Hei Gadis jangan Lari - Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
Kata-kata Angel membuat Saimon tiba-tiba ketakutan, dia memaki dalam hati, dia bahkan lupa tentang dia berpura-pura gila.
Angel langsung menampar kepala Saimon, dan dengan kuat mendorongnya ke tanah dan menekan tubuhnya.
“Kamu ini, masih saja berpura-pura? Aku cuma mau bilang, saat bertemu pagi tadi kamu masih baik-baik saja, kenapa di sore hari kamu jadi gila, ternyata kamu sedang berpura-pura!”
Meskipun dipukul sampai mati, Saimon juga tidak dapat mengakui bahwa dia berpura-pura, masih banyak hal yang harus dilakukannya. Melihat ekspresi Angel yang tak kenal ampun, ekspresi wajah Saimon tetap tenang, tapi dalam hatinya sangat cemas. Dengan tatapan tajamnya, pinggangnya didorong ke atas dengan kuat.
“Hei...”
Mata Angel membelalak, kekuatan penuh itu dalam sekejap masuk ke dalam hatinya, kekuatan tangan yang menekan Saimon itu langsung menghilang.
Saimon merasa tekanan Angel di tubuhnya semakin melemah, Saimon segera menyentakkan Angel ke tanah, lalu buru-buru mengenakan celananya dan kemudian berlari.
Sedangkan Angel sedang menunggu Saimon untuk melanjutkan aksinya. Tapi ditinggal oleh Saimon. Saat itu dia menyadari bahwa Saimon memang sengaja melakukannya. Melihat Saimon menghilang di dalam kegelapan, Angel memukul tanah dengan marah.
“Saimon sialan. Jika berani berbicara denganku, aku akan menghabisimu!”
Meskipun hari ini belum bisa menghabisi Saimon, tapi hari ini menemukan kebenaran tentang Saimon yang berpura-pura gila. Bagi Angel ini adalah sebuah kejutan, dia adalah orang yang pintar. Dia tahu Saimon tidak akan berpura-pura gila jika tanpa alasan. Dia juga tahu bahwa menceritakan masalah ini jauh lebih buruk dari pada menyembunyikannya. Dengan begitu, dia bisa menggunakan rahasia ini untuk mengancam Saimon.
......
Setelah melarikan diri, dalam hati Saimon merasa menyesal. Dia menepuk benda-benda di tubuhnya dengan keras, dan memaki dengan suara pelan, “Sialan!”
Tapi jika dipikir-pikir, dia merasa geli saat dia memasuki bagian dalam Angel.
Dia tahu bahwa Angel pasti sudah mengetahui bahwa dia berpura-pura gila. Sepertinya besok dia harus menangkap dan mengancamnya, tidak akan membiarkannya membocorkan semuanya.
Memikirkan bahwa masalah malam ini belum terselesaikan, ditambah lagi dengan masalah Angel yang mengetahuinya berpura-pura gila. Seketika Saimon merasa gelisah, dia memanjat dinding dan masuk ke dalam rumah. Mendengarkan keadaan di dalam ruangan, lalu dia berbalik dan masuk ke dalam.
Berbaring di tempat tidur, berpura-pura menjadi gila selama sehari, lagi-lagi menghabiskan satu malam. Meskipun bisa dikatakan tubuhnya lebih kuat dari sebelumnya, tapi dia juga bisa lelah. Setelah menutup mata beberapa saat, lalu dia tertidur.
Keesokan paginya, Fifi memanggilnya untuk bangun. “Saimon, cepat bangun. Ayo makan.”
Tangan kecil Fifi menepuk-nepuk wajah Saimon. Sebenarnya Saimon sudah lama terbangun, tapi dia harus berpura-pura terbaring di tempat tidur.
Namun setelah Fifi membangunkannya cukup lama, tapi Saimon masih belum terbangun. Dan perlahan kehilangan kesabaran, lalu tiba-tiba mengangkat selimut Saimon.
“Cepat bangun, kalau masih tidak bangun, aku akan memukul pantatmu!”
Dia mengatakannya sambil mengangkat tangannya, hendak memukul Saimon, tapi tiba-tiba melihat... Saimon tidak memakai celana, dan dia sedang berdiri tegak!
Fifi membuka mulutnya lebar-lebar, meraihnya dengan rasa penasaran, tangan kecilnya mengepal.
Tangan kecil Fifi lembut dan berminyak, Saimon hendak berteriak, matanya menyipit mmeperhatikan wajah Fifi yang memerah dan terlihat imut. Bangun pagi menjadi lebih makmur.
Fifi satu tahun lebih tua dari Saimon. Meskipun pakaiannya lebar, tapi tidak bisa menyembunyikan sosoknya yang sempurna. Saimon menyipitkan matanya melihat pantat Fifi yang bulat, paha yang ramping, kulit yang putih dan lembut. Berkali-kali Saimon berimajinasi menikahi dua bibi dan memasuki gerbang keluarga Wang. Setelah melewati dua hari ini, pikiran ini menjadi semakin kuat.
Lagi pula, perubahan pada tubuhnya ini membuatnya mengerti bahwa keinginannya pasti akan menjadi kenyataan. Dia sekarang adalah seorang pria yang bisa melindungi kedua bibinya!
Dalam waktu yang singkat ini, Saimon berpikir banyak hal, sedangkan Fifi selalu seperti gadis yang cuek. Satu tangannya terus bergoyang dan sesekali menghembuskan nafas, membuat benda itu melompat beberapa kali.
Anak perempuan lebih dewasa sebelum waktunya daripada anak laki-laki. Dia jelas sudah tahu apa itu, dia merasa malu ketika melihatnya dan ingin menutup matanya. Tetapi rasa ingin tahunya membuatnya ingin melihatnya lebih jelas.
Dia mengangkat kepalanya dan melirik ke arah Saimon, melihat bahwa matanya masih tertutup, wajahnya memerah, dia merasa Saimon sudah tumbuh dewasa.
Lalu dengan menggunakan cara yang dikatakan para perempuan di desa, dia mencoba menaik turunkan.
Sstt!
Saimon memaksa dirirnya untuk tidak berteriak. Dia mengencangkan jari-jari kakinya, menyipitkan matanya sedikit, dan melihat wajah cuek bibi. Mulut kecilnya terus menerus menghembuskan napas, beberapa helai rambut berserakan di dahinya. Karena terlalu serius kepalanya menunduk, dadanya yang putih dan lembut itu juga menarik perhatian Saimon.
Fifi tidak menyangka, dia hanya bergerak sebentar, lalu melihat bahwa itu benar-benar besar dan merah seperti yang dikatakan orang lain. Dia menjadi semakin penasaran, lalu dia mengayunkan kakinya yang halus dan ramping itu untuk melangkah ke tempat tidur. Karena dia mengenakan pakaian yang agak tipis, saat pahanya dan Saimon bersebelahan, sentuhan halus dan lembut itu memberi Saimon seperti obat kenikmatan, membuat tubuhnya menjadi kencang, dan membuatnya merasa semakin panas……
Novel Terkait
Your Ignorance
Yaya1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiLove at First Sight
Laura VanessaHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)