His Second Chance - Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)

"Semuanya tenang, kalian pulang terlebih dahulu, seperti ini saja, aku menjamin kalian semua pasti akan mendapatkan satu, anggap saja hadiah dari aku untuk kalian dalam rangka mid-autumn, bisa tidak!"

Monice Xue buru-buru menenangkan para wanita kaya, agar mereka tidak panik.

"Apakah benar?"

"Benar."

Monica Xue mengangguk, beberapa wanita kaya itu baru diam, dan melepaskan Jeremy Lin.

Sekarang Jeremy Lin baru menghela napas, melihat Monica Xue, dengan tak berdaya tertawa, kalau dia sudah menjanjikannya, ya biarkan dia sendiri yang membuat obatnya saja.

Dalam waktu beberapa jam, sikap para wanita kaya itu terhadap Monica Xue juga berubah 180 derajat, mereka terus memegang tangan Monica Xue mengucapkan terima kasih, sedikit tidak rela, dan di saat yang bersamaan tidak lupa bertukar kontak dengan Jeremy Lin.

"Pria tampan, ini kartu nama aku, seterusnya banyak berkontak ya."

"Pria tampan, ini punyaku, ke depannya kalau ada waktu aku akan sering datang."

"Dan juga aku, pria tampan, keluargaku yang membuat kue bulan, nanti tidak usah beli kue bulan, aku akan mengantarkannya untuk kamu."

"Ini punyaku, cinta kamu, pria tampan, muah"

....

Jeremy Lin tersenyum pahit dan menerima semua kartu nama mereka, melihat kartu nama yang kue bulan itu, dia pun kaget, kartu nama ini lumayan berguna, karena sebentar lagi adalah mid-autumn festival

Kalau kue bulan biasa, Jeremy Lin tentu tidak akan mengacuhkannya, tapi ini adalah kue bulan, disebut sulit dibeli walaupun dengan banyak uang.

Kue bulan mereka adalah merek lama di Qinghai, terkenal di seluruh Huaxia, sesampainya di mid-autumn, ada uang juga susah membelinya, hanya membuat untuk orang-orang terkenal di Qinghai dan Beijing saja mereka sudah tidak sanggup, orang biasa bahkan mau meliriknya saja tidak bisa.

Beberapa hari lalu mertua masih mengoceh kalau tidak pernah makan kue bulan dari Osmanthus House, sungguh menyayangkan, maka Jeremy Lin ingin menyuruh wanita kaya itu bantu mendapatkan sedikit, agar bisa diberikan kepada mertuanya.

Setelah mengantar sekelompok wanita kaya itu, Monica Xue buru-buru ke depan Jeremy Lin, dengan sedikit kesenangan berkata: "Apakah kamu pernah berpikir untuk membuat obatmu ini menjadi perawatan kulit, produksi massal, dan dipasarkan."

"Tidak."

Jeremy Lin menggeleng, dia benar-benar tidak pernah terpikir.

"Hasil obatmu ini begitu baik, kalau kita produksi massal, dan membuatnya terkenal, penjualannya pasti akan sangat baik." Monica Xue melihat Jeremy Lin sepertinya tidak tertarik, buru-buru melanjutkannya.

"Hm.. kalau kamu mau produksi massal juga bisa, aku memberikan resep obat kepadamu, lagipula kamu juga bisa mendapatkan obatnya dengan mudah dari Willian Song." Jeremy Lin segera menuliskan resepnya, berikan ke Monica Xue, lalu memberi tahu dia cara membuatnya.

Monica Xue melihat resep yang diberikan Jeremy Lin pun terkejut, ini bukan resep obat yang biasa, di mata dia ini adalah keuntungan sebesar puluhan juta, bahkan ratusan juta RMB (sekitar puluhan sampai ratusan miliar rupiah).

Tetapi Jeremy Lin memberikannya dengan begitu mudah.

"Kenapa? Ambil saja." Jeremy lin tersenyum dan berkata. "Saat sudah mendapakan uang, ingat untuk traktir."

Monica Xue menggigit bibir, kemudian menerima resep obatnya, dan berkata, "Aku anggap kamu sebagai pemegang saham, nanti kamu akan menjadi pemegang saham yang besar."

"Boleh juga, terserah kamu saja, kalau menemukan masalah, boleh mencari aku kapanpun." Jeremy Lin tersenyum ke dia, dan juga tidak menolaknya.

Dia tidak menganggapnya sesuatu yang penting, karena dia juga tidak mengerti bidang kosmetik.

Beberapa hari kemudian, sudah mid-autumn, sebenarnya sesuai dengan kebiasaan Keluarga Jiang, mereka berempat sekeluarga masak dan minum anggur di rumah, tetapi tahun ini Lionel Jiang tidak menyetujuinya, dia bilang sudah memesan tempat di restoran di samping tempat kerjanya, malam ini pergi makan di restoran.

Marcella Jiang dan Leticia Li juga tidak menolak, asalkan satu keluarga bersama, makan di manapun saja sama.

Malam hari mid autumn itu Jeremy Lin asal memakai baju olahraga dan sudah mau keluar rumah, Marcella Jiang menahan dia kemudian mengeluarkan jaket luaran warna hitam dan memberikan kepadanya, dan berkata, "Tukar yang ini."

"Ha, kamu membelikannya untuk aku?" Jeremy Lin sedikit terkejut.

"Aku tidak ingin kamu keluar dan mempermalukan aku." Marcella Jiang mendengus, detak jantugnya menjadi sedikit cepat, tidak tahu kenapa, belakangan ini dia mulai memperhatikan imej Jeremy Lin, ingin sekali membuatnya terlihat tampan, kalau dulu, dia pasti malas untuk mengurus sampah ini.

Jeremy Lin sekeluarga baru saja keluar dari rumah, Eddy Zhou sudah meneleponnya, dan bertanya, "Lucky, kamu di mana, apakah di rumah, aku dan Andrian akan pergi ke sana sebentar."

Jeremy Lin mendengar nada bicara Eddy Zhou yang sedikit buru-buru, mengira terjadi sesuatu, buru-buru berkata, "Baik, kalau begitu kalian datang saja."

"Ayah, ibu, kalian pergi terlebih dahulu, nanti aku akan naik taksi ke sana."

Setelah mematikan telepon, Jeremy Lin menjelaskan ke Marcella Jiang, lalu menunggu Eddy Zhou dan Andrian Shen di depan gerbang komplek.

Tidak lama kemudian, melihat sebuah mobil sport yang datang, sesampainya di depan pintu komplek langsung menginjak rem, Andrian Shen setelah turun dari mobil pun tersenyum dan berkata, "Bagaimana, Lucky, bagaimana dengan kemampuan menyetir aku?"

"Lumayan ada kemajuan." Jeremy Lin tertawa dan berkata, dalam hati berpikir, kalau dirinya mau seperti itu, mungkin masih harus 10 tahun.

"Lucky, kamu mengapa di sini?" Eddy Zhou juga turun dari mobil, tangannya memegang sebuah kotak panjang.

"Kami sekeluarga baru saja mau pergi makan, karena kalian mau datang, aku menyuruh mereka pergi dulu." Jeremy Lin menjawab.

"Oh, kami juga tidak ada masalah besar, hanya datang untuk memberikan hadiah kepada Paman." Eddy Zhou sambil berkata sambil memberikan kotak itu kepada Jeremy Lin, dengan tersenyum berkata, "Buka dan lihatlah isinya."

Jeremy Lin membuka kotaknya dan melihat, di dalamnya merupakan lukisan, di sekitarnya ada energi spiritual, terlihat berharga.

Dia buru-buru membuka lukisan tersebut, ternyata adalah Bada Shanren dengan bunga plum.

"Eddy Zhou, aku tidak boleh menerima ini, ini terlalu mahal." Jeremy Lin buru-buru menyimpan lukisan itu dan memberikannya kepada Eddy Zhou.

Harus diketahui kalau lukisan Bada Shanren tingkat atas pernah dilelang setinggi ratusan juta RMB (ratusan miliar rupiah).

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu