Hei Gadis jangan Lari - Bab 103 Pingsan

Nikita langsung mengangkat dadanya dengan tinggi, Saimon menjadi lebih ganas setelah dia melihat gunung yang besar itu yang masih ada bekas Saimon.

"Saimon, jangan diam saja, jika kamu berhenti lagi maka khasiat cambuk keledai akan hilang." Nikita menoleh lalu melihat Saimon melihatnya dengan bengong, dia berganti gaya dan bocah bodoh itu terdiam.

Gila, wanita ini tahan sekali, bukankah dia barusan kesakitan sampai berteriak tapi sekarang dia mendesaknya menungganginya lagi, apakah dia tidak takut mati di tanganku.

Bahkan Saimon sendiri saja takut melihat tubuhnya, gila sekali wanita ini, ukurannya hanya beda sedikit dari keledai, bagaimana Nikita bisa menahannya.

Sedangkan kakak adik yang sedang belajar di samping merasa kaget, apakah wanita ini tidak perlu istirahat?

Karena Nikita menginginkannya maka Saimon tidak bisa menahannya lagi, kedua tangannya mendorong bagian bawah Nikita dan dia berkata, lihat saja, aku akan membuatmu pingsan!

"Aduh bocah, kamu sudah bisa bermain ya, tanganmu membuat bibi merasa gatal. Jangan bermain lagi bocah, cepat lakukan dari belakang supaya aku bisa merasakan tenaga cambuk keledai."

Setelah mendengar kata-kata Nikita, Saimon berkata dalam hati, gila wanita ini cabul sekali, benar-benar tangguh, benar-benar dia akan mati jika tidak segera main.

"Hehe, Saimon akan melakukannya, Saimon akan membuat bibi pingsan sehingga bibi bisa merasakan kekuatan Saimon."

Nikita sangat senang mendengarnya, dia berkata dalam hati jika bocah ini akan mengeluarkan tenaganya maka dia menjulangkan dadanya, dada bulat yang besar membuat Saimon lebih bersemangat.

Saimon tidak banyak bicara lagi, dia mendorong Nikita dengan kuat dari belakang, jika Saimon masih belum bisa membuat Nikita pingsan setelah makan cambuk keledai maka Saimon tidak perlu hidup lagi.

"Ah..... Saimon, bocah tengik, kamu tadi berhenti tapi sekali masuk kuat sekali, aku mana bisa menahannya, ah, bocah tengik, kamu benar-benar binatang buas....."

Monica dan Fifi melihat Nikita lemas dan pada akhirnya telungkup di tempat tidur.

"Kakak, Saimon benar-benar seperti keledai, coba kamu lihat tampangnya yang seperti mau membunuh Nikita."

"Jangan sembarang bicara gadis busuk, Saimon mana bisa dibandingkan dengan keledai." Meskipun Monica berkata seperti itu tapi dia tidak bisa tahan menggosok pahanya dan untung saja Nikita tiba pada saatnya jika tidak maka takutnya dia sudah pingsan.

"Kakak, apakah kamu takut?" Fifi melihat reaksi Monica.

Monica menelan ludah setelah mendengar kata-kata Fifi dan Saimon yang sedang bersemangat, Nikita dibuat lemas oleh Saimon, cambuk keledai ini benar-benar berguna.

Sedangkan Saimon yang berada di atas Nikita berkata dalam hati, Nikita yang cabul, bukankah kamu mau merasa nyaman maka aku akan membuatmu mati kali ini.

Ini membuktikan jika Nikita sangat tahan banting tapi dia tidak bisa menahan serangan dalam waktu yang lama, dia sudah tidak tahan setelah Saimon memainkannya tiga kali.

"Saimon, biarkan bibi bangun, bibi tidak tahan lagi, aku merasa bagian bawahku perih dan hampir robek."

"Tidak, Saimon tidak mau, bengkak Saimon masih belum reda, coba lihat....."

Saimon bangun setelah itu dan memperlihatkan barang kepada Nikita sehingga Nikita berteriak ketakutan.

"Ah, kenapa masih sebesar itu."

Nikita ketakutan dan ingin bangun untuk melarikan diri jika harus menunggu api Saimon mereda seluruhnya maka dia pasti tidak tahan tapi mana mungkin Saimon akan membiarkannya pergi, dia segera telungkup lagi sewaktu baru berdiri.

"Ah......"

Terdengar suara teriakan Nikita sehingga kakak beradik itu terus menelan ludahnya, menakutkan sekali.

"Kak, apakah kamu melihat bagian Saimon yang basah itu?"

"Ya....."

Nikita pingsan dan setelah Monica membangunkannya maka reaksi pertamanya setelah dia membuka matanya adalah, "Saimon, Saimon tidak ada bukan?"

"Saimon sudah keluar." Monica melihat bagian bawah Nikita dan merasa simpati kepadanya.

"Syukurlah, syukurlah, sialan, cambuk keledai itu berguna sekali, benar-benar membuatku nyaman."

"....."

Akhirnya Nikita sudah pulih setelah setengah hari kemudian dan dia membersihkan dirinya dan berkata setelah memakai baju, "Monica, kamu akan merasa nyaman pada malam nanti, aku sudah meredakan api pertamanya sehingga dia tidak akan terlalu buas pada malam hari, kamu nikmati saja."

Kata-kata Nikita membuat wajah Monica merah, dia tentu saja tahu maksud kata-kata Nikita, adegan erotis tadi membuat wanita yang pernah merasakan pria menjadi rakus.

"Monica basah?" Nikita memegang bagian bawah Monica lalu menciumnya dan berkata, "Hehe, benar-benar sudah ada bau."

Wajah Monica menjadi merah.

"Sudahlah, aku sudah menyiapkan kolam ikan untukmu maka kamu pelihara ikannya baik-baik kelak. Berikan makanan berkhasiat untuk Saimon, hehe, enak sekali......"

Monica melihat Nikita berjalan pergi dan dia berkata dalam hati Nikita sudah tidak takut ketahuan oleh Jacky lagi.

Tetapi ketika dia teringat Nikita telah meminta kolam ikannya kembali, wajah Monica terlihat senang dan dia memberitahu Fifi sebelum keluar dan pergi ke rumah Angel, dia harus memberitahukan kabar bahagia ini kepada Angel.

Saimon langsung pergi ke kolam ikan setelah memakai Nikita, dia harus mencucinya dan dia menangkap seekor ikan sewaktu keluar dari kolam ikan dan berjalan santai ke arah desa.

Tapi dia baru berjalan beberapa langkah dan mendengar orang bicara dari bagian belakang gunung sehingga dia mengerutkan keningnya karena ingin melihat siapa yang berada di sana di siang bolong ini.

Setelah itu dia melihat adegan yang membuat matanya melotot, dia melihat Merry sedang menggoda Jacky.

"Kepala desa, apakah yang kamu katakan itu benar? Kamu akan memberiku dua hektar tanah lagi jika aku membiarkanmu memakaiku?"

"Apakah aku akan berbohong? Aku sudah lama memperhatikanmu, selama kamu membiarkanku puas dan merasakan gunung besarmu maka aku akan memberikan apa yang kamu inginkan." Jacky meremas gunung Merry.

"Aduh, kepala desa....."

Saimon kaget melihat ini dan akhirnya dia mengerti kenapa Nikita berani keluar mencarinya di siang bolong, ternyata Jacky sedang keluar melakukan sesuatu sehingga tdak ada di rumah.

Namun, Merry ini.....

Dia sedang ragu apakah mau merusak hal baik Jacky atau tidak tapi tiba-tiba ada yang memukul pundaknya dan dia menoleh lalu mendapati Andy sedang menatapnya dengan nakal.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu