Hei Gadis jangan Lari - Bab 136 Dari Depan
“Bibi, aku datang kemari untuk membicarakan sesuatu.” Saimon menyusutkan pantatnya, membuat tangan Angel keluar dari dalam celananya.
“Kamu ingin membicarakan apa, Jika kamu datang kepadaku untuk membicarakan sesuatu, kamu harus mendengarkanku, apakah kamu bersedia menyentuhku?”
Angel berkata.
“Jangan pikir aku tidak tahu, kamu menyalahkanku karena bibi Monica bukan? Huh, kamu ya, aku bahkan sudah memberimu hati, aku tidak bisa dibandingkan dengan kedua bibimu.”
“Hehe, setelah masalah ini selesai, aku akan membuat bibi merasa puas.” Saimon menggaruk kepalanya, lalu berkata sambil tersenyum. Sejujurnya, Angel sangat baik kepada dirinya, Saimon lebih tahu dari siapa pun, namun bagaimanapun juga hati Saimon masih dekat dengan kedua bibinya.
Angel mendengar bahwa Saimon tidak menjawabnya, dia bersenandung dan berkata: “Katakan, ada masalah apa, kenapa harus datang semalam ini.”
Kemudian Saimon memberi tahu Monica bahwa dia akan dikirim ke rumah sakit yang ada di kota, setelah mendengarkan perkataan dari Saimon, Angel mengerutkan kening, tetapi dengan segera dia meregang.
“Kamu diruruh pergi, ya sudah pergi saja, bukankah ini kesempatan bagimu untuk mencari hubungan di kota? Para wanita di kota sangat cantik.” Angel berkata sambil tersenyum.
“Uhuk… uhuk.” Saimon terbatuk dua kali dan berkata: “Bibi, jangan bercanda.”
“Siapa yang bercanda denganmu, Monica menyuruh kamu untuk mengecek penyakit ke dokter, ya sudah pergi saja.”
“Bibi, apakah kamu tidak berbohong? Kamu tidak tahu kondisiku, ketika aku pergi ke dokter, bukankah itu hanya akan menyia-nyiakan uang.” Saimon yang biasanya sangat pintar, otaknya sulit digunakan hari ini.
“Kamu ya, kenapa kamu tidak mengerti. Sekarang Jacky sudah gila, jika kepalanya panas, dia akan membawakan wanita untuk bertemu denganmu, dia tahu kamu tidak takut, tetapi kamu tidak takut dia akan menyakiti bibimu. Selain itu, kamu dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi lebih baik, kamu tidak boleh berpura-pura bodoh sepanjang hidupmu. Ketika saatnya tiba, kamu akan menjadi kepala desa jika kamu menarik jacky keluar dari kantor” Angel menunjuk kepala Saimon dan berkata.
“Ah...”
Saimon tiba-tiba menyadari apa maksud dari perkataan Angel, perjalanan ke kota ini adalah kesempatan bagi Saimon, dia tidak hanya dapat beralih dari orang bodoh menjadi orang normal, tetapi juga menghindari pembalasan Jacky baru-baru ini.
Namun, kepikiran dengan tanda yang dia buat di tubuh Nikita hari ini, tidak tahu apakah Jacky sudah melihatnya atau belum. Bagian bawah Nikita membengkak, Saimon percaya bahwa saat mereka bermain di malam hari, Jacky dapat melihat bekas gigi di gunung Nikita.
“Sudah jelas tahu bahwa dirinya tidak sakit, masih ingin membawaku ke dokter, bukankah itu berarti aku benar-benar bodoh?” Saimon mengalihkan pandangannya dan berkata.
“Otakmu benar-benar maslah berpikir, kamu cukup untuk tidak menyuruh Monica mengantarmu? Biarkan Andy yang membawamu ke sana, kebetulan besok ingin menjual ikan, aku akan katakan kepada Andy untuk mencarikanmu rumah di kota, atau, hehe, kamu bisa tinggal di rumah sahabatmu.” Angel berkata.
Saimon benar-benar tidak bisa berkata-kata, ketika membicarakan sesuatu, para wanita selalu mengalihkan topic pembicaraan ke wanita lain, namun, kata-kata Angel mengingatkannya bahwa tampaknya masuk akal bagi Andy untuk mengursi dirinya, hanya saja Saimon khawatir Angel akan melakukan persuasi ini.
Masalah ini sudah selesai dibicarakan.
Dan hari sudah larut malam, Saimon secara alami berbalik badan dan ingin pergi, tetapi dia dipegang oleh Angel, Saimon terdiam sesaat, dia tahu bahwa selama dia datang menemui Angel, tidak peduli jam berapa, Angel ingin Saimon menemaninya tidur.
“Bibi, sekarang sudah larut malam, besok pagi aku harus menangkap ikan.” Saimon menolak.
“Inilah waktunya untuk kita melakukan itu, jika kamu sudah menginginkannya, datanglah. Selain itu, kamu akan pergi ke kota besok, dan kamu tidak akan kembali selama setengah bulan, kamu akan membuatku lemas.” Angel berkata sambil menarik tangan Saimon ke tempat tidur.
Saimon juga tahu bahwa jika tidak mengizinkan Angel untuk menyetuh tubuhnya, kemungkinan Angel tidak akan membiarkan dirinya pergi.
Baru saja berjalan ke samping tempat tidur, Angel melepas celana dalam Saimon, dan matanya berbinar.
“Kamu ya, masih bilang tidak mau atau tidak mau, tapi bawahmu sudah membesar.”
“Hehe, aku sudah tidak bisa melarikan diri, dan aku tidak bisa menikmatinya.” Saimon berkata sesuai dengan keadaannya, sejujurnya, sejak bagian bawah Angel dicukur, Saimon merasakan sesuatu saat melihat Angel.
“Bibi, jangan merangsang lagi dan cepat lepas, setelah selesai melakukan ini, aku harus pulang untuk tidur.”
“Hehe, kamu buru-buru ya? Besok kamu akan pergi, aku harus menikmatimu hari ini.” Angel berkata dan belum naik ke tempat tidur, dia langsung melepaskan celananya.
Dalam sekejap, pemandangan di selangkangan kaki Angel terlihat, Saimon menelan ludahnya, sialan, tempat yang semula dicukur bersih, saat seperti rumput liar di lading, terlihat rumput-rumput kecil, Saimon mengulurkan tangan dan menyentuhnya.
“Bibi, kenapa sudah tumbuh lagi.”
“Kamu ya, bukankah tempa ini sama seperti jenggot, jika semain dicukur akan bertambah lebat bulunya? Astaga, jangan menyentuhnya, ini gatal.” Angel mendesah: “Kamu tunggu sebentar, aku akan mencarikanmu pisau cukur lalu mencukurnya. “
Angel berkata, lalu berbalik badan untuk pergi mengambil pisau cukur, tetapi Saimon mengulurkan tangan dan meraih tangannya: “Tidak perlu bibi, jika seperti ini akan terasan nyaman, ada perasaan menusuk.”
“Oh, kamu masih bisa melakukannya, jika kamu tidak takut menusuk dagingmu, kemarilah. Hari ini bibi harus menusukmu.”
“Bibi, apakah itu benar-benar setajam itu?”
“Bulunya tidak tajam, aku bisa mengasahnya, hehe, aku harus bersenang-senang denganmu hari ini.”
Angel berkata dengan centil, dan memperlihatkan pantatnya, membuat Saimon menelan air liur lagi, sialan, wanita ini baik bagian depan maupun belakang semuanya sangat menggoda, membuat Saimon melakukan beberapa kali hari ini, tubuhnya mulai memanas, membesarkan matanya, dan menatap sepasang kaki Angel.
“Apa yang kamu lihat? Tidak tahan? Aku tahu kamu, kamu tidak akan bergerak ketika kamu melihat seorang wanita, apakah kamu sudah ingin memasukinya?” Angel berkata sambil tersenyum.
Sialan, bukankah itu hanya omong kosong? Aku ingin bersenang-senang denganmu dengan baik, tidak menyangka penampilan bagian bawah Angel begitu indah.
“Bibi, berhentilah menggoda dan cepatlah, kamu terlihat sangat cantik, aku sudah tidak tahan untuk memasukinya.” Saimon mengulurkan tangan dan meraih kaki Angel, tetapi Angel tidak tahu apa yang akan dilakukan Saimon, dia merapatkan kakinya dengan erat sehingga tidak bisa disingkirkan, gerakan kakinya yang seperti itu membuat Saimon marah.
“Bibi, apa yang kamu lakukan? Cepat naik ke atas kasur, dagaimana aku bisa melakukannya sambil berdiri?”
“Oh? Tidak bisakah kamu melakukannya sambil berdiri?”
Angel berkata, kaki disilangkan dengan erat, dia menggigit bibitnya, mengangkat kepalanya ke arah Saimon, menjilat lidahnya, dan berkata sambil tersenyum.
“Coba bagaimana rasanya masuk seperti ini, apakah rapat.”
“Dari depan?”
“Lakukan, kemungkinan punya bibi terlalu ketat untuk dimasuki...”
Novel Terkait
Love And Pain, Me And Her
Judika DenadaAir Mata Cinta
Bella CiaoDon't say goodbye
Dessy PutriMy Superhero
JessiJalan Kembali Hidupku
Devan HardiIstri ke-7
Sweety GirlHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)