His Second Chance - Bab 139 Seminar (2)
Baru selesai berbicara, Jeremy Lin langsung menjerit, karena Marcella Jiang mencubit paha bagian dalamnya dengan kuat.
“Pertama-tama, mari kita persilahkan Wakil Kepala Rumah Sakit untuk menjelaskan kondisi pasien.”
Setelah dokter di atas panggung selesai berkata, ada seorang orang tua berusia sekitar enam puluhan tahun yang mengenakan jubah putih berjalan ke atas panggung, dia mengoperasikan laptop, lalu menampilkan PPT terkait data dan kondisi penyakit dari pasien.
“Setelah pemeriksaan yang cermat, kami mendiagnosis bahwa penyakit Tuan Smith adalah Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), dengan karakteristik klinikal Neupathology, ketika tangan dan kaki pasien masih dalam berfungsi dengan baik, sudah ada gejala susah menelan, susah berbicara, lalu berkembang menjadi gagal napas dan paralisis.”
Wakil Kepala Rumah Sakit menjelaskan kondisi penyakit dari pasien sambil menampilkan berbagai hasil radiologi dan pemeriksaan, yaitu Magnetic Resonance Imaging (MRI), Electromyogram (EMG), hasil pemeriksaan cairan darah, cairan kencing, dan pemeriksaan lainnya.
Setelah melihat foto pasien, Jeremy Li bertanya kepada Marcella Jiang, “Apakah itu Smith?”
Marcella Jiang mengangguk, lalu Jeremy Lin berkata, “Dilihat berdasarkan foto, sepertinya atrofi otot pada Smith tidak begitu parah.”
“Benar, dibanding dengan pasien lainnya, atrofi otot pada Smith memang lebih minim, seperti halnya… bagaimana mengatakannya.” Marcella Jiang mengernyit, tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.
“Tidak jauh berbeda dengan atrofi otot yang disebabkan karena setiap harinya berbaring dan tidak berolahraga, bukankah?” kata Jeremy Lin melanjutkan perkataan Marcella Jiang.
“Benar, benar, tetapi dia memang tidak dapat bergerak, dan hasil pemeriksaannya juga sudah keluar.” kata Marcella Jiang.
“Hhmm, aku paham.” Jeremy Lin mengangguk.
“Kamu dari divisi mana? Bisakah tidak berbicara? Kamu mengganggu kami mendengarkan laporan!” Pada saat ini, seorang dokter pria yang muda dan berhidung elang berseru kepada Jeremy Lin dengan kesal, dalam matanya memancarkan percikan api.
“Iya, kenapa kamu begitu banyak beromong kosong, seolah-olah kamu sangat mengerti saja!” Seorang pria berkacamata dengan bingkai berwarna hitam yang duduk di samping dokter berhidung elang juga berkata, sama-sama berwajah marah.
Marcella Jiang adalah Dewi Frozen yang diakui oleh seluruh dokter di rumah sakit, tidak tahu berapa banyak pria yang dalam mimpi pun ingin berkencan dengannya, tetapi pada biasanya, jangankan berkencan, hanya ingin berbicara singkat dengan Marcella Jiang saja sudah susah, selain komunikasi dalam pekerjaan yang diperlukan, Marcella Jiang tidak menghiraukan mereka sekali.
Oleh karena itu, sekarang melihat Jeremy Lin begitu intim dengan Marcella Jiang, dalam hati mereka tentu saja sangat tidak senang.
Meski tidak memiliki kesan apa-apa terhadap Jeremy Lin, tetapi mereka juga tidak berpikir ke yang lain, karena rumah sakit ini begitu besar, rekan yang tidak dikenali juga lumayan banyak.
“Dilihat berdasarkan riwayat genetik keluarga Tuan Smith, dengan mengesampingkan penyebab genetik, dicurigai mungkin berkaitan dengan Neurotoksin, karena sebelumnya Tuan Smith pernah mengidap kanker, dan pernah disuntikkan Cytarabine, dicurigai inilah yang menyebabkan penyakit Tuan Smith.”
Sambil berkata, Wakil Kepala Rumah Sakit berdeham, lalu menambahkan, “Tntu saja, terkait penyebab penyakit ini, kamu juga hanya sebatas curiga, tidak berani menetapkannya.”
Sebenarnya, terkait penyebab penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), hingga saat ini pun tidak begitu jelas di ilmu kedokteran, dan sekarang terdapat tiga teori penyebab utama, pertama adalah karena penimbunan Neurotoksin, kedua adalah kerusakan membran sel saraf yang disebabkan oleh radikal bebas, ketiga adalah kekurangan faktor pertumbuhan saraf yang mengakibatkan sel saraf tidak dapat terus bertumbuh dan berkembang.
Teori yang kedua dan yang ketiga sama sekali tidak ada pada badan Smith, maka hanya ada satu teori itu saja. Namun, dosis Cytarabine yang disuntikkan pada Smith, sebenarnya masih jauh di bawah garis batas untuk memicu gejala penyakit seperti ini.
Meski profesor sendiri merasa sedikit memaksa, tetapi tidak ada pilihan lain, dengan fasilitas medis di Rumah Sakit Rakyat Qing Hai, juga hanya bisa sampai di situ saja.
Lagipula rumah sakit besar di dunia internasional pun tidak mampu mengobati penyakit ini, mereka juga tidak memiliki tekanan psikologis yang terlalu besar.
Sementara itu, meski Jason dan Leah yang duduk di baris depan bertampang tidak enak dilihat, tetapi mereka tidak mengajukan pertanyaan, karena ketika mereka membawa ayah mereka pergi berobat di luar negeri, para profesor ahli di luar negeri juga berkata demikian.
Penyakit ayah mereka sama sekali tidak memiliki harapan untuk dapat disembuhkan, serta penyakit ayah mereka terus memburuk, terutama sistem pernapasannya. Sekarang, ayah mereka bertahan hidup dengan hanya mengandalkan mesin oksigen, segera mesin oksigen juga akan tidak memiliki khasiat lagi, mereka hanya bisa melihat begitu saja ayah mereka meninggal karena sesak napas.
Satu-satunya permintaan mereka pada saat ini adalah penyakit ayah mereka dapat terkontrol, dan ayah mereka dapat bertahan hidup.
“Sekarang, mengenai kondisi penyakit dari pasien sudah dijelaskan, sebelumnya kalian juga sudah mempelajarinya, maka aku tidak perlu banyak berkata lagi, jika kalian punya rencana pengobatan yang bagus, silahkan angkat tangan dan berpendapat.” Wakil Kepala Rumah Sakit menyapu semua hadirin di bawah panggung dengan matanya, mengisyaratkan mereka semua untuk berpendapat secara bebas.
Si hidung elang di belakang segera mengangkat tangan, setelah mendapatkan persetujuan, dia segera berdiri dan berkata dengan lantang, “Aku sarankan untuk menggunakan Scopolamine dan obat-obat Antikolinesterase lainnya untuk mengurangi saliva, di saat bersamaan juga menggunakan Propranolol, Betaloc, dan obat penghambat beta lainnya untuk mengurangi kekentalan cairan saliva.”
Setelah selesai berbicara, si hidung elang menatap Jeremy Lin dan Marcella Jiang dengan membanggakan diri, dia sangat berharap mendapatkan dukungan dari sang Dewi.
Si hidung elang sangat berkeyakinan penuh terhadap rencana pengobatan dengan obat-obatan yang dia ajukan ini, sebelum datang kemari, dia sudah melakukan persiapan dengan matang.
“Sekedar teori di atas kertas saja.” ujar Jeremy Lin dengan datar, suaranya tidak seberapa besar, tetapi kebetulan dapat terdengar oleh si hidung elang dan si bingkai kacamata hitam yang ada di belakangnya.
Si hidung elang memelototi Jeremy Lin dengan wajah gusar, jika bukan karena saat ini dia sedang berdiri, dia sudah memaki-maki.
“Apa yang kamu lakukan, apakah kamu paham terhadap Pengobatan Barat, beraninya kamu sembarangan mengomentari orang, rencana pengobatan dengan obat-obatan yang dia katakan memang bisa dilaksanakan.” Marcella Jiang menyenggol Jeremy Lin dengan tangan.
“Rencana pengobatan seperti ini seharusnya sudah diterima oleh Tuan Smith di luar negeri, serta efek lanjutan setelah mengonsumsi Scopolamine sangat jelas, akan ada gejala mulut kering, tidak ada nafsu makan, serta susah menelan.” ujar Jeremy Lin dengan datar, sungguh lelucon, dirinya merupakan lulusan unggul dari Universitas Kedokteran Qing Hai.
“Bagaimana kamu tahu?” tanya Marcella Jiang mengernyit.
“Omong kosong, apa yang kamu tahu!” Si hidung elang tidak tahan lagi mendengarnya, dia memaki dengan suara rendah.
Detik berikutnya, Zack Li berdiri dan berkata dengan suara dingin, “Rencanamu ini sudah diterima oleh Tuan Smith di luar negeri, efek lanjutannya sangat jelas, akan ada gejala mulit kering dan susah menelan. Ke depannya ketika memindahkan ilmu dari buku pelajaran, ingat untuk menggerakkan otak terlebih dahulu!”
Marcella Jiang menganga secara tidak sadar, dia menatap Jeremy Lin dengan sangat kaget, yang dikatakan Jeremy Lin, tidak ada selisih sedikitpun!
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea Anastasia1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMy Only One
Alice SongLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyAku bukan menantu sampah
Stiw boyCinta Yang Dalam
Kim YongyiHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)