Hei Gadis jangan Lari - Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
Mendengar perkataan Saimon, Fifi memarahi dalam hati, Nikita bahkan mengajari hal yang tidak tahu malu ini kepada Saimon, dan mulutnya berkata.
“Saimon, lain kali tidak boleh mendengarkan perkataan Nikita lagi, wanita ini tidak punya niat baik.”
“Ah? Apakah Bibi tidak nyaman? Tetapi Saimon merasa bokong Bibi sangat nyaman ketika disentuh, ingin menyentuhnya lebih lama lagi.” Saimon merasakan bokong Fifi, langsung merasa senang.
“Ah, bukan, Bibi juga merasa nyaman, hanya saja, ah…Saimon jangan begitu keras, hu, sangat nyaman………”
Tidak peduli wanita seperti apa, bokong adalah bagian sensitif di tubuh mereka, Fifi dipegang oleh Saimon seperti ini, tubuhnya tanpa sadar mulai terasa geli, kemudian merasa bagian tengah kakinya seperti yang dikatakan Nikita kepada Saimon, mulai mengalir keluar.
“Bibi, apakah sangat tidak nyaman? Kalau begitu, Saimon tidak memegang bokong Bibi lagi.” Melihat Fifi memiliki reaksi, Saimon berkata sambil tersenyum.
“Jangan, jangan, Saimon peganglah, Bibi baik-baik saja.”
Wanita manapun tidak ingin kehilangan perasaan bahagia ini.
Pada saat ini, Monica yang berjalan kemari membawa baskom kayu dari luar, ketika mendengar gerakan Fifi dan Saimon didalam, wajahnya tersipu malu, berkata dalam hati, gadis ini masih tidak bisa menahan untuk diam-diam memakan Saimon.
Selama periode waktu ini, Monica sudah perlahan-lahan terlepas dari mimpi buruk Jacky, setelah memiliki hubungan dengan Saimon, suasana hatinya sepenuhnya terbuka, selain itu tidak tahu apakah karena memiliki hubungan dengan Saimon, wajahnya perlahan-lahan menampakkan pesona yang seharusnya dimiliki oleh wanita dewasa, semakin menarik.
“Suara terbatuk, Fifi, apakah Kakak boleh masuk?” Monica terbatuk sekali didepan pintu.
“Ah…kak, Saimon, Saimon cepat bangkit, hehe, kak, Saimon….”
Mendengar penjelasan Fifi, Saimon tak bisa berkata-kata, Bibi Monica sangat ingin kamu segera melakukan hal baik denganku, dia tidak akan keberatan dengan hal ini.
“Baiklah, Fifi, jangan mencari alasan lagi, apakah aku masih tidak tahu apa yang kamu pikirkan? Segera mandikan Saimon. Hihi, segera mandikan lalu mulai berhubungan, hihihi, Kakak sangat ingin melihat bagaimana performamu pertama kalinya.” Monica berkata sambil tertawa.
“Ei, Kak, kamu ingin melihat leluconku.” Fifi berkata dengan tidak alami.
“Jika Fifi tidak membiarkan kakak melihatnya, nanti Kakak akan pergi mencari tetangga untuk mengobrol saja.” Kata Monica tanpa ragu.
“Ei, kak, kamu, jika kamu pergi, aku tidak tahu harus berbuat apa, aku bahkan tidak tahu pintu mana yang membiarkan Saimon memasuki.”
Mendengar perkataan Fifi, Saimon tak bisa berkata-kata, gadis ini mengintip dirinya dan Nikita melakukan beberapa kali, apakah masih tidak tahu harus diletakkan dimana?
“Baiklah Fifi, cepat suruh Saimon turun, mandikan dia, setelah mandi kamu segera melakukan hal baik dengannya. Besok pagi kita harus membawanya ke kota untuk bersembunyi.”
Ah? Apa maksudnya, membawa ke kota untuk bersembunyi? Ketika Saimon sedang memikirkannya, Fifi sudah bertanya.
“Kak, bolehkah tidak membawa Saimon pergi, aku tidak rela.”
“Kakak juga tidak rela, tetapi kamu juga sudah mendengarkan perkataan Nikita, kebencian Jacky terhadap Saimon sekarang sudah mencapai puncak, membuat Saimon tinggal di desa hanyalah mencelakainya.”
“Kita menjaganya, bukankah Jacky juga tidak bisa melakukannya. Selain itu, Nikita juga telah mengatakan akan membantu kita.” Fifi berkata dengan enggan, dia sungguh tidak rela berpisah dengan Saimon.
“Fifi, jangan bodoh lagi, kita seorang wanita bagaimana mungkin menjadi lawan Jacky yang jahat itu, selain itu, bagaimana mungkin kita bisa berada di sisi Saimon setiap saat, dan Saimon bodoh, ketika malam masih lumayan, tetapi sewaktu pagi, dia mungkin saja akan pergi berkeliaran untuk bermain, apakah kamu bisa mengawasinya.”
Fifi terdiam.
Saimon juga sudah mengerti percakapan antara Monica dan FIfi, ternyata Monica khawatir Jacky akan sepenuhnya menggila lalu melakukan hal buruk pada dirinya, dia menundukkan kepala dan memikirkannya, berpikir bagaimana menanganinya, ketika dia sedang berpikir, Fifi sudah mengulurkan tangan dan menariknya.
“Saimon, ayo turun, Bibi akan memandikanmu.”
Melihat wajah malu Fifi, dan juga menjepit kedua kakinya sepanjang waktu, Saimon tahu dalam hati Fifi pada saat ini pasti gelisah dan cemas.
“Hihi, Saimon akan mandi, kemudian Bibi akan membiarkan Saimon menyuntik.” Saimon melupakan masalah Jacky sejenak, mulutnya berkata sambil tertawa.
“Ah, apa yang kamu katakan, seolah-olah Bibi memandikanmu hanya untuk menyuntik denganmu.” Kata Fifi dengan membantah.
Dalam hati Saimon berkata, bukankah seperti itu?
“Hihi, Saimon paling suka suntik dengan Bibi.”
“Dasar bodoh, masih belum pernah menyuntik dengan Bibi, bagaimana bisa suka menyuntik dengan Bibi.” Fifi menarik Saimon dan berjongkok didepan baskom kayu.
Satu tangan Fifi menyiram air, satu tangan memegang Saimon, penampilan yang lembut dan serius, membuat seluruh tubuh Saimon menjadi panas.
Melihat tempat Saimon yang mulai menjadi besar, Fifi bergumam, “Barang ini, sungguh tidak tahu apa yang terjadi, orangnya sudah menjadi bodoh, tetapi barang ini masih bekerja dengan baik, sungguh aneh.”
“Hihi, Saimon ingin memasukkannya ke tubuh Bibi, membuat Bibi kecil nyaman seperti Bibi besar.” Saimon menatap Monica yang melihat disamping dengan iri, tidak bisa menahan untuk memancing.
“Ei, dasar bodoh, mengapa mengatakan aku. Bibi tidaklah nyaman.” Monica mendengarkan Saimon mengatakan dirinya, segera melonggarkan kedua kakinya yang dijepit, lalu berkata dengan wajah tersipu malu.
“Haha, kakak masih tidak mengakui, aku sudah mengatakan ketika kamu suntik dengan Saimon sangatlah nyaman, kamu masih tidak mengakui, sekarang baguslah, sudah terekspos oleh Saimon. Haha, bahkan Saimon tahu jeritanmu itu sangat nyaman.”
“Ei, gadis ini, ingin bekerja sama dengan Saimon untuk menindasku? Kamu lihatlah, itu Saimon lebih besar daripada melakukannya denganku saat itu, kamu tunggulah untuk sakit nanti! Lihat apakah aku peduli padamu atau tidak!” Monica mengancam.
“Ah? Kak, kamu, kamu tidak boleh mengabaikanku. Saimon begitu besar, kamu juga telah melihat celahku sangat kecil, aku takut….ah, kalau tidak hari ini jangan lakukan dulu.”
Perkataan Fifi mengejutkan Saimon, berkata dalam hati, ini sudah akan berhasil, mengapa malah mundur.
“Tidak, jangan, Bibi jangan pergi, Saimon menyayangi Bibi, akan sangat pelan, tidak menggunakan tenaga.”
“Ei, apa yang kamu katakan, apa yang pelan, apa yang kuat, cepatlah jongkok dengan baik, Bibi akan memandikanmu, sungguh kotor.”
Fifi berkata, lalu tangan kecil memegang Saimon, tadi Saimon mengatakan akan menyayangi dirinya, akan pelan tidak akan menggunakan tenaga, membuat dalam hatinya penuh dengan kebahagiaan.
“Saimon sudah bodoh dan masih tahu menyayangimu, sungguh membuatku iri.” Monica mencemooh disampingnya.
“Ei, kak, lihatlah perkataanmu, ketika kamu melakukan dengan Saimon, bukankah Saimon juga pelan, tidak rela untuk menggunakan tenaga? Kamu sudah lupa, begitu kamu menjerit, Saimon langsung terkejut dan mundur keluar.” Fifi mengekspos Monica.
“………..”
Saimon mendengar perkataan kedua Bibi yang semakin berani, dalam hatinya tergelitik, “Bibi cepatlah mandi, Saimon ingin menyuntik Bibi.”
“Ei, kamu masih tahu mendesak, baiklah, baiklah, cepatlah ke kasur, Bibi…..hmm, kak, kamu bantulah aku mengawasi…aku takut…..”
Novel Terkait
Istri Yang Sombong
JessicaHis Second Chance
Derick HoHei Gadis jangan Lari
SandrakoUnperfect Wedding
Agnes YuBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesHabis Cerai Nikah Lagi
GibranHis Soft Side
RiseHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)