Hei Gadis jangan Lari - Bab 144 Dibuat Rusak
Satunya adalah seorang wanita muda yang sudah kesepian dan telah kering selama beberapa tahun, dan satunya lagi adalah seorang remaja dengan bakat luar biasa.
Begitu Lena selesai bicara, dia memasukkan tangannya ke celana Saimon, dan menarik Saimon ke tengah selangkangannya.
"Saimon, cepat biarkan aku merasakan kekuatanmu." Lena berkata dengan terburu-buru.
Melihat Lena begitu terburu-buru, dan dia benar-benar ingin melakukannya di gang, ketika Saimon mendengar kadang-kadang ada suara orang berjalan di luar gang, dia segera menghentikan gerakan Lena dan berkata.
"Kakak, ayo kita cari tempat tersembunyi, di sini terlalu terbuka."
Mendengar apa yang dikatakan Saimon, Lena juga segera tersadar, dia berkata dalam hati, sepertinya aku sudah benar-benar sudah tidak tahan, bahkan ingin melakukannya di tempat yang begitu terbuka.
Setelah melihat ke luar gang, Lena bergegas merapikan pakaiannya, dia meraih tangan Saimon dan berkata: "Ikutlah denganku."
Kemudian Lena dengan akrabnya membawa Saimon ke sebuah hotel di dekat sana dari gang tersembunyi, ketika mendongak dan melihat itu adalah hotel, Saimon berkata dalam hati, orang-orang di kota benar-benar bisa menikmati hidup, berselingkuh saja, melakukannya di sebuah hotel, di desa, mereka hanya perlu mencari pojok atau ladang jagung, mana perlu begitu merepotkan.
Ketika Lena membawa Saimon ke hotel, paman di meja depan juga melirik mereka berdua sejenak, namun, dia sudah sering melihat kejadian seperti ini, setelah menerima uang dan memberikan kuncinya, dia tidak lagi mempedulikannya.
Begitu mereka berdua memasuki kamar, Lena langsung membuka pakaian Saimon dengan terburu-buru, dan dia langsung tercengang, awalnya, barang Saimon disembunyikan di dalam, dia juga hanya bisa melihatnya dari celah, dan sekarang barangnya melompat keluar, Lena langsung tercengang.
"Wow, Saimon, barangmu ini sudah terlalu besar, bukan? Benar-benar seperti keledai."
"Kakak, kamu jangan sembarangan bicara, jika aku keledai, bisakah kamu menahannya?"
Setelah Saimon selesai bicara, dia mendorong Lena ke tempat tidur sambil menyeringai, ini adalah pertama kalinya dia melakukan itu di hotel, Saimon merasa sangat senang, dia benar-benar merasa sangat luar biasa.
"Hehe, aku sudah kering bertahun-tahun, jangankan barangmu yang sebesar kedelai ini, bahkan sebesar macan pun, aku bisa tahan!" Ujar Lena sambil menyeringai dan berbaring di ranjang.
"Baiklah, kakak jangan mohon ampun nanti!" Saimon menyeringai, dia lagsung melepas celana panjang Lena dan pakaian dalam di dalamnya dengan kasar.
Stt……
Saimon tersentak, sialan, bagian bawah wanita ini sama montok dan menawannya seperti tubuhnya, celah di lembah yang montok tampak begitu indah.
"Ada apa, Saimon? Apakah kamu suka dengan punyaku?"
"Suka ... Kakak, ini sangat cantik dan putih."
"Kamu belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya?" Lena mengangkat kepalanya dan melihat keserakahan di mata Saimon, itu membuatnya merasa bangga, bagian iniku bisa menarik pria muda seperti ini, itu benar-benar sangat menawan.
"Tidak pernah, milik kakak ini benar-benar indah. Aku benar-benar sangat menyukainya." Setelah Saimon selesai bicara, dia tidak bisa menahan diri untuk menundukkan kepalanya dan menciumnya dengan kuat.
"Um ... Saimon jangan cium lagi, geli."
Hembusan napas hidung dan bibir hangat Saimon jatuh ke tubuh Lena, bagaimana seorang wanita muda yang sudah lama kering bisa menahannya, dan dia tidak bisa menahan diri untuk menjepit erat kedua kakinya.
"Kakak, biarkan aku melihatmu baik-baik." Setelah Saimon selesai bicara, dia naik ke tempat tidur, matanya terus menatap tubuh Lena.
"Saimon, apa yang kamu lakukan? Apa yang layak dilihat ditubuhku ini? Kamu harus menggunakannya baru tahu, aduh, kamu ini jangan sembarangan menggigit ... Ah, aku benar-benar tidak tahan lagi."
Penampilan rakus Saimon yang mencium dan menggigitnya, membuat Lena merasa semakin panas, tubuhnya terus bergerak, tetapi Saimon, dia melihat kulitnya yang indah dan lekuk tubuhnya yang cantik, dia seperti melihat sesuatu yang menarik, dia ingin merabanya, ingin melihatnya, bahkan ingin menggigitnya, dan masuk ke dalam adalah hal terakhir yang akan dilakukan.
Saimon langsung membalikkan tubuh Lena.
"Aduh, apa yang ingin kamu lakukan? Kamu mau dari belakang? Kalau begitu biarkan aku angkat pantatku." Lena berbaring di tempat tidur dan menoleh untuk melihat Saimon, dia sedikit tidah mengerti apa yang ingin dilakukan Saimon. .
"Kakak, biarkan aku melihatnya, biarkan aku melihatnya dulu, ini sangat indah."
"Aduh, Saimon, kamu lihat bagian bawahmu ini sudah seperti apa, urat nadinya pun sudah keluar, jika kamu masih tidak melakukannya, aku sudah tidak tahan lagi, kamu juga sudah tidak tahan lagi."
Saimon sama sekali tidak mendengarkannya, dia mengulurkan tangan dan menampar pantat Lena, kemudian pantat putih besar Lena bergoyang-goyang.
"Aduh, kamu ini benar-benar tahu cara bermain, tetapi aku sudah tidak tahan lagi."
"Kakak ..." Saimon berkata sambil menundukkan kepalanya dan mencium pantat besar dan putih Lena, itu membuat Lena semakin gemetaran.
Akhirnya Saimon selesai melihatnya dan selesai bermain, saat ini Lena sudah sangat terburu-buru, dia mengulurkan tangannya dan menangkap barang Saimon, lalu berkata.
"Saimon sekarang sudah bisa mulai bukan? Aku sudah sangat tidak tahan."
Saimon melihat wajah Lena yang sangat terburu-buru, kemudian melihat area bawah tubuhnya yang sudah basah oleh cairannya, dia berkata dalam hati, sialan, takutnya wanita ini bahkan lebih hebat dari Angel.
"Kakak, ayo, aku juga sudah tidak tahan lagi."
Begitu Saimon selesai bicara, Lena langsung membuka kedua kakinya, dan bagian bawah langsung terbuka hingga mencapai tingkat maksimum.
"Saimon, apakah sudah cukup besar? Bisakah memasukkan barang besarmu itu?" Lena langsung berkata dengan cemas.
"Kakak, ini harus dicoba dulu baru tahu."
Setelah Saimon selesai bicara, dia sudah menegakkan tubuhnya dan hendak masuk ke dalam, tetapi ketika dia baru menyentuh lubang pintu Lena, Lena tiba-tiba langsung memblokirnya dengan tangannya.
"Hah? Ada apa kakak? Kamu tidak mau lagi?" Ujar Saimon dengan heran.
"Hehe, bukan, aku harus memakaikan pelindung untuk barangmu dulu, jika cairanmu masuk, dan aku menjadi hamil, itu akan merepotkan." Setelah Lena selesai bicara, dia merangkak ke meja samping tempat tidur dan mengambil satu kemasan kecil, Saimon yang melihatnya langsung mengerutkan kening.
Dia desa sangat jarang menghindari kehamilan, dan Saimon otomatis tidak pernah melihat benda ini.
Melihat Lena memasangkan sesuatu yang tipis di barangnya, Saimon bertanya dengan heran.
"Kakak, apa gunanya ini?"
"Hehe Saimon, apakah di desa kalian tidak ada benda ini? Hehe, pakai saja, itu akan aman, dan aku bisa melakukannya denganmu dengan sepuasnya."
Mendengar apa yang dikatakan Lena, Saimon berkata dalam hati, mengapa wanita ini melakukan hal seperti ini dengan begitu bertele-tele, tetapi asalkan dia bersedia ya lakukan saja.
"Ah, Saimon, barangmu terlalu besar, ini sudah rusak dibuatmu, sialan, benar-benar menggoda"
Saimon menunduk dan melihat barang kecil yang telah dibuat robek oleh barangnya, dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kakak, untuk apa benda ini, begitu dipakai langsung rusak, jadi untuk apa digunakan?"
Mendengar apa yang dikatakan Saimon, Lena langsung memutar matanya, "Siapa suruh barangmu begitu besar, benda ini bukan dibuat untuk keledai."
Setelah Lena selesai bicara, dia langsung membuang benda itu, dia pikir jika Saimon menggunakan tenaganya nanti, itu juga akan rusak, jadi lebih baik tidak perlu dipakaikan, kontak langsung seperti ini pasti akan lebih menyenangkan.
"Lupakan saja Saimon, ayo langsung lakukan saja, aku benar-benar sudah tidak tahan lagi, biarkan aku merasakan barangmu yang sangat besar itu."
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieCinta Tak Biasa
SusantiCinta Dan Rahasia
JesslynHei Gadis jangan Lari
SandrakoBeautiful Lady
ElsaMy Perfect Lady
AliciaHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)