Hei Gadis jangan Lari - Bab 165 Tidak Bisa Bangun

Saimon mengecup pipi Melisa dengan lembut setelah mendengar kata-katanya dan melihat rona merah yang masih belum hilang di wajahnya.

"Apa yang kamu katakan, aku seumur hidup ini tidak akan mengabaikanmu."

Kata-kata Saimon melelehkan hati Melisa sehingga dia memeluk Saimon dengan erat lagi untuk merasakan kehangatan setelah pertempuran.

Setelah bertempur pasti akan merasa lelah maka Saimon dan Melisa tertidur sambil berpelukan dan hari sudah sore ketika bangun, Saimon dan Melisa saling bertatapan setelah melihat matahari sudah terbenam lalu tertawa.

"Apakah Saimon masih lapar? Aku akan masak untukmu."

"Hehe, bagaimana mungkin aku lapar jika ada Melisa di sisiku? Jika Melisa lapar maka aku bisa memberi makan Melisa." Saimon memainkan kedua tangannya sehingga membuat Melisa mendesah tapi karena keliaran siang ini maka badannya masih lelah sehingga dia memohon ampun.

"Saimon, jangan main lagi, aku benaran tidak sanggup lagi karena bagian bawah terasa perih jika kamu bermain lagi maka aku akan benaran sakit."

Tentu saja Saimon tahu jika Melisa tidak sanggup lagi tapi dia ingin bercanda dengannya sehingga dia membuka selimutnya ketika Melisa sedang ketakutan.

"Aduh, apa yang kamu lakukan Saimon, jangan lihat lagi, malu sekali karena masih belum memakai baju."

"Hehe, bagian mana dari tubuhmu yang aku tidak pernah lihat, mengapa masih malu. Hihi."

Saimon berkata dan langsung melihat ke arah kedua kaki Melisa, dia menghentikan Melisa ketika melihatnya ingin menutup dengan tangannya dan berkata.

"Ah, Melisa, kenapa merah sekali? Seolah-olah digigit oleh binatang liar."

"Masih berani bicara, bukankah digigit binatang liar sepertimu, ini menjadi bengkak." Melisa setengah bersandar di bahu Saimon.

Mereka tidur sehabis menikmati kenyamanan siang tadi dan pada saat ini mereka saling bertatapan, Saimon melihat badan Melisa yang lembut dan hatinya membara, Melisa merasa takut ketika melihat bagian bawah Saimon masih berdiri tegak.

"Saimon kamu jangan lakukan lagi, jika melakukannya lagi maka aku akan menjadi rusak." Melisa berkata dengan takut.

"Hehe, kamu takut sekali, aku mana mungkin seperti itu. Kamu berbaring dulu dan aku akan masak untukmu."

Saimon menutup tubuh Melisa dengan lembut setelah itu sedangkan dia memasak di dapur setelah memakai baju.

Melisa merasa dirinya beruntung karena melihat Saimon begitu perhatian, dia merasa puas mendengar suara Saimon membereskan piring di dapur sewaktu dia berbaring.

Saimon selesai memasak tidak lama kemudian dan memanggil Melisa untuk makan yang membuat Melisa makan sambil menangis sehingga api yang ditahan Saimon membara kembali.

"Melisa jika kamu menangis lagi maka aku tidak tahan untuk tidak membuka celanamu, bukankah aku hanya memasak saja? Mengapa kamu tersentuh seperti itu."

"Kamu mengatakan omong kosong apa, kamu baik kepadaku tapi tidak membiarkan aku menangis. Woowoo....."

Melihat bibir Melisa yang bergerak dan menangis besar maka Saimon berkata dalam hati, kehidupan seperti apa yang telah dilalui Melisa, aku hanya masak untuknya saja tapi dia telah tersentuh seperti ini sehingga dia menjadi lebih simpati lagi kepadanya dan dia diam-diam bersumpah di dalam hati jika dia akan menjadi ibu anak itu dengan baik selama hidup ini.

Sebenarnya Saimon tidak ada urusan di kota ini dan dia memeluk Melisa ketika tidur di malam hari tapi dia melihat Melisa mengerutkan keningnya sehingga dia menjadi penasaran mengapa dia yang tadinya tersenyum mengerutkan keningnya pada saat ini.

"Melisa, ada apa denganmu? Apakah kamu tidak senang?" Saimon memeluk Melisa.

"Tidak ada, aku hanya khawatir saja, kamu telah menyinggung Jevon dan juga tinggal di tempatku, bagaimana jika dia datang membalasmu."

Saimon kesal mendengar Melisa mengkhawatirkan masalah ini, pada saat ini mungkin Jevon sudah lemas mana mungkin masih ada waktu datang menghajarnya selain itu Jevon telah dua kali kalah darinya, mana berani dia datang mencarinya lagi.

"Melisa jangan sembarang berpikir lagi, aku akan menghajar Jevon setiap kali dia datang, apakah kamu masih tidak tahu kehebatanku? Hehe....."

"Tapi....."

"jangan tapi tapi lagi, mungkin bagian bawah sudah segar karena sudah habis makan....."

"Aduh, Saimon....., jangan..... ah......"

Sewaktu Saimon bersenang-senang dengan Melisa sekali lagi, Jevon sangat menderita sekarang, tepatnya dia hampir mati ketakutan, dia saat ini sedang berada di sebuah rumah bordir yang tersembunyi sambil menunduk melihat pusakanya yang tidak bisa bangun lalu dia marah dan melemparkan bantalnya sehingga menakutkan pemilik rumah bordil yang ada di situ.

"Pergi, panggil semua gadis tercantik kalian, brengsek, buat apa mengirim yang jelek seperti ini?!"

Pemilik rumah bordil yang ada di dalam ruangan membungkuk dan berkata manis tapi mengumpat dalam hati, brengsek, dia sudah melihat lima atau enam gadis, jika dia pria maka barangnya akan membesar sewaktu melihatnya, sial, punyanya layu bahkan tidak bisa bangun ketika para gadis memakai mulutnya, bukankah dia sudah lumpuh?

"Kak Jevon, kamu jangan marah karena aku akan mencarikan gadis lain lagi untukmu, kamu lihat apakah bisa bangun?" Meskipun dia merendahkan Jevon di dalam hati tapi dia tidak berani mengatakannya.

"Jika begitu, mengapa masih berdiri saja? Aku akan menghancurkan tokomu jika cerewet lagi!" Jevon sudah hampir gila pada saat ini dan emosinya sama sekali tidak bisa dikendalikan, siapa yang tidak gila jika menemukan punyanya tidak bisa digunakan.

Pemilik rumah bordir segera keluar setelah dia mendengar kata-kata Jevon tapi Jevon berkata lagi.

"Brengsek, carikan yang lebih muda, jika kamu membawakan yang berumur tiga puluh tahun lagi maka aku akan membunuhmu!"

"Ah, iya, iya aku akan segera mencarinya pasti akan carikan yang muda....."

Jevon memainkan barangnya dengan tangannya setelah pemilik rumah bordir pergi tapi tidak peduli bagaimana pun tetap tidak ada tanda-tanda akan bangun.

Sial, bukankah baik-baik saja ketika dia bermain dengan Selvie kemarin, mengapa hari ini tidak bisa, dia menunduk sambil memikirkan apa yang terjadi, pagi ini dia cepat selesai sewaktu bermain dengan Selvie pagi ini, dia awalnya berpikir jika dia terlalu lelah sehingga selesai begitu cepat tapi sepertinya benar-benar terjadi sesuatu dengan tubuhnya.

Dia duduk dengan tidak tenang dan dia harus mencari seorang tabib untuk melihat apa yang terjadi karena dia tidak boleh mengabaikan masalah ini.

Dia tidak menunggu pemilik rumah bordir membawa gadis muda datang maka dia segera memakai baju dan bersiap pergi tapi pada saat ini pintu kamar didorong dan terdengar suara pemilik rumah bordir.

"Kak Jevon lihat, apakah kamu puas, ini benar-benar gadis muda sekarang."

Jevon melihat gadis baru yang datang dan setelah itu membuat matanya melotot, gila, gadis ini benar-benar muda, pasti sangat nikmat jika dipakai.

Jevon tiba-tiba merasa bagian bawahnya bergerak setelah melihatnya maka dia berkata dengan senang.

"Cepat, cepat, adik, biarkan kakak memanjakanmu."

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu