah rusak itu dan memperlihatkannya kepada Jeremy Lin.
"Dokter Marcella, kamu tidak melihat ekspresi Tuan Lucky yang sangat panik tadi, dia sangat mengkhawatirkanmu." Dokter wanita itu berkata dengan bercanda.
"Ya, kami terkejut melihatnya, kami kira ada masalah."
"Tidak disangka Dokter Lucky begitu lengket pada Dokter Marcella, tanpa Dokter Marcella, tidak bisa tidur di malam hari."
"Tentu saja, memiliki istri yang begitu cantik seperti Dokter Marcella, pasti bisa tidur lelap di malam hari."
"Kalian jangan sembarangan bicara, ini namanya menunjukkan rasa cinta, apakah kalian memahaminya?"
Mendengar perkataan para dokter yang menertawakannya, wajah Jeremy Lin terlihat sedikit memerah dan tampak sangat malu.
Marcella Jiang juga menggigit bibirnya, dia sedikit malu, tetapi dia masih tampak tidak memiliki ekspresi apapun, namun matanya saat menatap Jeremy Lin terlihat sangat lembut.
"Baguslah kamu baik-baik saja, aku sudah merasa tenang, kamu bersibuk saja dulu, aku akan menunggumu di luar."
Jeremy Lin bergegas berkata kepada Marcella Jiang, lalu berjalan keluar dengan cepat.
Setelah Jeremy Lin pergi, para dokter berkata kepada Marcella Jiang dengan nada iri: "Dokter Marcella, kamu benar-benar beruntung, menikah dengan pria baik seperti Dokter Lucky."
"Ya, kalian sudah menikah sekian lama, dia memperlakukanmu dengan sangat baik, jika itu pria lain, mana mungkin datang tengah malam untuk memastikan keadaanmu."
"Dia itu sekarang bahkan sudah malas untuk menatapku, aku pulang atau tidak itu tidak ada urusannya dengannya."
"Pria, jika punya uang dan reputasi dia akan menjadi buruk, lihat Dokter Lucky, tidak berubah sedikitpun, benar-benar jarang bisa menemukan pria seperti dia."
Marcella Jiang melambaikan tangannya dan berkata dengan acuh tak acuh: "Jangan mengejekku lagi, lebih baik berkonsentrasi mempelajari laporan kasus."
Meskipun dia berkata demikian, tetapi dia merasa ada api yang menyala di dalam hatinya, itu membuat tubuhnya sangat hangat di awal musim dingin yang dingin ini.
Ketika Marcella Jiang pulang bekerja, itu sudah hampir jam satu subuh.
"Apakah kamu lapar?"
Jeremy Lin tersenyum padanya dan berkata: "Bagaimana jika kita makan sesuatu dulu?"
"Sudah larut malam begini, mau makan dimana?" Tanya Marcella Jiang.
"Aku akan membawamu ke suatu tempat." Jeremy Lin memberikan senyuman misterius kepada Marcella Jiang, lalu membawa Marcella Jiang ke warung barbekyu di sebelah Universitas Kedokteran.
Meskipun sekarang sudah larut malam, tetapi warung barbekyu masih terang benderang dan sangat ramai.
Ini adalah warung barbekyu yang sering dikunjungi Jeremy Lin bersama teman sekamarnya sebelum dia meninggal dunia, karena dekat dengan sekolah dan di sebelahnya ada sederet bar, bahkan larut malam seperti sekarang pun bisnisnya masih sangat bagus, bisa dibilang sangat ramai.
Jeremy Lin meminta meja lipat dan dua bangku kepada pemilik warung, lalu dia mencari tempat yang cukup terang untuk duduk.
Marcella Jiang tidak dapat menahan diri untuk berkata dengan penasaran: "Bagaimana kamu bisa tahu tempat ini?"
"Sebelumnya aku pernah datang makan dua kali dengan teman-temanku." Jeremy Lin sembarangan mengarang cerita.
"Sungguh? Sejauh yang aku tahu, kamu sepertinya tidak pernah pulang lebih dari jam 10 malam?" Marcella Jiang menatapnya dengan menyipitkan mata, nada bicaranya dingin, "Jadi bagaimana kamu bisa tahu warung ini buka hingga larut malam? "
Jeremy Lin ditanyai olehnya hingga langsung tertegun, untungnya responsnya cepat, dan dia bergegas berkata: "Aku tidak pernah datang makan selarut ini, aku pernah makan dua kali saat di jam makan malam, sekalian bertanya pada pemilik warung, dia yang memberitahuku. "
"Kalau begitu ingatanmu benar-benar bagus." Marcella Jiang memelototinya dengan galak, dia tidak mempercayainya, bajingan ini mungkin pernah memanfaatkan kesempatan diam-diam keluar saat dia lembur.
"Bos, berikan kami sepuluh tusuk daging babi bagian perut, sepuluh daging dada, sepuluh gluten, sepuluh keripik kentang, sepuluh terong, dan lima ginjal babi." Jeremy Lin berkata sambil tersenyum pada pemilik warung.
"Oke." Pemilik warung bergegas menjawab.
"Sudah seharusnya makan lebih banyak ginjal untuk menambah nutrisi, memiliki istri yang begitu cantik, pasti akan sangat sibuk di malam hari."
Pada saat ini, seorang pria di warung sebelah dengan tubuh tidak tinggi, dan anggota tubuh yang besar berkata sambil tersenyum sembrono, ada rantai emas tergantung di lehernya, ditambah dengan bentuk tubuhnya, itu membuat orang merasa semacam rantai emas digantung di labu putih yang pendek.
Tiga orang lainnya yang berada di mejanya memiliki bentuk tubuh yang hampir sama dengannya, wajah mereka penuh dengan daging, begitu dilihat sudah bisa diketahui bahwa mereka bukan orang baik-baik, ketika mendengar perkataannya, mereka juga ikutan tertawa, mereka juga tidak lupa untuk melirik tubuh Marcella Jiang sejenak.
Marcella Jiang merapikan kakinya dengan refleks, dia terlihat sedikit gugup.
"Tidak apa-apa, jangan takut." Jeremy Lin tersenyum padanya, lalu melepas jaketnya, berjalan mendekatinya dan memakainya.
"Jika kamu memberikan pakaianmu untukku, bagaimana denganmu?" Marcella Jiang berkata dengan terkejut.
"Aku adalah seorang pria, lebih tahan dingin daripada kamu." Jeremy Lin tersenyum dan duduk kembali ke tempatnya.
"Kak Marcella, bolehkan aku menanyakan sesuatu padamu?" Jeremy Lin menatap Marcella Jiang dengan penuh harapan.
"Masalah apa, katakanlah."
"Apakah kamu tahu di panti asuhan mana ayah dan ibu mengadopsiku saat itu? Aku ingin pergi kesana untuk melihat-lihat." Ujar Jeremy Lin setelah meragu sejenak.
"Apakah kamu ingin mengetahui pengalaman hidupmu?" Marcella Jiang langsung menatap matanya dengan sepasang mata besarnya yang indah, dia langsung bisa melihat apa yang dia pikirkan.
Jeremy Lin juga tidak berbohong, dia mengangguk.
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanUangku Ya Milikku
Raditya DikaAdore You
ElinaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensGet Back To You
LexyMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)