Back To You - Bab 251 Syaratnya adalah satu suntikan lagi

Di saat Jane ke sisinya, Aaron langsung melindunginya, kemudian mengeluarkan sebuah pisau yang kecil sekali dari ikat pinggang, serta dengan kecepatan kilat datang ke hadapan Sergio dan meletakkan pisau tersebut ke lehernya, “Bawa kami keluar.”

Pisau tersebut mengenai kulit Sergio, dengan cepat sudah menimbulkan satu garis bekas merah.

“Tidak disangka kamu cerdas sekali.”

Sergio juga tidak menyangka, merasa lehernya agak sakit, dia pun mengernyitkan dahi.

Pengawal yang di sekeliling juga tidak menyangka ada senjata tersembunyi di ikat pinggang Aaron, satu per satu mulai semakin maju, beberapa pengawal di antaranya bahkan mengeluarkan pistol.

“Melawan orang seperti kamu, susah kalau tidak cerdas sedikit.”

Aaron maju sedikit dengan mendekap leher Sergio.

Sebenarnya dia ada membawa pistol, tapi karena saat masuk tadi ada digeledah, jadi pistolnya sudah diambil, untung dia masih ada cadangan.

Jane juga tidak menyangka Aaron punya cara seperti ini, dengan erat dia mengikuti di belakang Aaron, ia berjalan dengan hati-hati sambil tangannya mencengkram jas Aaron.

Belenggu di kaki tidak berhenti berbunyi.

"Jangan Takut, ikuti aku. "

Aaron menghiburnya karena merasakan ketakutan Jane.

Mendengar Aaron bilang demikian, Sergio tiba-tiba berhenti, satu tangannya menahan pisau dan berkata, "Direktur Huo, hari ini kalau kamu membunuh aku, kalian tidak bisa pergi , tapi kalau kamu tidak membunuh aku, kalian lebih tidak bisa pergi lagi, lagi pula ini negara S, bukan negara kalian. "

Dengan kuat ia mengendalikan pisau tersebut menggunakan tangannya.

Namun meskipun demikian, masih tetap mudah jika Aaron ingin membunuhnya.

Tapi benar apa kata Sergio.

Aaron tidak mungkin membunuhnya .

Kalau membunuhnya, mereka juga tidak bisa pergi.

Mendengar Aaron tidak berbicara, Sergio berkata lagi, "Bagaimana kalau begini saja, kita main satu permainan, Orang yang menang membawa Jane pergi dari sini. "

"kalau yang kalah?"

Jane bertanya dengan gugup dibelakang Aaron.

Sekian lama dia di sisi Sergio, ia tahu sifatnya, tahu yang kalah pasti harus meninggalkan sesuatu.

"yang kalah?" tatapan Sergio mengarah ke Aaron yang disampingnya, serta menunjukkan senyuman seram, “Tentu saja yang kalah meninggalkan nyawanya disini. "

" aku tidak mau main permainan ini! "

"baik."

Usai Sergio berbicara, dua suara ini hampir keluar bersamaan.

Yang bilang tidak mau main adalah Jane, yang bilang baik adalah Aaron.

Aaron tahu, berdasarkan kekuatan Watson Group di negara S, ini adalah satu-satunya cara dia bisa membawa Jane pergi.

“Tidak, bagaimana boleh menjadikan nyawa sebagai taruhan?”

Taruhan yang Jane tahu adalah taruhan uang, mana ada yang taruhan nyawa.

Dia sama sekali tidak bisa menerimanya.

Dan pasti akan ada yang kalah, kalau Sergio yang menang, dia tidak bisa melihat Aaron mati.

Tapi kalau Aaron menang, dia juga merasa dosa Sergio tidak sampai harus membuat dia mati.

“Jane, urusan antar pria jangan kamu ikut campur.”

Ketika Sergio berbicara demikian, Aaron sudah menjauhkan pisau tersebut dari lehernya.

"Mau main apa?"

"Direktur Huo saja yang memilih, mau main kartu, menembak, atau balap kuda, semuanya boleh, kalau catur lupakan saja, aku tidak bisa.”

Sergio langsung mengatakan dirinya tidak bisa catur.

Maksudnya adalah, selain catur, Aaron boleh memilih apa pun.

“Menembak.”

Aaron langsung memilih.

Kalau balap kuda harus memilih kuda, susah untuk mendapatkan kuda baik dalam waktu singkat, sedangkan kalau main kartu...

Memerlukan tingkat keberuntungan yang tinggi, dia tidak boleh mempertaruhkan Jane berdasarkan keberuntungan.

Jadi menembak adalah pilihan terbaik.

"baik." Sergio menggangguk, ditariknya Jane yang di belakang dan berkata, "waktu permainan ditetapkan tiga hari kemudian, tapi selama tiga hari ini Jane masih milik aku! "

Saat ia berbicara, tangannya mencengkram tangan Jane dengan sangat kuat, hampir membuat tangannya patah.

Tapi tidak berani bersuara.

"baik, tapi tiga hari ini, kamu tidak boleh menyakitinya."

Di teritorial Sergio, Aaron hanya bisa mengalah, lagipula Sergio tidak mungkin membiarkan dia membawa Jane pergi sekarang.

Sergio mengusap rambut Jane dan tangannya mendarat di pundaknya, sambil kedua mata menatap Jane ia berkata, "Hm, asal dia patuh, tentu aku tidak akan menyiksanya, kalau direktur Huo masih cemas, kamu juga boleh tinggal di sini. "

"Hari ini aku tinggal di sini, besok baru pergi. "

Tanpa berpikir panjang, Aaron langsung menyanggupi ajakannya untuk tinggal di sini.

Tapi dia harus mempersiapkan pistol dan latihan, jadi sama sekali tidak mungkin terus menetap di sini, tapi dia juga ingin menemui Jane, sehingga dia harus tinggal di sini selama 1 hari.

"terserah kamu. "

Sergio pergi sambil merangkul Jane.

Para pengawal juga sudah bubar.

Saat melewati Aaron, Jane mengerutkan dahi, dalam hatinya penuh kecemasan, namun ia tidak boleh mengatakannya, juga tidak boleh bertanya.

——

Malam itu, karena Aaron tinggal disitu, jadi tentunya saat makan juga ada dia.

Namun dia tidak makan bersama semuanya, melainkan makan di ruang makan yang kecil.

Di meja makan hanya ada Jane, Sergio, serta Aaron.

Jane duduk di samping Sergio, Aaron di seberangnya.

Jelas-jelas jarak mereka dibatasi oleh meja, tapi dalam hati Jane merasa senang, saat makan, ia ingin menatap Aaron, tapi juga tidak berani.

Aaron tidak seperti Jane, dia tidak takut dengan Sergio, perhatiannya terhadap Jane melebihi kata-kata, sepasang matanya terpaku pada Jane, hampir tidak lepas sedetik pun.

Sergio melihat semuanya, saat Jane memakan steak dan saus mengenai sudut bibir, ketika Jane hendak mengusap, Sergio tiba-tiba menarik dagunya, menggeser wajah Jane menoleh ke dirinya, serta berkata dengan mesra, “Sausnya sampai belepotan.”

Sambil berkata demikian, dia mengusap saus di sudut bibir Jane, serta mendaratkan satu kecupan.

Di hadapan Aaron langsung, sekali lagi Jane refleks mendorongnya, tapi di saat Sergio menjauh sedikit ia berkata kepada Jane, “Kalau tidak patuh, aku akan……”

Setelah berkata demikian, Jane segera berhenti menolak, namun tanpa sadar tubuhnya gemetar.

Perkataan Sergio mengingatkan Jane dengan kejadian semalam ia disuntik, jelas-jelas hanya satu kali, tapi sudah membuat dia trauma.

Asalkan mengingat disuntik, wajahnya langsung memucat dan gemetar.

“Bukankah aku pernah mendengar kalau tiga hari ini kamu tidak boleh menyakitinya.”

Aaron bangkit berdiri dan menarik Jane ke belakangnya.

“Aku tidak menyakitinya, ini aku sedang menyakiti kamu.”

Perkataan Sergio tidak salah, apa yang terjadi di depannya tadi membuat hati Aaron sakit dan sesak, tapi merasa dirinya tidak berdaya, sehebat apa pun dia juga tidak bisa secara langsung mengendalikan Sergio di negara S, lalu membawa Jane pergi.

Tangan Jane yang digenggam oleh Aaron berkurang gemetarnya.

Dia menyadari, hanya dengan berada di sisi Aaron, dirinya baru merasa aman.

“Jane mencintai aku, menyakiti aku juga sama dengan menyakitinya.”

Ujar Aaron tanpa memilah kata-katanya.

“Sini.”

Mendengar perkataan Aaron, Sergio merasa sebal, dia tahu siapa yang dicintai Jane, tapi dia tidak rela……

Mendengar perintah Sergio, Jane refleks ingin melangkah.

Tapi, tubuhnya terasa tidak bisa bergerak karena tidak sesuai kemauan hatinya, dia diam berdiri di belakang Aaron dan menatap Sergio tanpa berkutik.

Sergio tidak menyangka Jane tidak menurutinya, tapi dia juga tidak marah, sebaliknya ia berkata, “Aku boleh membiarkan kamu bersama dia semalaman, tapi syaratnya adalah satu suntikan lagi.”

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu