Hei Gadis jangan Lari - Bab 9 Kamu Tidak Gila
Saimon baru menyadari bahwa dia terlalu serius mendengarkan, tiba-tiba menginjak sekaligus mematahkan sebuah tongkat.
Nada bicara Jacky menurun, Nikita berteriak ketakutan, lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, sedangkan Jacky malah berlari menuju dengan pantat telanjang. Simon mengutuk dalam hati, dia berbalik dan ada beberapa sosok yang memanjat keluar.
Mengetahui bahwa dia tidak bisa menyelesaikannya malam ini, Saimon tiba-tiba merasa tertekan, di bawah cahaya redup malam hari, dia berjalan pulang dengan angkuh.
Dalam benak Saimon terus menerus teringat raut wajah dan nada bicara Jacky ketika mengatakan bahwa ayahnya telah meninggal. Hal ini membuat Saimon yang selama ini selalu mengira ayahnya meninggal karena bencana menjadi curiga.
Jangan-jangan ada cerita yang tersembunyi di balik kematian ayahnya?
Menurut apa yang dikatakan oleh Jacky, dia bunuh diri bukan hanya karena ingin mengambil alih kedua bibinya, tapi yang lebih penting adalah karena kematian ayahnya. Apa jangan-jangan Jacky yang telah membunuh ayahnya?
Semua tebakannya membuat pikirannya sedikit bingung. Awalnya di hanya ingin menghancurkan Jacky, atau bahkan membunuhnya secara diam-diam, tapi saat ini dia harus menunda dulu hukuman untuknya, dia harus mencari tahu penyebab kematian ayahnya secara jelas.
Ayah Saimon, Rudi, adalah seorang petani yang jujur. Tiga tahun yang lalu, dia pergi ke tambang berencana mencari uang untuk pertunangan Saimon. Tapi tak disangka, baru dua bulan pergi lalu terjadi masalah, dengan begitu masalah pernikahan Saimon dengan gadis dari desa tetangga, Lena, menjadi putus.
Setelah Rudi meninggal, tanah keluarga seluas empat hektar itu diambil alih oleh Jacky, dan tanpa diduga rumahnya juga runtuh. Saat itu, Saimon juga merasa langit juga akan runtuh, jika bukan karena Monica yang menerimanya dan menyuruhnya tinggal, dia benar-benar tidak tahu bagaimana akan melanjutkan hidupnya.
Memikirkannya sekarang membuat Saimon tiba-tiba meragukan kematian ayahnya. Di desa hanya ada lima atau enam orang yang pergi menjadi buruh, semuanya melakukan pekerjaan yang sama, lalu kenapa Rudi sendiri yang meninggal?
Semakin memikirkannya, Saimon malah semakin curiga. Semakin memikirkannya semakin membuatnya marah, dengan segera dia meludah ke tanah dan mengutuk dalam hati, Jacky, jika aku berhasil menemukannya, aku akan membuat perhitungan!
“Hei, siapa kamu?”
Ketika Saimon sedang berpikir, tiba-tiba ada suara perempuan di depannya, begitu melihat ke depan barulah tahu bahwa perempuan itu adalah Angel. Saimon melihat dengan kaget dan ingin lari, tapi saat ini suara Angel terdengar.
“Saimon?”
Mendengar teriakan Angel, Saimon mengutuk dalam hati. Sudah segelap ini, kamu masih bisa melihatku dengan jelas. Sialan.
Sebenarnya, Angel juga tidak benar-benar melihat dengan jelas siapa orang itu, tapi dia melihat postur tubuh itu seperti Saimon, dan tanpa sadar memanggilnya. Tapi untuk postur tubuh seperti Saimon ini, dia akan langsung mengetahuinya.
Mendengar namanya disebut, Saimon segera berpura-pura bodoh dan gila dengan mengucapkan “minum susu”. Saat ini barulah dia melihat Angel sedang membawa keranjang, dan segera menebak bahwa dia akan pergi tempat penumbukkan jerami untuk memberi makan keledai.
Saimon benar. Angel memang ingin pergi ke tempat penumbukkan jerami untuk memberi makan keledai, tapi dia sama sekali tidak menyangka, Saimon si bodoh ini diam-diam pergi keluar di malam hari. Bukankah ini hal baik untuk diberitakan?
“Saimon, malam begini, kenapa kamu keluar? Apa bibimu mengetahuinya?”
Melihat sepasang mata Angel yang berbinar, Saimon mengerang dalam hati, kenapa dia bisa bertemu dengan perempuan ini.
“Minum susu, minum susu...” Saimon tidak berubah, dia masih mengucapkan kalimat yang sama.
Sebelum Saimon selesai bicara, tangan kecil Angel terulur ke arah Saimon.
“Tidak mau, tidak mau, geli, geli...” Saimon memutar tubuhnya dan masih berpura-pura gila.
Melihat tubuh bagian depan Angel yang putih dan mulus, Saimon berkata dalam hati, dia akan menanggungnya hari ini.
Dengan cepat Angel segera menarik Saimon ke belakang tumpukan jerami. Begitu sampai di tumpukkan jerami, Angel langsung melepas celana Saimon, dan langsung memandang lurus.
“Sangat besar!”
Angel menurunkan tangannya, melihat lebih dekat, antusias mulutnya tidak berhenti menghembuskan napas. Dalam sekejap Saimon merasakan aliran listrik menyebar ke seluruh tubuhnya, dia hanya merasa nyaman.
Saat ini dia sedang benar-benar diejek oleh Angel, sedikit tidak terkendali, menghadapi wajah halus Angel. Pinggangnya tersentak!
“Kamu ini, ingin menusuk bibi sampai mati ya......”
Angel mendorong Saimon ke belakang, saat Angel melepasnya, mata Saimon langsung bersinar, seluruh tubuhnya terbakar, dia menelan lidah, lalu bangun.
“Kamu ini, bukannya mau minum susu? Kenapa malah berdiri?”
Angel berkata dengan matanya yang menyala, lalu membungkuk dan menundukkan kepalanya. Tiba-tiba dia mengangkat wajah Saimon dan berkata dengan suara gemetar.
“Kamu tidak gila!”
Novel Terkait
Mr Huo’s Sweetpie
EllyaLove and Trouble
Mimi XuLelaki Greget
Rudy GoldMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeMy Goddes
Riski saputroWahai Hati
JavAliusUnperfect Wedding
Agnes YuMy Charming Lady Boss
AndikaHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)