His Second Chance - Bab 106 Menyembah Tuan Tiga Kali

“Justin, aku beritahu kamu sebenarnya, aku sudah memberitahu kakekmu soal penyakitnya, aku tidak bisa berbuat apa-apa, kakek kalian tidak memberitahu kalian karena takut kalian sedih.” kata Tuan Song sambil menghela napas, dengan nada tidak berdaya.

Setelah dipikirkan dengan baik-baik, dia dan Tuan Lei sudah kenal cukup lama, meskipun tidak sering bertemu, tapi saling merindukan, namun dia tidak pernah menyerah meskipun ada sedikit harapan.

“Apa?! Anda... anda tidak bisa berbuat apa-apa?!” kata Justin Lei sedikit bergemetar, dan sangat ketakutan, pilar yang menopang semua harapannya tiba-tiba runtuh.

Jika bukan karena mental seorang prajurit, takutnya dia sudah jatuh pingsan daritadi.

Sejak kecil dia dibesarkan oleh kakek neneknya, dan hubungannya dengan kakek nenek sangat dalam, saat dia berpikir akan kehilangan kakeknya, tiba-tiba dia merasa sangat sedih.

“Penyakit dia ini sudah parah, pada saat itu aku bisa menyembuhkannya, tapi ditunda sampai sekarang, sama sekali tidak bisa diobati, kalau di dunia ini ada orang bisa mengobati kakekmu, berarti orang itu hanyalah Lucky He saja, keterampilan medisnya lebih baik daripada aku, itu sebabnya aku bersikeras menyuruh kakekmu datang ke Kota Qinghai.

Suara Tuan Song merendah, di dalam hatinya, jika ada orang di dunia ini yang bisa menciptakan keajaiban, itu pasti Jeremy Lin.

“Kakek Song, Anda beritahu aku yang sebenarnya, kakekku masih bisa bertahan berapa hari lagi?” tanya Justin Lei tersedak.

“Menurut kondisinya sekarang, mungkin hanya bisa bertahan seminggu lagi.” kata Tuan Song menghela napas, berkata, “Aku dalam dua hari ini akan menyelesaikan masalah ini, jika Lucky He bisa mengobatinya, maka sangat bagus, tapi jika tidak bisa... aku sendiri yang akan kembali untuk mengantar Tuan Lei.”

Begitu selesai berbicara, mata Tuan Song tiba-tiba memerah.

“Baik, Kakek Song, aku...aku akan mengundangnya, aku akan pergi! Bagaimanapun, aku akan mengundangnya datang...”

Justin Lei tidak menyadari sudah berlinang air mata, dan menutup teleponnya, dia memberi perintah kepada dokter kakeknya, dan kemudian berdiri bergegas keluar.

“Paman, Penyakit Anda ini disebut gangguan kecemasan umum, saya akan membukakan resep untukmu, anda minum seperti yang saya anjurkan, anda akan sembuh dalam enam hari, dan tidak akan kambuh lagi.”

Saat ini Jeremy Lin sedang ada pasien, ada begitu banyak kabar yang tersebar kemarin, sehingga banyak orang yang datang berobat kepadanya.

“Tuan Lucky, mohon kepadamu tolong kakekku!”

Justin Lei langsung keluar dari mobil dengan terburu-buru dan cemas berkata, “Tuan Lucky, kakekku sekarang...”

“Pergi!”

Dia belum selesai berbicara, Jeremy Lin dengan dingin mengusirnya, pada saat dia sedang mengobati orang, dia sangat kesal jika ada orang yang datang menganggu, terlebih lagi orang yang tidak ada sopan santun seperti Justin Lei.

Justin Lei menelan ludah, dan tidak berbicara lagi.

Setelah menunggu Jeremy Lin selesai mengobati, Justin Lei tergesa-gesa menghampirinya dan berkata, “Tuan Lucky, kemarin aku telah menyinggungmu, kamu boleh menghukumku apa saja, tapi tolong aku mohon obati kakekku...”

“Aku sudah katakan kepadamu, Silakan kamu pergi!”

Jeremy Lin sama saekali tidak melihatnya, berbicara tanpa ekspresi, “Aku sedang mengobati orang, tolong kamu jangan menganggu aku!”

Ekspresi Justin Lei cemas, menggepalkan tangan, tidak berkata apapun, lalu berjalan mundur, dan menunggu dengan cemas.

Orang yang datang berobat ke Jeremy Lin sangat banyak, jadi tidak ada habisnya, Jeremy Lin sama sekali tidak berhenti, dia memesan makan siang melalui pesanan online, setelah makan beberapa suap, lalu langsung mulai mengobati lagi.

Bahkan Justin Lei, sama sekali belum makan apapun, kondisi kakeknya sekarang, dia tidak ada nafsu makan.

Menunggu Jeremy Lin mengobati semua pasiennya, sudah sore hari, Justin Lei langsung menghampirinya dan berkata, “Tuan Lucky, aku mohon kamu obati kakekku...”

“Maaf, hari ini jam praktek sudah selesai, jika kamu ingin berobat, besok datang lebih awal kesini.” kata Jeremy Lin sambil membereskan barang.

Setelah selesai berbicara, Jeremy Lin menutup pintu tokonya, dan berjalan pergi.

“Tuan Lucky...” kata Justin Lei tidak berdaya, kelihatannya Jeremy Lin masih marah kepadanya, dia tidak bisa menahan perasaan menyesalnya, dan merasa sikapnya kemarin sangat berlebihan.

Keesokkan paginya, setelah memastikan kondisi kakeknya, sekali lagi Justin Lei datang menemui Jeremy Lin, kali ini dia tidak berteriak, melihat pasien di ruangan prakteknya, tidak bersuara sama sekali, kemudian dududk dengan tenang di samping.

Menunggu semua orang selesai berobat, lagi-lagi sudah malam hari.

Jeremy Lin mengunci pintu, Justin Lei berjalan ke arah Jeremy Lin dengan hormat, dan membungkuk 90 derajat dengan nada tulus berkata, “Justin Lei sekali lagi memohon tuan untuk menolong aku, kebaikan yang besar, sangat berterima kasih.”

“Maaf, hari ini waktunya sudah selesai.”

Jeremy Lin berbalik dan sama sekali tidak melihatnya.

“Tuan Lucky...”

Justin Lei berpikir ingin mengejarnya, tapi takut membuat Jeremy Lin kesal, lebih baik dia kembali.

Hari ketiga, pagi-pagi sekali, Tuan Lei masih koma, tapi koma kali ini dia tidak berhenti batuk, perawat terburu-buru mengambil handuk dan menyeka mulut Tuan Lei, menyadari bahwa ada darah di air liurnya yang sangat kental dibandingkan sebelumya.

Justin Lei melihatnya sangat terkejut, tanpa pikir panjang, berbalik dan langsung menuju ke New Life Pharmacy lagi.

Pada saat dia keluar rumah, sudah mulai gerimis, sesampainya dia di New Life Pharmacy, hujannya sudah sangat deras, setelah turun dari mobil, dia tidak membuka payung, berjalan ke arah pintu dan berdiri di sana, karena dia takut air hujan di badannya membuat kotor lantai New Life Pharmacy, dan membuat kesal Jeremy Lin.

Di dalam ruang praktek ada dua tiga pasien sedang duduk, Jeremy Lin baru saja ingin mengobati mereka, Justin Lei tidak berani mengeluarkan suara, dia berdiri tegak dan menunggu di tengah hujan dengan sabar.

Air hujan tidak berhenti membasahi wajah dan rambutnya, membasahi seluruh tubuhnya.

Setelah menunggu Jeremy Lin selesai mengobati semua pasiennya, Justin Lei berjalan menuju ke arah Jeremy Lin duduk, lalu berlutut dengan suara gemetar berkata, “Justin Lei, menyembah Tuan tiga kali! Tolong Tuan obati kakekku!”

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu