Hei Gadis jangan Lari - Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline

Saimon terkekeh saat dibawa ke samping Jessline oleh Nikita.

“Jessline, lakukan seperti yang kuajarkan. Jangan sampai membuat masalah lagi. Hari ini harus berhasil. Jika sampai kakakmu tau, kamu tak akan diberi ampun.”, Nikita mengingatkan. “Aku akan melihat gadis yang lain. Cepat, ya!”

Sebelum pergi, Nikita meremas kemaluan Saimon, “Benda besar ini sangat menggoda.”, ujarnya.

Saimon tak mengerti. Jessline jelas tahu bahwa dirinya seorang yang “bodoh”, tapi mengapa ia masih ingin bercinta dengannya. Saimon tak percaya jika mahasiswi bernama Jessline ini bersedia melayaninya hanya karena penisnya yang besar. Jessline bukan wanita binal seperti Nikita.

Melihat Nikita pergi, mata Jessline menyapu tubuh Saimon, mukanya memerah. Saimon bergumam dalam hatinya. Anjay. Bukannya gadis ini hanya ingin bercinta dengannya? Mengapa malu-malu. Wajah merahnya ini, bagaimana aku tega menggenjotnya sekuat tenaga.

“Saimon, apa kamu masih mengingat kakak?” Goda Jessline.

“Kak Jessline, Saimon menginginkanmu.” Goda Saimon kembali. Mata Saimon memandang celana Jessline, terkekeh. “Kemarin sudah masuk. Nikmat sekali.”

“Dasar bodoh! Apanya yang masuk. Itu hanya menempel di luar. Hari ini aku akan membuatmu melayang. Dan kamu, buatlah aku merasakan nikmatnya seorang pria.”

Selesai berbicara, Jessline melangkah maju lalu memeluk tubuh Saimon sehingga membuat Saimon kebingungan. Gadis ini berani sekali. Jika dia memang tak peduli bahwa Saimon seorang “bodoh”, ya sudah lah. Dia bahkan berinisiatif menyerang. Bukankah seharusnya ia menggoda Saimon dulu?

Ketika Saimon sedang asik dengan pikirannya, tiba-tiba sepasang tangan masuk ke dalam celananya dari belakang. Tangan itu terus menuju bagian depan celana, mengelusnya.

Gunung bagian depan tubuh Jessline menempel di punggung Saimon, membuatnya keenakan. Apalagi saat itu, sepasang tangan halusnya sedang mengelus sesuatu di dalam celananya.

“Uuhhh…” Saimon tak kuasa menahan eluhan. Ia berpikir dalam hati, pasti Nikita sudah mengajarinya tadi malam. Teknik ini mantap sekali.

“Saimon, enak?”

“Enak, enak. Saimon suka. Kak Jessline hebat sekali.”

“Wow, barangmu ini bagaimana bisa sebesar ini. Tangan kakak sampai tak bisa menggenggamnya. Ingin sekali mencicipi rasanya dimasukin barangmu ini.”

Tangan kecil Jessline putih kecil. Saimon sangat menikmati digenggam olehnya, sampai-sampai ia tak sadar sedikit membuka pahanya, membuat tangan Jessline semakin mudah memainkannya.

“Saimon masih ingat malam itu kakak memakan “adikmu”? Rasanya bagaimana?”, sambil berbicara, Jessline memutar badan menghadap ke arah Saimon.

“Ingat. Saimon ingat, Kak. Kakak mau makan adik Saimon lagi?” melihat bibir merah Jessline, Saimon menjadi sangat bersemangat.

Mendengar kata-kata Saimon, Jessline bertanya, “Saimon suka kakak memakanmu?”

Entah mengapa, Saimon merasa Jessline tidak sama dengan kemarin. Kemarin ia masih terlihat sangat kaku. Meski ia menggoda Saimon, namun rona malu di wajahnya masih terlihat jelas. Hari ini ia terlihat sangat luwes. Membuat Saimon merasa sedikit dimainkan.

Tapi, ia berpikir lagi. Toh, Saimon tidak rugi. Terserah dia mau bagaimana.

“Suka, Saimon suka sekali mulut kakak. Panas.”

“Oh? Lalu, Saimon lebih suka mulut atas, atau mulut bawah kakak?”

Sssss… Saimon menghela napas. Jessline semakin lihai saja. Kalimatnya barusan membuat Saimon semakin bergairah.

Belum saja Saimon selesai memikirkan bagaimana menjawab pertanyaan Jessline, tiba-tiba Jessline menurunkan celananya. Mata Jessline terbelalak seperti seekor serigala betina menemukan daging. Tangannya segera meremas milik Saimon.

“Jika saja kamu tidak bodoh, kakak pasti sudah memilihmu menjadi pasanganku. Besar dan kuat. Menggoda sekali!” Jessline tiba-tiba berucap.

Saimon berkata dalam hati, jika aku normal, memangnya kamu masih bisa menikmati burung besarku ini? Dia pasti sudah beristri dua.

Jessline melihat Saimon seperti tak mendengar apa yang baru saja diucapkan, tidak berbicara lagi. Ia mengulurkan tangannya, memegang burung Saimon, membuatnya keenakan.

“Saimon, barangmu ini sungguh besar, sudah membesar. Sudah saatnya mencari perempuan untuk disuntikkan seperti dulu.”

“Suntik… suntik…..” Saimon mengutuk dalam hati. Gadis ini masih juga tidak mengerti. Aku sudah tidak ingin bercengkrama lagi denganmu, aku ingin menyentuhmu, cepatlah.

“Baiklah, Saimon suntik saja Kakak.”

Sambil berujar, Jessline menurunkan celananya. Seketika vaginanya terlihat, membuat Saimon menelan ludah.

Melihat Saimon tergoda karena tubuhnya, Jessline tersenyum bangga. Ia menunduk melihat penis besar Saimon, lalu Kembali tersipu. “Aku harus mendapatkannya hari ini.” Pikirnya.

Saimon mengulurkan tangan, meraba vagina Jessline, membuat tubuhnya bergetar.

“Saimon. Kakak sudah basah belum?”

“Sudah basah. Kakak disini basah sekali.”

“Saimon tahu tidak caranya mengeringkannya?” Ujar Jessline sambil sedikit membuka pahanya. Pemandangan indah merebak di mata Saimon.

“Disuntik. Saimon suntik kakak, nanti kakak bisa kering.”

Tubuh Saimon memanas, terlebih penisnya yang sedari tadi sudah membesar maksimal. Ia sungguh ingin langsung menindih Jessline ke lantai, kemudian melakukannya dengan kencang. Tapi entah mengapa hari ini Jessline hanya terus menerus menggodanya, kalimatnya semakin lama semakin memanas, tapi tak kunjung berbaring mengijinkannya menyetubuhi.

“Emm, tapi barang Saimon sangat besar, sedangkan lubang kakak kecil. Kakak takut Saimon membuatnya sobek.” Jessline meneruskan.

“Kakak jangan takut. Saimon pelan-pelan. Pasti membuat kakak keenakan sampai serasa terbang ke langit.”

“Oh? Maksud Saimon, Saimon akan pelan-pelan, tunggu kakak terbiasa, baru kencang, begitu ya?”

“Ya, benar. Saimon sayang sekali kakak. Vagina kakak begitu lembut, Saimon tak boleh melakukannya terlalu kencang seperti jika menyuntik Nikita.”

“Oh? kamu juga tau caranya menyayangi orang, heh? kamu buat kakak nyaman dulu, bukankah kakak harus berterima kasih padamu, Saimon?”

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu