His Second Chance - Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
“Paman Zheng, jangan menyusahkan Lucky lagi.” Ucap Justin Lei menambahkan, dia sudah beberapa kali bertemu dengan pamannya Stephanie Wei ini.
“Paman? Kenapa kamu bisa berada di sini?”
Saat ini, mendadak terdengar suara jernih dari belakang tubuh Matthew Zheng, lalu sesosok manusia yang cantik meloncat keluar dan merangkul lengannya.
“Stephanie?”
Matthew Zheng terkaku setelah melihat Stephanie Wei, dia bertanya “Stephanie, apakah kamu kebetulan lewat di sini?”
“Kebetulan apa? Aku ke sini untuk mengobati penyakit.”
Sambil berbicara, Stephanie Wei membalikkan kepalanya dan berseru kepada Jeremy Lin dengan kesal “Hei, bocah tengik, kenapa pagi ini kamu tidak membuka pintu, tahukah kamu kalau aku sudah menunggu lama?”
“Stephanie, kamu panggil dia apa?” Ekspresi wajah Matthew Zheng berubah.
“Bocah tengik.” Wajah Stephanie Wei tampak acuh tidak acuh.
“Jangan begitu, jangan begitu, tuan ini adalah adik seperguruan pamanmu ini, kamu seharusnya memanggilnya paman.” Matthew Zheng bergegas memberikan penjelasan kepada Stephanie Wei.
Justin Lei dan Enzy Li pun tidak dapat menahan diri mereka dan tertawa menyeringai, sepertinya, umur Stephanie Wei hanya berselisih dua tahun lebih muda dari Jeremy Lin, bisa-bisanya Matthew Zheng menyuruhnya untuk memanggil Jeremy Lin dengan panggilan paman.
“Paman, apa maksudmu, dia tidaklah setua itu.” Stephanie Wei pun merasa tidak senang begitu mendengarnya, kenapa seolah-olah dirinya menjadi satu generasi lebih muda?
“Stephanie, dengarkan perkataanku!” Matthew Zheng mengernyitkan keningnya, dengan sedikit kesal dia mengatakan, “Cepat, panggil dia paman.”
Justin Lei dan Enzy Li yang berada di dalam pun akan berguling-guling di lantai saking lucunya.
Jeremy Lin pun tidak dapat menahan dirinya dan tertawa menyeringai, dia meledek Stephanie Wei dengan berkata “Stephanie keponakanku, tidak apa-apa kalau kamu tidak memanggilku, tapi kamu harus ingat, kedepannya jika kamu bertemu denganku, kamu harus bersikap sopan.”
“Kamu!”
Mendengar Jeremy Lin memanggilnya keponakan, Stephanie Wei pun merasa sangat kesal.
“Stephanie, jangan bersikap tidak sopan!” Matthew Zheng pun bergegas memarahinya.
“Sudahlah, Stephanie, Lucky sedang bercanda denganmu, apakah kamu sudah makan? Ayo kita makan bersama.” Justin Lei langsung bergegas menyambutnya dengan suara yang terkesan manja.
“Aku sudah makan, namun aku sudah lapar lagi.” Stephanie Wei memindahkan sebuah kursi dan duduk di dekat Jeremy Lin, dengan sengaja dia mendorong Jeremy Lin dengan tubuhnya.
Jeremy Lin tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, dia bergegas bergeser ke sebelahnya, nona besar ini sunguh tidak boleh diprovokasi.
Melihat Stephanie Wei tidak duduk di sisinya, rasa kecewa pun melintas di wajah Justin Lei, namun dengan cepat, raut wajahnya kembali normal lagi, dia mengulurkan tangannya dan mengambilkan sepotong daging untuk Stephanie Wei.
“Lucky, aku......” Matthew Zheng masih tidak menyerah, namun baru saja dia membuka mulutnya, ucapannya langsung dipotong oleh Jeremy Lin.
“Kak Matthew, aku sudah berkata dengan jelas, jika itu adalah permasalahan keluargamu, maka aku tidak berkewajiban untuk melakukannya, namun aku tidak perlu banyak berbicara mengenai permasalahan itu.” Ucap Jeremy Lin dengan suara yang tegas, intonasi bicaranya tidak perlu ditanyakan lagi.
Wajah Matthew Zheng tampak sangat getir, pada akhirnya, dia pun hanya menghela napasnya dan merasa tidak berdaya, dia membalikkan badannya dan berjalan pergi.
“Hei, untuk apa pamanku mencarimu? Kenapa kamu tidak membantunya?” Ucap Stephanie Wei dengan jengkel, dia langsung merebut daging yang akan diambil oleh Jeremy Lin.
Justin Lei pun menyampaikan permasalahan yang barusan diceritakan oleh Jeremy Lin kepada Stephanie Wei.
Setelah mendengarnya, Stephanie Wei merasa sedikit marah, dengan kesal dia berkata “Hari itu ketika dia datang, aku sudah merasa kalau dia terlalu arogan, dan dia juga bukanlah seorang pemimpin, atas dasar apa dia ingin menutup jalan, tidak ada salahnya jika tidak ingin mengobatinya.”
Setelah pergi dari New Life Pharmacy, Matthew Zheng masih belum kembali ke Hotel Shangrila, dia juga tidak memberikan jawaban kepada Charles Chu, pikirannya sangat kacau.
Karena jarak dari sini ke rumah ayahnya tidak jauh, dia pun langsung pergi ke tempat ayahnya.
Kebetulan Frans Zheng sedang makan, melihat Matthew Zheng, dia bergegas menyambutnya dengan mengatakan “Kamu datang di waktu yang tepat, hari ini suasana hatiku sedang bagus, ayo kita berdua minum-minum sedikit.”
“Ayah, sekarang aku tidak memiliki suasana hati untuk minum alkohol.” Ucap Matthew Zheng sambil tertawa getir.
“Kenapa, apa yang telah terjadi?” Ucap Frans Zheng tergesa-gesa begitu melihat raut wajah putranya tampak buruk.
Matthew Zheng menghela napasnya, dia menceritakan permasalahannya secara garis besar kepada Frans Zheng.
“Charles sangat arogan, sangat beralasan kalau Lucky tidak ingin mengobatinya.” Frans Zheng mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian dia menghela napasnya, “Namun Charles adalah orang yang memiliki koneksi luas, Lucky tidak seharusnya membuat keputusan dengan emosinya.”
“Bukankah begitu? Aku juga sudah meneteskan keringat demi Lucky, namun dia sama sekali tidak mendengarkan nasihat dariku.” Ucap Matthew Zheng bergegas menambahkan.
Sebenarnya, yang paling dia pedulikan adalah kontrak besarnya itu.
“Matthew, dari awal aku sudah memperingatimu untuk lebih banyak berhubungan dengan Lucky dan perbaiki koneksimu, sekarang kamu baru mencarinya setelah muncul permasalahan, sangat lumrah kalau dia tidak menganggapmu.” Ucap Frans Zheng dengan nada yang terkesan menyalahkan.
“Betul, apa yang dikatakan oleh ayah itu betul.” Matthew Zheng mengangguk-anggukkan kepalanya, sebelumnya, setelah Jeremy Lin mengobati penyakit ayahnya, ayahnya memang sudah memberikan peringatan kepadanya, rasa menyesal pun muncul di dalam hatinya, kala itu, bagaimana akan terpikirkan olehnya kalau dokter kecil sepertinya dapat memberikan bantuan yang besar seperti itu kepadanya.
“Sudahlah, kali ini harus aku yang ke sana dan mengorbankan harga diriku, aku tidak akan makan lagi, kamu makan saja.”
Sambil berbicara, Frans Zheng langsung bangkit berdiri, dia memerintahkan pengurus rumah tua untuk mengeluarkan sebuah kotak kayu berwarna merah gelap dari ruang kerjanya, lalu memintanya untuk mengikutinya bergegas pergi ke New Life Pharmacy.
“Lucky, begitu ramai, tanpa malu-malu aku ke sini untuk mengajakku minum segelas anggur bersama, kamu tidak akan tidak menyambutku, bukan?” Ucap Frans Zheng sambil tertawa terkekeh.
“Kakek Zheng, apa yang kamu bicarakan? Cepat, silahkan.” Melihat kakek Zheng, Jeremy Lin bergegas bangkit berdiri, dia sudah tahu dengan jelas maksud kedatangannya.
Masih mudah unutk menolak Matthew Zheng, namun untuk kakek Zheng, dia pun merasa kesulitan.
Semua orang yang berada di meja tersebut langsung bergegas menyapa kakek Zheng, mereka bersulang bersama untuknya, kakek Zheng mengangguk-anggukkan kepalanya, dia menyeruput sedikit anggur, setelahnya, dia pun tampak teringat dengan sesuatu secara mendadak, dia berkata “Aku ke sini tidak hanya untuk minum saja, aku masih memiliki sesuatu yang aku ingin kamu lihat sebentar.”
Sambil berbicara, dia memberikan sebuah perintah kepada pengurus rumah, pengurus rumah itu langsung menyerahkan kotak merah gelap itu kepada Jeremy Lin.
Belum sempat membuka kotak tersebut, Jeremy Lin sudah dapat melihat aura kotak tersebut terkesan sangat mengintimidasi, sangat jelas kalau nilai barang di dalamnya sangat berharga.
Semua orang pun merasa penasaran, mereka menatap kotak tersebut dengan kepala yang mendekat.
Setelah Jeremy Lin membuka kotak tersebut, dia melihat sebuah jamur kayu yang berwarna merah keunguan di dalamnya, ukurannya tidaklah kecil.
“Ini adalah jamur kayu yang aku dapatkan secara tidak sengaja tahun lalu, aku juga tidak tahu apakah masih bagus atau tidak, sudah terletak di sana untuk waktu yang lama, hari ini aku baru teringat dan secara sengaja memintamu untuk melihatnya.” Ucap kakek Zheng sambil tertawa terkekeh.
“Kakek Zheng, ini bukanlah jamur kayu yang biasa, dari warna dan penampilannya, seharusnya ini adalah jamur kayu liar, setidaknya berumur seratus tahun lebih.”
Jeremy Lin pun sedikit tertegun, selanjutnya, dia berkata “Selain itu, ini pasti jamur dari hutan, yang juga disebut dengan nama Ganoderma Lucidum, dikenal sebagai jamur kayu di antara jamur kayu, nilai medisnya sangat tinggi.”
Novel Terkait
Mr. Ceo's Woman
Rebecca WangBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesYou're My Savior
Shella NaviUnlimited Love
Ester GohSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiBlooming at that time
White RoseHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)