Hei Gadis jangan Lari - Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
Ini sangat luar biasa, Saimon, anak muda yang menakutkan itu, terus memainkan mulut kakak perempuannya, ini sangat menyakitkan, tapi sangat jarang Siamon melihat kakaknya seperti itu.
Fifi merasa bahwa dirinya terlalu takut, dirinya sama sekali tidak berani mengambil langkah pertama dengan Saimon, tatapan matanya menjadi linglung, kalau tidak aku dan kakak, merasakan perasaan itu?
Fifi berpikir, perlahan mundur, dan berjalan keluar ruangan.
Begitu Fifi pergi, Monica, yang awalnya menutup matanya dengan nyaman, segera membuka matanya, dia mendongak dan menatap Saimon, yang masih menjilati gunungnya, dia mengalihkan pandangannya dan mengulurkan tangan untuk menepuk bagian belakang kepala Saimon.
“Siamon, bibi sangat sakit kalau kamu seperti ini.”
Saimon mendengarkan kata-kata Monica, sedikit tidak berdaya, dirinya sudah menggunakan kekuatan sesedikit mungkin, dan masuk ke dalammnya hanya setengahnya.
“Bibi, Siamon benar-benar ringan.” Tubuh Saimon tidak bergerak.
“Bibi tahu bahwa Siamon menyakiti bibi, bibi tahu yang dilakukan Saimon, ini tidak menyakitkan, apakah kamu ingin mencobanya?” Monica berkata dengan wajah centil.
Mendengarkan kata-kata Monica, hati Saimon bergetar, Bibi dalam kegelapan sudah belajar banyak trik, aku ingin melihat trik macam apa itu.
“Cobalah, Siamon mau.”
“Kalau begitu Siamon berdiri dulu, duruh bibi berdiri.”
Saimon dengan patuh bangkit dari tubuh Monica, Monica mendongak melihat Saimon menjauh dari wajahnya, dia melihat wajah basah Saimon dan tersipu, dia benar-benar tidak menyangka bahwa dirinya sudah membasahi Saimon.
“Siamon, bibi tahu postur ini dari orang lain, jika ini mudah digunakan, kedepannya aku akan melakukan ini.”
Monica berkata, sepasang tangan di atas tempat tidur, mengerutkan pantatnya, menoleh untuk melihat Saimon dan berkata: “Saimon lihat? Datang dari belakang, dengan begini kamu tidak lelah, bibi tidak sakit, dan tidak lelah.”
Mata Saimon langsung membesar, nenek, dia berani menjamin bahwa postur ini pasti diajarkan oleh Bibi Angel, tapi aku menyukainya.
Melihat postur Monica seperti it, mata Saimon segera menjadi cerah, dan dia menampar pantat putih Monica dengan tersenyum.
“Hei, Siamon suka pantat bibi, benar-benar bersih.”
“Anak bodoh, siapa yang menyuruhmu melihat pantat, cepatlah kemari...”
Monica belum selesai berbicara, pinggang Saimon kelelahan, perlahan dari belakang naik ke atas.
“Iya… Siamon, apakah semuanya sudah masuk, bibi sangat nyaman.”
“Yah, Saimon sudah memasukan semuanya, Saimon sangat senang.”
Perut Saimon terus menabrak pantat Monica, dan suara Pappap terdengar, dan Monica merasakan pengayaan yang luar biasa dari semua yang dimasukan oleh Saimon, dia menyipitkan matanya dengan nyaman, dia berkata dalam hatinya bahwa Angel memiliki pengalaman, dan postur yang sederhana membuat dia dan Saimon merasa nyaman.
Dan Fifi yang berada di luar kamar, dia baru saja ingin menggunakan jari-jarinya, tiba-tiba dia mendengar suara kakak perempuannya di dalam ruangan, dia tiba-tiba bangun dari tempat tidur dan kembali ke dalam ruangan.
Begitu dia memasuki dalam ruangan, mata Fifi langsung tertuju pada saat itu juga, postur ini membuat Fifi melihat lebih jelas, hanya Saimon yang begitu besar, dia terus bergerak dari wajah belakang kakaknya, ukurannya bahkan lebih besar dari saat dia pertama kali memasuki ruangan.
Melihat Fifi masuk kembali, Monica menahan kenyamanan tubuhnya dan berkata: “Fifi, kamu sudah pulang, cepat lihat, lain kali, kamu juga bisa menyuruh Saimon dari belakang, ini tidak menyakitkan.”
“Ahhh...”
Fifi mendengarkan kakak perempuannya berkata bahwa dirinya sangat pemalu sehingga meninggalkan ruangan ini, namun, suara Monica masih terus masuk ke telinganya, yang membuat tubuhnya gemetaran.
Dengan teriakan keras Monica, aksi di dalam perlahan berhenti.
“Siamon, jangan bergerak, bibi sudah tidak tahan.”
Mendengar kata-kata Monica, Saimon merasa tertekan, tetapi untungnya dirinya juga pernah melakukan ini sekali, jadi dia tidak panik, ketika bendanya perlahan-lahan mengecil, dia menarik diri dari tubuh Monica.
“Saimon, bibi akan mengirimmu ke rumah sakit kota besok untuk memeriksa penyakitmu, dan kemudian membiarkanmu tinggal di kota selama beberapa hari sampai kamu sehat, lalu kembali, mau tidaki?” Monica berkata sambil mengenakan pakaian.
“Tidak, Siamon tidak ingin pergi ke dokter. Siamon tidak sakit.” Saimon tidak ingin membuat Monica membuang-buang waktunya.
“Dasar bodoh, bagaimana mungkin kamu tidak sakit. Dengarkan bibi, semua perkataan bibi ada baiknya.”
Melihat Monica, Saimon jelas mengambil keputusan, dia tidak berdaya, kelihatanya dia harus pergi ke kota, tapi meski begitu, dia masih berharap bisa menemukan cara untuk kompromi.
Saimon tahu bahwa Monica bermaksud baik untuk mengirimnya ke kota untuk memeriksa penyakit, di satu sisi, bibi ingin membawa Saimon melihat penyakit, dan di sisi lain ingin bersembunyi dari Jacky.
Setelah selesai beres-beres, Monica kembali ke luar ruangan, setelah beberapa saat, mendengar Monica dan Fifi bergumam, Saimon mengerti dan mulai mengucapkan beberapa patah kata tentang suntikan pria dan wanita, dan kemudian mengatur agar Saimon pergi ke kota.
Saimon tahu bahwa Monica bersikeras untuk membawa dirinya ke dokter, dia hanya bisa menunggu sampai hari malam, setelah dua bibi tertidur, dia pergi menemui Angel untuk mencari cara.
Waktu menunggu selalu lambat, setelah mendengarkan dua bibi tertidur di luar, Saimon turun dari tempat tidur dan keluar rumah, ketika dia tiba di rumah Angel, Andy juga ada di sana, mereka sedang berdiskusi tentang kolam ikan.
“Kak Siamon, kamu datang tepat waktu, kakakku sedang berbicara denganku tentang kolam ikan, kemarilah dan putuskanlah.” Andy melihat Saimon datang, segera berkata.
“Aku bisa punya ide apa, cukup dengarkan saja apa kata kakak ipar, heihei, bibi adalah pemimpin kita.” Saimon berkata kepada Angel.
“Huh, meskipun kamu punya hati nurani, apakah kamu ingin datang mencariku malam ini? Untuk apa? Bukan menginginkan lagi kan!” Angel berkata dan menatap celana panjang Saimon.
Andy melihat kedatangan Saimon, dan dia juga sangat tertarik dan berkata: “Kak, aku pulang dulu, hehe, aku sudah membesar, Merry akhir-akhir ini sangat suka, aku harus bekerja lebih keras.”
Andy berkata dan menunjukkan ekspresi ceria kepada Saimon, dia pergi, yang membuat Saimon mengalihkan pandangannya, nenek, aku datang kemari untuk membicarakan suatu masalah, bagaimana mungkin dia ingin bermain Angel.
“Kak, apa yang kamu lihat? Hari ini, aku sangat jujur, aku tidak memikirkan sarangmu.” Saimon berkata, sambil menutupi celananya.
“Huh, siapa yang bisa percaya kepadamu, apakah kamu bisa beristirahat jika kamu tidak mendapatkannya sepuluh atau dua puluh kali sehari? Percaya atau tidak, pria kecil ini bangun dengan sedikit kegemparan?” Angel dengan wajah percaya diri mendekati tubuh Saimon.
“Nah? Kenapa baumu begitu harum? Ya. Bau Monica, hehe, apakah hari ini kamu bermain dengan Monica...”
Perkataan Angel, membuat Saimon terdiam beberapa saat, hidung wanita ini benar-benar bagus, bagaimanapun dia bermain dengan Monica, Angel juga tahu, dengan tidak berdaya mengangguk.
“Hehe, ada apa? Apakah Monica dan kamu memainkan trik baru, bagaimana pantatnya?” Angel mengerutkan kening, meraih celana dalam Saimon, menyentuh bagian atas dan sedikit lembab, dia pura-pura terkejut dan berkata.
“Oh, aku tidak menyangka bahwa Monica wanita seperti itu mempunyai banyak air….”
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Adieu
Shi QiMenaklukkan Suami CEO
Red MapleHalf a Heart
Romansa UniversePria Misteriusku
LylyThick Wallet
TessaGet Back To You
LexyHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)