His Second Chance - Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
Karena Handi Li terlalu bersemangat, tangannya seketika hilang kendali.
Dia sudah lama tidak merasakan hal seperti ini. Dia merasa bahwa gairah yang menggairahkan akan segera keluar dari dalam tubuhnya. Setiap kali dia menghadapi wanita tua di rumahnya itu dia tidak dapat bertahan lama, hanya ketika dia memikirkan tentang Marcella Jiang dia baru merasa bersemangat dan bertahan sedikit lebih lama.
Kemudian, dia mengetahui bahwa dia terkena sebuah penyakit, penyakit yang hanya dapat disembuhkan oleh Marcella Jiang.
Memang, setelah bertemu dengan sosok wanita yang begitu cantik, wanita lain sudah tidak seberapa.
Tepat ketika dia membuka kancing pertama di lehernya, tiba-tiba suara keributan berasal dari luar pintu, dan kemudian pintu didobrak oleh seseorang, dan petugas tiba-tiba terpukul jatuh hingga ke dalam pintu oleh seseorang.
Handi Li menoleh dengan ngeri, dan menemukan bahwa Jeremy Lin, Andrian Shen, dan Eddy Zhou masuk dengan agresif.
Sebuah ide melintas dalam pikirannya, dia bergegas menuju sisi Marcella Jiang, meraih tangannya dan berkata dengan cemas, "Marcella, Marcella Jiang, ada apa denganmu, kamu kan hanya minum seteguk alkohol, apa kamu alergi dengan alkohol?"
"Masih ingin berpura-pura?"
Kata Andrian Shen dengan keras dan bergegas menendang Handi Li.
Handi Li pernah berlatih bertarung sebelumnya, jadi tendangan Andrian Shen tidak begitu mudah mengancamnya, dia langsung merunduk ke samping untuk menghindari tendangan tersebut.
Namun, Andrian Shen sekali lagi melancarkan serangan dengan pukulan ke wajahnya, Handi Li langsung meraih lengan Andrian dan memutarnya dengan keras, sehingga Andrian tersandung ke tanah.
“Aduh!” Andrian Shen berteriak kesakitan, dan kemudian dia hanya melihat sebuah kepalan tangan besar tiba-tiba mengenai wajahnya.
"Aaa!"
Andrian Shen tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak, tetapi kemudian dia menyadari bahwa tinju yang dilancarkan oleh Handi Li telah berhenti tepat di depan wajahnya, karena Jeremy Lin dengan kuat menggenggam lengan Handi Li.
Wajah Jeremy Lin sangat dingin dan tangannya yang memegang lengan Handi tiba-tiba berputar.
"Aaa"
Handi Li berteriak, tubuhnya ikut berputar tanpa sadar dengan pergelangan tangannya, wajahnya menjadi pucat dan keringat dingin mulai mengalir di wajahnya.
“Lucky He, Lucky He, sudah cukup, asalkan Marcella baik-baik saja, itu sudah cukup, jangan gegabah.” Kata Eddy Zhou, keringat dingin mengalir diwajahnya, dia segera bergegas membujuknya. Orang-orang dari Departemen Propaganda masih menunggu di sana. Jika Handi Li terluka, masalah akan menjadi semakin sulit diselesaikan.
“Ingat, jika aku mengetahui kamu berencana bermacam-macam dengannya lagi, aku akan membunuhmu!” Kata Jeremy Lin dengan nada yang datar.
Setelah selesai berbicara, dia tiba-tiba memegang tangan Marcella Jiang dan berjalan keluar, sambil berkata "Eddy Zhou, cepat, carikan aku kamar, dan jarum akupuntur, cepat!"
"Baik, baik!"
Eddy Zhou menarik seorang manajer kamar dan memintanya untuk membawa Jeremy Lin ke sebuah kamar, dan kemudian dia sendiri bergegas untuk mencarikan jarum akupuntur untuk Jeremy Lin..
Pada saat ini, efek obat didalam tubuh Marcella Jiang telah mencapai puncaknya, sehingga tubuhnya mulai sedikit bergerak tanpa sadar.
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa, sebentar lagi akan baik-baik saja."
Jeremy Lin menghiburnya dan menggendongnya ke kamar tamu, Manajer kamar menutup pintu untuk mereka dan segera keluar.
Jeremy Lin meletakkan Marcella Jiang diatas tempat tidur, Marcella tiba-tiba merangkul leher Jeremy, menghembuskan napas hangat di telinganya, "Tolong, bantu aku ... aku mau ..."
Meskipun tubuh Marcella Jiang di luar kendali, tetapi dia tahu dengan jelas apa yang dia bicarakan dan apa yang dia lakukan. Meskipun dia merasa tidak nyaman dan memiliki keinginan untuk aspek itu, tetapi keinginan tersebut belum mencapai titik di mana dia harus melakukannya, setidaknya, dia masih bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Tapi dia masih harus mengatakan ini kepada Jeremy Lin, karena dia tahu saat ini adalah kesempatan emas, kesempatan untuk menjadikan dirinya menjadi wanita Jeremy Lin dengan cara yang tidak terlalu menyakitkan. Jika Jeremy menginginkannya, maka dirinya tidak berhutang apapun lagi padanya.
Di bawah godaan besar ini, jantung Jeremy Lin berdetak kencang, tetapi dia dengan hati-hati mengambil tangan Marcella Jiang dari lehernya, dan kemudian dengan lembut menggosok titik akupunktur di pergelangan tangan dan perutnya, dan berkata dengan lembut. "Seharusnya terasa lebih baik sekarang."
Marcella Jiang menggelengkan kepalanya dengan ringan, "Tolong, tolong terimalah diriku ..."
Saat dia berbicara, air mata jernih mengalir secara perlahan dari kedua sudut matanya.
Baru saja, hampir saja hal yang paling berharga baginya direbut oleh lelaki bajingan. Baru saja, dia hampir akan merasa bersalah pada Lucky He seumur hidupnya.
Jeremy Lin terlihat seperti mengetahui apa yang dipikiran Marcella, dia mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata dari sudut matanya, dan berkata dengan lembut, "Kamu tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri, ini salahku. Maafkan aku karena tidak melindungimu dengan baik."
Setelah Jeremy Lin selesai mengatakan ini, air mata di sudut mata Marcella Jiang mengalir semakin kuat, berdeguk dan berkata, "Aku, aku tidak layak untukmu ..."
“Layak, apa yang aku lakukan untukmu sangat layak, karena kamu adalah istriku." Jeremy Lin dengan lembut memegang tangannya dan menghiburnya. “Jangan khawatir, sebelum hatimu benar-benar menerimaku, aku tidak akan memaksamu untuk melakukan apapun."
Tiba-tiba suara ketukan berasal dari pintu.
Saat Jeremy Lin hendak bangun untuk membuka pintu, Marcella Jiang meraih tangannya, "Jangan ... jangan tinggalkan aku ..."
Jeremy Lin tidak punya pilihan lain selain tetap duduk, mengeluarkan kartu kamar dan melemparnya ke arah lubang bawah pintu. Kartu kamar tersebut meluncur keluar dari lubang bawah pintu yang bermaksud, "Buka pintunya sendiri dan masuk."
Eddy Zhou yang berada di luar pintu terkejut dengan kartu kamar yang meluncur keluar, dengan cepat dia mengambil dan membukanya pintunya, kemudian bergegas masuk, lalu menyerahkan kotak jarum akupuntur kepada Jeremy Lin.
Persediaan media di hotel kelas atas seperti ini sangat lengkap, sehingga Eddy Zhou dapat kembali membawa perlengkapan tersebut kurang dari lima menit.
Jeremy Lin buru-buru bangkit dan mendisinfeksi jarumnya, lalu menusuk beberapa jarum pada tiga titik akupuntur, yaitu bagian luar lutut, dalam lutut dan belakang lutut, ekor jarum tersebut bergetar ringan, dan pada saat yang sama kabut berwarna biru kehijauan keluar dari tangan Jeremy Lin. Selanjutnya dia sekali lagi menusuk titik akupuntur pada tubuh Marcella Jiang.
Dalam sekejap, Marcella tiba-tiba merasakan seluruh tubuhnya tidak terhalang, alkohol dan efek obat dalam tubuhnya memudar dengan cepat, dan tubuhnya penuh dengan kekuatan.
“Bagaimana, sudah merasa lebih baik?” Jeremy Lin bertanya dengan lembut, berdiri dan menuangkan segelas air untuknya.
Marcella bangkit dan duduk, sudah tidak ada masalah yang serius, dia mengangguk, mengambil segelas air tersebut dan meminumnya, dan teringat bahwa dia baru saja memohon Jeremy Lin untuk menerima dirinya, tiba-tiba kedua pipinya memerah.
“Lucky He, ternyata kamu sangat keterampilan dalam bidang medis.” Eddy Zhou yang melihat di sampingnya sangat kagum. Hanya dalam waktu yang singkat, dia sudah bisa memudarkan efek obat pada tubuh Marcella, benar-benar seperti seorang dokter jenius.
“Hanya tahu sedikit, hanya tahu sedikit.” Jeremy Lin tersenyum dan mengangguk.
Eddy Zhou tidak mendengarkan alasan Jeremy, karena tidak peduli apa dia bisa atau hanya tahu sedikit, Jeremy Lin selalu berkata bahwa dia tahu sedikit, tetapi pada akhirnya hal yang ia lakukan selalu mengejutkannya. Dia tidak lagi percaya dengan kata-kata tahu sedikit dari mulut Jeremy Lin ini.
“Di mana Andrian, apa dia baik-baik saja?” Tanya Jeremy Lin.
“Dia baik-baik saja, hanya ... hanya terjatuh tadi, dan perutnya sakit.” Eddy Zhou mengerutkan kening. Karena Marcella Jiang ada di sana, dia malu untuk mengatakannya secara langsung, faktanya, Andrian Shen dipukuli habis-habisan.
“Haruskah kita kembali?” Jeremy Lin bertanya pada Marcella Jiang dengan lembut. Dia tahu bahwa Marcella pasti tidak ingin berada di sini lagi setelah apa yang terjadi tadi.
Marcella Jiang mengangguk dengan patuh, dan kemudian dia terkejut karena dia menemukan bahwa rasa ketergantungan yang telah lama hilang telah kembali.
Dia menatap Jeremy Lin dengan heran, tidak mengerti bagaimana dirinya bisa memiliki perasaan seperti ini terhadapnya.
"Ada apa?"
Jeremy Lin bertanya sambil memegang kaki putihnya yang lembut untuk membantunya memakai sepatu.
“Tidak ada, ayo pulang.” Marcella Jiang berinisiatif untuk berdiri dan meraih tangan Jeremy Lin.
Eddy Zhou juga tidak menghentikan mereka, tetapi dia mengikuti mereka turun ke lantai bawah untuk mengantar mereka pergi.
"Lucky He, Lucky He tunggu, tunggu!"
Pada saat ini, Andrian Shen yang keluar dari kamar mandi, bergegas berlari ke arah mereka dan berkata dengan terengah-engah, "Kalian jangan pergi dulu, masih ada pertunjukan bagus untuk ditonton!"
“Pertunjukan bagus? Pertunjukan bagus apa?” Jeremy Li bertanya-tanya.
“Tentu saja pertunjukan Handi Li.” Kata Andrian Shen dengan semangat.
“Andrian, omong kosong apa yang sedang kamu katakan ini.” Eddy Zhou mengerutkan kening dan mengedipkan mata pada Andrian Shen.
Ekspresi Marcella di samping langsung tenggelam, karena orang yang bernama Handi Li ini sangatlah bajingan di dalam pandangannya sekarang, otomatis dia tidak ingin bertemu dengannya lagi.
“Kami tidak ikut nonton, kami akan kembali dulu.” Wajah Jeremy Lin tenang.
“Percayalah, Lucky He, ini pertunjukan yang besar dan bagus, aku yakin kamu akan puas melihatnya!” Andrian Shen berkata dengan gembira, meraih tangan Jeremy Lin dan tidak membiarkannya pergi.
Kemudian menoleh ke arah Marcella Jiang dan berkata, "Kakak ipar, apa kamu percaya padaku kalau amarahmu pasti mereda!"
Jeremy Lin dan Marcella Jiang saling memandang dengan heran, mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi. Eddy Zhou juga bingung dan tidak tahu apa yang dikatakan oleh Andrian Shen.
Namun, di bawah undangan bersikeras dari Andrian Shen, mereka memutuskan kembali ke ruang konferensi di lantai enam.
Kursi sudah disiapkan di ruang konferensi saat ini. Ada ratusan orang yang duduk di kursi penonton, sedangkan di atas panggung terdapat Handi Li yang sedang berbicara dengan memakai jas dan sepatu kulit.
Saat ini, dia terlihat sangat energik dan murah hati, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Marcella Jiang akhirnya tahu apa itu kemunafikan, dia menatapnya pria itu dengan tatapan penuh kebencian. Sekarang, semua perasaannya untuk pria ini akhirnya lenyap, pada saat ini, dia akhirnya tahu sifat asli dari bajingan ini!
Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani menatapnya lagi, karena dia benar-benar merasa jijik, dan bahkan mendengarkan suara munafiknya saja sudah membuatnya merasa mual.
Andrian Shen berdiri dan melihat ke atas, dan menemukan bahwa Resi Shen telah kembali saat ini, dan duduk di barisan paling depan, dia tidak bisa menahan untuk tidak menjilat mulutnya sendiri dengan penuh semangat.
Kemudian dia mengedipkan mata pada manajer lobi yang berdiri di kejauhan, dan menunjuk ke arloji yang ada di tangannya. Manajer lobi itu segera memberi isyarat oke, lalu mengulurkan kelima jarinya.
"Lucky He, kakak ipar, lima menit lagi pertunjukan akan dimulai!"
Tubuh Andrian Shen dengan refleksnya menari sebuah tarian singkat ketika mengatakan itu.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangThe Winner Of Your Heart
ShintaMata Superman
BrickMore Than Words
HannyMy Superhero
JessiHis Second Chance×
- Bab 1 Menyaksikan Diri Sendiri Dikremasi
- Bab 2 Beri Aku Tiga Hari
- Bab 3 Surat Hutang
- Bab 4 Ada Aku, Putrimu Akan Selamat
- Bab 5 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (1)
- Bab 6 Gadis Kecil dengan Penyakit Aneh (2)
- Bab 7 Kesalahpahaman
- Bab 8 Penyelamatan
- Bab 9 Dokter Jenius
- Bab 10 Cepat Berikan Cucu Untukku
- Bab 11 Kumpul Keluarga
- Bab 12 Penghinaan di Pesta Keluarga
- Bab 13 Kamu Bisa Menyembuhkannya?
- Bab 14 Bayaran Tinggi
- Bab 15 Ini Mudah
- Bab 16 Kuas Cinnabar
- Bab 17 Pernyataan Cinta (1)
- Bab 18 Pernyataan Cinta (2)
- Bab 19 Bisa Mendapatkan Mobil Ini, Hebat
- Bab 20 Ayah Mertua Tertipu
- Bab 21 Sepakat
- Bab 22 Melihat Hal yang Berbeda
- Bab 23 Pemilik Toko yang Iri
- Bab 24 Jangan Takut
- Bab 25 Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (1)
- Bab 26: Penyelamatan yang Belum Pernah Ada Sebelumnya (2)
- Bab 27 Terlalu Memuji
- Bab 28 Pertandingan Mengobati
- Bab 29 Melawan Master (1)
- Bab 30 Melawan Master (2)
- Bab 31 Kenapa Minum Begitu Banyak
- Bab 32 Malam Ini Aku Ingin Tidur di Ranjang
- Bab 33 Hanya Beruntung Saja
- Bab 34 Melihat Feng Shui
- Bab 35 Menghancurkan Kejahatan
- Bab 36 Apakah Suamimu Ingin Datang?
- Bab 37 Wanita yang Saling Membandingkan
- Bab 38 Mungkinkah Pencurian?
- Bab 39 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan.(1)
- Bab 40 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan (2)
- Bab 41 Kamu Adalah Keberuntungan Kami
- Bab 42 Bunga Tanpa Nama
- Bab 43 Apakah Kamu Menyukai Bunga Pemberianku
- Bab 44 Mengembalikan Semua yang Telah Hilang
- Bab 45 Kontes di Acara Lelang (1)
- Bab 46 Kontes di Acara Lelang (2)
- Bab 47 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (1)
- Bab 48 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (2)
- Bab 49 Keterampilan yang Mengejutkan Semua Orang (3)
- Bab 50 Kejutan Besar Menanti
- Bab 51 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 52 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (1)
- Bab 53 Kunjungan Kekasih Masa Kecil (2)
- Bab 54 Kunjungan Tamu
- Bab 55 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (1)
- Bab 56 Rekrutmen Kerja yang Datang Terus Menerus (2)
- Bab 57 Pasien Khusus
- Bab 58 Cucu Perempuan Tuan Song
- Bab 59 Kamu Berbicara Omong Kosong!
- Bab 60 Junjungan Para Dokter
- Bab 61 Kebakaran
- Bab 62 Jika Aku Pergi dan Tidak Kembali
- Bab 63 Pahlawan Tanpa Nama
- Bab 64 Kamu Sudah Sadar
- Bab 65 Penyakit Gila yang Menular
- Bab 66 Datang untuk Meminta Maaf
- Bab 67 Penyakit Monica Xue
- Bab 68 Pria Gemuk yang Mendambakan Marcella Jiang
- Bab 69 Apakah Kamu Sudah Gila?
- Bab 70 Minum Seribu Gelas Tidak Akan Mabuk
- Bab 71 Aku itu Suamimu
- Bab 72 Dia Pacarku
- Bab 73 Apa yang Sebenarnya Kamu Tertawakan
- Bab 74 Bukankah Semuanya Mempunyai Hak untuk Bersulang
- Bab 75 Apakah Kamu Mau Pergi ke Rumahku untuk Minum Kopi
- Bab 76 Plotnya Tidak Benar
- Bab 77 Pulang
- Bab 78 Sombong dan Merajalela
- Bab 79 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (1)
- Bab 80 Perselisihan Pengobatan China dan Pengobatan Barat (2)
- Bab 81 Apakah Begitu Ajaibnya?
- Bab 82 Tolong Berikan Aku Satu Senyuman
- Bab 83 Pertemuan Kedua Wanita (1)
- Bab 84 Pertemuan Kedua Wanita (2)
- Bab 85 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (1)
- Bab 86 Ulang Tahun Pernikahan yang Spesial (2)
- Bab 87 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (1)
- Bab 88 Suasana yang Tidak Bisa Dipahami (2)
- Bab 89 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (1)
- Bab 90 Raja Ginseng Berumur Ribuan Tahun (2)
- Bab 91 Beres
- Bab 92 Kehilangan Kesempatan
- Bab 93 Membuat Kamu Bahagia (1)
- Bab 94 Membuat Kamu Bahagia (2)
- Bab 95 Kesalahan Medis (1)
- Bab 96 Kesalahan Medis (2)
- Bab 97 Memaksa Membeli dan Menjual
- Bab 98 Membuka Klinik Pengobatan China
- Bab 99 Cibiran Saat Acara Pembukaan Bisnis
- Bab 100 Tamu Tak Diundang (1)
- Bab 101 Tamu Tak Diundang (2)
- Bab 102 Kamu Keluar Bersamaku!
- Bab 103 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 104 Sikap Memohon Bantuan pada Orang Lain
- Bab 105 Jangan Gegabah
- Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali
- Bab 107 Aku Bukan Sengaja Melakukannya
- Bab 108 Kakak, Aku Salah
- Bab 109 Perkataan Kamu Benar
- Bab 110 Tuan Sangat Berbakat, Mohon Terima Penghormatan Aku
- Bab 111 Pertemuan Dua Musuh
- Bab 112 Tidak, Suamiku Akan Mengantarku
- Bab 113 Apa yang Kamu Lakukan!
- Bab 114 Tidak Berperasaan
- Bab 115 Diam
- Bab 116 Sudah Memulihkannya?
- Bab 117 Dari Mana Kamu Mempelajari Keterampilan Medis Ini?
- Bab 118 Mendapatkan Reputasi dengan Cara yang Tidak Benar
- Bab 119 Aku Tahu Salah, Tolong Maafkan Aku
- Bab 120 Bertaruh?
- Bab 121 Mencari Mati
- Bab 122 Aku Mohon Tangkap Saja Aku
- Bab 123 Penyakit Kulit
- Bab 124 Obat Lumpur Ajaib
- Bab 125 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (1)
- Bab 126 Mid-autumn Festival Dua Keluarga (2)
- Bab 127 Lukisan yang Asli dan Palsu
- Bab 128 Undangan Tiba-tiba
- Bab 129 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (1)
- Bab 130 Lima Toksin Teknik Pengobatan Api (2)
- Bab 131 Memperdebatkan Kondisi Jasmani
- Bab 132 Mohon Kalian Beri Jalan
- Bab 133 Pengobatan (1)
- Bab 133 Pengobatan (2)
- Bab 134 Tentara Sejati (1)
- Bab 134 Tentara Sejati (2)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (1)
- Bab 135 Hanyalah Manusia Biasa (2)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (1)
- Bab 136 Jamur Kayu Hutan Yang Berumur Ratusan Tahun (2)
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat
- Bab 137 Berendam Dalam Air Obat (2)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (1)
- Bab 138 Kepala Biro Yang Menangkap Kerabat Sendiri (2)
- Bab 139 Seminar (1)
- Bab 139 Seminar (2)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (1)
- Bab 140 Rencana Operasi Yang Terpaksa (2)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (1)
- Bab 141 Tidak Usah Memecatku, Aku Akan Mengundurkan Diri (2)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (1)
- Bab 142 Selama Aku Masih Bernapas, Aku Akan Memastikan Tuan Dalam Keadaan Aman (2)
- Bab 143 Pesaing (1)
- Bab 143 Pesaing (2)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (1)
- Bab 144 Teknik Sembilan Jarum Huiyang (2)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (1)
- Bab 145 Berhutang Permintaan Maaf Kepada Dokter Pengobatan Tradisional (2)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (1)
- Bab 146 Teknik Akupuntur Dingin (2)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (1)
- Bab 147 Melakukan Pengajaran (2)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (1)
- Bab 148 Tamu Luar Negeri Yang Berkunjung (2)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (1)
- Bab 149 Pergeseran Tulang Yang Serius (2)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (1)
- Bab 150 Pelajaran Pertama (2)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (1)
- Bab 151 Metode Diagnosis Mengamati (2)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (1)
- Bab 152 Mencabut Gigi Dengan Metode Aneh (2)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (1)
- Bab 153 Tidak Boleh Menyinggungnya (2)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (1)
- Bab 154 Pengobatan Hipnosis Tiga Belas (2)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (1)
- Bab 155 Pengobatan Hipnosis (2)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (!)
- Bab 156 Resep Obatnya Membunuh Orang (2)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (1)
- Bab 157 Pengalaman Hidup Lucky He (2)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (1)
- Bab 158 Kamu Harus Menciumku Dengan Inisiatif Sendiri (2)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (1)
- Bab 159 Tidak Bisa Tidur Tanpamu (2)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (1)
- Bab 160 Membela Kebenaran Bisa Kehilangan Nyawa (2)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (1)
- Bab 161 Perdebatan Tiga Wanita (2)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (1)
- Bab 162 Penyelamat Yang Datang Dari Jauh (2)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (1)
- Bab 163 Kemampuan Bertarung Yang Menakutkan (2)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (1)
- Bab 164 Sikap Kerja Yang Bermasalah (2)