Hei Gadis jangan Lari - Bab 171 Ruangan Kecil

Pria selamanya adalah alasan dan taruhan dalam pertengkaran wanita, pertemuan Angel dan Lena bisa menyebabkan sebuah pertengkaran, jadi Saimon terpaksa hanya bisa berusaha meminimalisir intensitas pertengkaran.

Pastinya dia juga tahu jika dirinya memang munafik, dia menyeringai ketika merasakan tangan Angel yang tidak berhenti bergesek di dalam celananya.

"Bibi, kamu pasti sudah tidak tahan lagi, kan?"

"Kamu masih berani mengatakannya, dasar berengs*k hidup senang di kota, membiarkan aku seorang menderita di desa. Huh, entah mau kamu sembunyikan sampai kapan jika bukan kutemui." Angel dengan emosi mengeratkan tangannya memegang Saimon.

"Sstt... Bibi, bukankah aku sedang minta maaf padamu? Nanti kecilkan sedikit suara jeritanmu." Saimon merintih dengan nyaman, dalam hati berpikir kemampuan tangan Angel sungguh bagus, bahkan hanya sebentar saja sudah membangunkannya.

"Hehe, tidak boleh. Jika suara jeritan kecil, bagaimana untuk menarik perhatian Lena?" Angel tanpa menunggu Saimon berbicara, dia langsung melepaskan celana Saimon.

Kemudian dia melihat bagian bawah Saimon sambil menjilat lidahnya, "Saimon, aku sangat rindu dengan aktivitas ini selama dua hari, hari ini harus memuaskan aku, jika tidak aku tak akan pergi."

Saimon dalam hati merasa bersalah pada Angel, lagipula dia juga sangat suka dengan tubuh Angel, terutama itu...

"Bibi, kenapa tempat ini sudah tumbuh begitu banyak?" Saimon terkejut, dia ingat pernah berhubungan satu kali sebelum datang ke kota, di saat itu hanya tunas saja, sekarang baru dua hari saja sudah tumbuh setengah inci.

Saimon mengatakan sambil menggunakan tangan untuk meraba kumis yang menusuk, membuat sekujur tubuh Angel menjadi bergetar.

"Astaga, berengs*k, jangan meraba, aku geli sekali."

"Geli? Hehe, aku lebih khawatir nanti aku yang semakin geli karena ditusuk bagian ini."

"Hehe, bukankah kamu akan lebih nyaman? Cepatlah kemari berhubungan dengan Bibi, dua hari ini kamu membuatku tidak tahan lagi."

Angel mengatakan sambil memeluk Saimon dan mendempet ke atas, Saimon juga tidak sungkan lagi, lagipula dua hari ini dia juga kangen dengan Angel. Semakin banyak wanita yang bersamanya, dia semakin merasakan perbedaan setiap wanita, bahkan bisa menemukan kesenangan yang berbeda dari setiap wanita.

Lagipula kini di luar adalah Lena, di dalam Angel, dipikirkan saja terasa seru.

Angel yang sedang berada di usia ganas bisa bertemu dengan Saimon yang memiliki alat besar seperti ini adalah sebuah keberuntungan, dia mengulurkan tangan menarik Saimon ke tubuhnya sendiri.

“Saimon, biarkan Bibi rasakan kemampuanmu. Dua hari ini Bibi sangat kering, hari ini harus menikmati dengan baik-baik."

"Baik, hari ini aku jamin membuat Bibi merasa nyaman."

Saimon mengatakan sambil menegakkan pinggangnya. Mereka berdua bukan pertama kali berhubungan, meskipun dengan gaya berdiri juga bisa menemukan posisi. Lubang mata Angel seketika menjadi lebar dan jerit dengan nyaman.

"Saimon, kamu sudah memenuhi aku. Sstt, aku tidak tahu bagaimana hidup tanpa dirimu."

Angel mengatakan sambil meletakkan tangannya di bokong Saimon, badan dia sendiri juga berusaha keras bergerak untuk bekerja sama dengan Saimon.

"Hehe, apakah Bibi nyaman?"

"Nya...man, Saimon, kamu benar-benar menaklukkanku. Bibi memang hutang padamu, aku sudah menanggung kerjaanmu bahkan masih mau berhubungan denganmu."

"Apakah Bibi suka berhubungan dengan Saimon?" Saimon mengatakan, tubuhnya juga tidak berhenti bergerak, kepalanya dalam sekejap sudah masuk ke dalam gunung Saimon.

"Ah... suka, Bibi sangat suka Saimon. Kamu masih suka minum susu, sstt... jangan gigit, jangan gigit, Saimon..."

Kini Angel juga sudah sedikit bingung, kedua tangannya merangkul leher Saimon, tubuhnya melompat, kedua kaki langsung merangkul di pinggang Saimon...

"Ah...." akhirnya Angel sudah tidak tahan untuk berteriak.

"Bibi, jangan jerit, nanti orang luar akan kedengaran."

"Hehe, Bibi memang mau kedengaran oleh Lena dan biarkan dia melihat-lihat betapa bahagianya waktu kamu bersamaku. Apa wanita tua seperti dia bisa membuat kamu nyaman?" Angel berkata dengan terpatah-patah.

Mendengar perkataan Angel, Saimon dalam hati berpikir, dasar sial*n, aku sudah tahu apa yang kamu pikirkan, tapi kini juga sudah ada rasa panas yang muncul pada Saimon, dan juga tidak mungkin untuk menyuruhnya berhenti, jadi kedua tangannya menekan bokong Angel dengan kuat sambil berkata.

"Kamu jangan sembarangan. Ke depannya di kota masih mau berharap dijaga oleh Kakak Lena."

"Dasar berengs*k, sedang ada di tubuhku juga membela wanita itu, apakah berhubungan dengan dia lebih nyaman dibanding denganku?" Angel dengan emosi langsung terduduk di lantai, dia tidak tahan untuk berteriak kuat ketika merasakan dorongan.

"Ah, Saimon, dasar berengs*k, kamu benar mau mengambil nyawaku, sungguh nyaman..."

Angel tiba-tiba berteriak kuat membuat Saimon terkejut. Dia terdiam sebentar mendengar pergerakan di luar jendela, dalam hati berpikir gawat, Lena pasti sudah kedengaran.

Tidak hanya Lena kedengaran, bahkan Andy juga sudah mendengarnya. Sejak Angel menarik Saimon berjalan ke dalam ruangan kecil ini, Lena juga sudah tahu jika Angel adalah orang yang sangat haus. Lena dalam hati merasa kasihan dengan wanita itu dan biarkan dia menikmatinya sekali, karena beberapa hari ini Saimon berada di kota dan tinggal dia di desa sendirian.

Tapi dia sama sekali tidak menyangka jika si Angel berani sengaja berteriak begitu keras, sial*n, bukankah dia sedang memamerkan kekuatannya? Apa dia bisa tahan? Dia tidak memedulikan pencegahan dari Andy, dia hanya melangkah tiga kali sudah tiba di depan ruangan. Ketika dia berjalan semakin dekat, pergerakan di dalan juga semakin jelas.

"Dasar berengs*k, kamu hanya tahu Lena, Lena."

Menurutku jiwamu sudah dibawa pergi dia, kan? Apa dia lebih baik padamu dibanding aku? Aku bahkan sudah membabat rumput di bawah demi kamu, apa dia bisa?" meskipun Angel selalu bergerak mengikuti Saimon, tetapi dia selalu mendengar pergerakan di luar, jadi dia sudah menyadari Lena sudah dekat dengan pintu ruangan.

"Bibi, itu... apa yang dipermasalahkan dari ini? Lagipula aku ini besar juga tidak bisa terkikis menjadi kecil, kan?"

"Huh, dia tidak berani, kan? Kamu terus membela dia saja, sstt... Saimon, berengs*k... hanya dua hari tidak bertemu, kamu ini.... ah..."

Jeritan Angel dan ucapan tidak masuk akal membuat Lena mendengar hingga terasa panas di sekujur tubuh, dalam hati berpikir wanita ini sungguh tidak tahu malu, dia bisa mengatakan apapun, tapi apakah yang dikatakan membabat bagian bawah itu benar? Lena berpikir hingga merapatkan kedua kakinya, dia hanya merasa sebuah rasa panas yang tidak berhenti membara.

"Saimon, aku... aku sudah mau... nyaman sekali, matikan aku saja, aku adalah milikmu selamanya..."

Kini rasa panas Saimon juga sudah naik, dia juga tidak memedulikan Lena di luar lagi. Mulutnya juga sudah mulai berbicara tidak masuk dengan Angel.

"Dasar kamu ini, sehari tidak berhubungan denganmu langsung membuat kamu begitu haus. Sial*n, setelah kembali dari desa nanti, aku akan... Bibi, gunungmu sungguh besar..."

"Besarkah? Bukankah kamu paling suka memakannya? Makanlah hingga kenyang..."

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu