His Second Chance - Bab 77 Pulang

"Tuan muda Zheng, tolong aku, Tuan muda Zheng..."

Daud Zhang memeluk kaki Christian Zheng, bahkan tidak bisa berbicara dengan jelas.

Jeremy Lin benar-benar menakutkan, menyiksa dia sampai sudah mau menggila, kalau tidak dengan etika pekerjaan dia juga tidak mungkin begitu cepat menyebut nama Christian Zheng.

"Omong kosong, aku jelas-jelas tidak mengenal kamu!"

Wajah Christian Zheng sudah menjadi pucat, panik, dan menendang Daud Zhang.

"Kamu?"

Raut wajah Monica Xue menjadi berat, segera mengerti apa yang terjadi, dia langsung melirik Christian Zheng, tatapan dinginnya seperti bisa membunuh orang.

"Tuan muda Zheng, kalau orang ini terus menuduh kamu, lebih baik kita melaporkannya ke polisi saja, agar polisi bisa mencari tahu kebenarannya." Jeremy Lin dengan tersenyum berkata.

Christian Zheng berkeringan dingin, melaporkan ke polisi masih tidak apa-apa, kalau diketahui ayahnya dia melakukan hal bodoh yang menyinggung Keluarga Song, ayahnya bisa-bisa menguliti dia.

"Menurutku tidak usah melaporkannya ke polisi, aku lihat kamu dan Monica juga tidak terluka..." Christian Zheng berkata dengan ragu.

"Baik, aku akan menyerahkan orang ini kepada Tuan muda Zheng untuk mengurusnya, semoga Tuan muda Zheng mengurusnya dengan baik." Jeremy Lin menepuk pundak Christian Zheng, kemudain menyuruh Monica Xue untuk naik mobil.

Monica Xue dengan terkejut membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tapi ditahan oleh Jeremy Lin.

"Dasar sampah, ke depannya jangan sampai aku bertemu kamu!" Monica Xue dengan galak mengatakannya ke Chrisitan Zheng lalu masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan pulang, Monica Xue dengan bingung bertanya, "Kamu tadi mengapa melepaskannya?"

"Menyisakan jalan saat melakukan sesuatu hal, ke depannya saat bertemu akan baik-baik saja, orang itu seorang Tuan muda, aku hanyalah warga biasa, lebih baik jangan menyinggung dia, kalau dipaksa, mungkin harus bertaruh nyawa, untuk apa?"

Jeremy Lin tersenyum dan berkata, dia bukan takut akan masalah, hanya saja takut menyebabkan masalah untuk Marcella Jiang sekeluarga beserta ibunya.

"Apakah dulu kamu pernah berlatih kungfu?" Monica Xue dengan penasaran bertanya, tadi kemampuan Jeremy Lin benar-benar sangat mengejutkan, dia hanya pernah melihat hal seperti itu di film.

"Iya, saat aku kecil pernah berguru, merupakan ahli tersembunyi." Jeremy Lin tidak membutuhkan skrip saat berbohong, "Tapi aku tidak ingin identitas aku diketahui, semoga kamu bisa bantu aku menyimpan rahasia."

Maksud Jeremy Lin tidak hanya mengenai kejadian malam ini, tapi juga pada hari kebakaran itu.

"Tenang saja, aku akan bantu kamu menyimpan rahasia." Monica Xue dalam hati ternyata sedikit kesenangan, dia seperti seorang penggemar yang mengetahui rahasia idolanya, tentu tidak akan menceritakannya ke orang lain.

"Jadi sekarang kamu pulang, atau..."

"Pulang."

Monica belum menyelesaikan kalimatnya setelah kata "atau", Jeremy langsung memotong perkatanya, dia dalam hati sebenarnya merasa sedikit sedih.

Dia merasa dirinya sangat lucu, pria yang tadinya sangat dibenci oleh dirinya, sekarang malah ingin bersama dengan dia lebih lama?

Apakah hanya karena dia tadi menolong dirinya?

Setelah mengantar Jeremy Lin sampai bawah rumahnya, Monica Xue tidak tahan dan mengucapkan terima kasih terhadap punggung dia.

Jeremy Lin bahkan tidak memutarkan kepalanya, dia hanya melambaikan tangan dan berkata, "Sama-sama."

Saat dia pulang Marcella Jiang masih belum tidur, sedang mengulang pelajaran di meja belajar kamarnya, maka Jeremy Lin tidak mengganggunya, melepaskan jaket, dan mau pergi mandi.

"Wanita yang antar kamu pulang seharusnya merupakan Monica Xue?" Marcella Jiang tiba-tiba bicara, suaranya sangat dingin.

Hari itu dia melihat kartu nama di kantong Jeremy Lin, dan mengingat jelas nama ini.

Jeremy Lin tiba-tiba merasa bersalah, dia menggaruk kepala dan berkata "Kami hanya teman biasa".

"Kamu tidak usah menjelaskannya kepada aku, aku sudah pernah bilang, kamu boleh berhubungan dengan wanita manapun, asalkan jangan sampai orang tua aku mengetahuinya, lain kali kalau dia mengantar kamu lagi, jangan masuk ke dalam komplek." Marcella Jiang dengan dingin berkata, dadanya merasa sedikit sesak.

"Oh, mengerti." Jeremy Lin menjawab, tidak melakukan penjelasan lebih, langsung pergi mandi.

Melihat belakang tubuh Jeremy Lin, Marcella Jiang menutup bukunya dengan keras, sudah tidak ada suasana hati untuk belajar lagi, tentu, pria memang tidak ada yang baik!

Dia tidak menyuruhnya menjelaskan, langsung tidak menjelaskannya?

Haha, Pria sampah!

Keesokan hari merupakan hari ujian kualifikasi dokter untuk Rumah Sakit Rakyat Qinghai.

Jeremy Lin sendiri yang mengantar Marcella Jiang, karena harus menyiapkan surat-surat maka Marcella Jiang menyuruh Jeremy Lin yang menyetir, pada akhirnya perjalanan 40 menit itu setelah satu setengah jam masih belum sampai.

"Kamu boleh lebih pelan lagi, kalau begitu kebetulan ujian juga pasti sudah berakhir." Marcella Jiang dengan dingin berkata.

"Jangan khawatir, sebentar lagi sampai." Jeremy Lin tidak bisa berbicara dengannya, dengan berhati-hati melihat kaca spion.

Dia sangat jarang menyetir, jadi tidak lancar, mobil Ferrari dia yang diletakkan di tempat Andrian Shen hampir tidak pernah disentuh.

Untung saja sebelum ujian Jeremy Lin tetap sempat sampai di rumah sakit, setelah Marcella Jiang masuk, dia dengan santai menunggu di luar.

Saat ini tiba-tiba ponselnya berdering, Andrian Shen yang meneleponnya.

"Lucky, kamu di mana, perhiasan dari batu emerald yang kamu bantu aku mendapatkannya semua sudah selesai dibuat, kamu sekarang ada waktu tidak, aku antarkan beberapa ke kamu." Andrian Shen dengan penuh semangat berkata.

Batu emerald ini sungguh terlalu baik, tidak hanya membuat keluarga mereka mendapatkan banyak uang, juga membuat Andrian Shen sangat bangga di depan keluarganya, dia tentu sangat berterima kasih kepada Jeremy Lin.

Jeremy Lin memberitahu lokasi dan Andrian Shen lalu mengantarkan perhiasannya, setelah mengetahui Jeremy Lin sedang menemani istri yang sedang ujian, Andrian Shen langsung memberikan jempol kepadanya, "Pria yang baik."

Jeremy Lin tertawa, melihat beberapa liontin itu, dan mengangguk, "Memang tidak buruk."

Liontin seperti ini kalau dia menambahkan mantra keamanan, pasti bisa menyelesaikan masalah bencana seumur hidup.

"Ini semua tidak ada apa-apanya, lihat apa yang aku siapkan untuk kakak ipar." Andrian Shen dengan semangat tertawa, kemudian mengeluarkan sebuah kotak kasmir, membukanya di depan Jeremy Lin.

Hanya melihat di dalamnya ada kalung batu emerald yang sangat hijau dan jernih, kalung silvernya ditempel beberapa permata batu emerald, terlihat sangat elegan.

"Kalau begitu aku menggantikan Marcella Jiang untuk mengucapkan terima kasih." Jeremy Lin juga tidak menolaknya, kalung ini dibuat sangat indah, sama sekali tidak terlihat kampungan, Marcella JIang seharusnya akan suka, dia berencana memberikan kepadanya pada hari ulang tahun pernikahan mereka yang kedua.

Andrian Shen masih ada urusan lain, jadi tidak lama kemudian sudah pergi.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu