Hei Gadis jangan Lari - Bab 197 Dendam dengan siapa
Sambil berkata, Icha mendorong Saimon ke dalam toko, kemudian perlahan mendorongnya ke dalam kamar.
Saimon tidak berharap kejadian ini terus berlangsung, ia ingin mendorong Icha, jika seorang wanita rela menyerahkan diri, bagi pria lain ini adalah sebuah hal yang menggembirakan, tapi sekarang Saimon benar-benar….
Icha mendorong Saimon dan jatuh di lantai beralas koran, sepasang tangan tak henti menjelajahi tubuh Saimon, mungkin karena perasaan hati Saimon hari ini kurang baik, Icha mengeluarkan usaha extra.
Paha bagian dalamnya, daerah segitiga yang sensitif, walaupun Saimon sedang kurang mood, dan memakain celana, tetapi sentuhan tangan Icha sangat lihai, pasti hebat.
Dia sedikit tak sabar, dengan cepat melepaskan celana Saimon, kemudian punya Saimon juga otomatis melompat keluar siap untuk menembak.
“ Haiya, kamu ini… kelihatannya kamu enggan, tapi yang dibawah ini sangat jujur, kalau bukan karena aku ligat untuk menghindar, semburan itu pasti mengena di wajahku. “ Icha melihat milik Saimon , matanya penuh gejolak yang membara.
“ Kak Icha, kamu minta setiap hari, tidak lelahkah? “ dengan berat hati Saimon bertanya pada Icha.
“ dasar ….. , mana ada tiap hari, semalam kan tidak ada? Aku menyerahkan diri ke hadapanmu, tapi kamu tak mau? “kenapa, karena kakak sudah tua? “
Icha menyadari Saimon mulai menghindarinya setelah kejadian kemarin, semakin disinggung semakin emosi, ia menundukkan kepala dan sekejap telah menggigit kepunyaan Saimon.
“ ssshhh…” lebih baik dicium daripad digigit.
“ Kak, jangan gigit lagi, geli…”Saimon tak sabar untuk tidak berkata.
“ huh, kamu ini… masih berani gak bicara, aku akan mengeluarkan taktik? “ Icha berkata dengan penuh kemenangan.
Saimon bergumam dalam hati bahwa Icha ini memang sangat hebat, tak disangka taktiknya lebih hebat daripada Angel, sebuah lahapan mulutnya, tiba-tiba Saimo merasa sekujur tubuhnya panas membara.
“ Kak Icha, apakah kamu sudah Latihan. “
“ ada apa? Gatal? Kamu ingin….?
Sambil berkata Icha menjulurkan lidahnya dan jilat melingkat di atasnya, membuat kedua kaki Saiman terbuka lebar dan jari-jari kakinya menegang.
Saat gairah Saimon memuncak, bagaimana mungkin masih menahan permainaan Icha, satunya berbalik, dalam mereka berdiri, kemudian sekali hentakan Icha terjatuh kembali ke lantai, di saat Icha mengerang, Saimon langsung menindih tubuhnya.
“ aaahhh, Saimon jangan gegabah, nanti malam masih…..”
Saimon tak ada niat bermain dengannya saat ini, malah ingin membuatnya segera pergi, langsung ia menekan tubuhnya…..
“ aaahh…. Saimon, sakit….”
“ hehhe, bukankah kakak suka semakin besar dan semakin kuat aku, bukankah kamu merasa nyaman? “ Saimon berbaring di atas tubuh Icha dan menghembuskan nafas hangat di telinganya.
“ aiyaa… kamu ini…. berani menindas aku, saat aku rela kamu tidak mau, aku tak mau kamu bersikeras melakukannya, punyamu begitu besar, sebentar masuk dan keluar, sangat menyakitkan.
“ hehehe, bukankah kamu suka? Maka punyaku bangkit. “
Sambil berbicara, Saimon meletakkan tangannya di lantai hendak berdiri, tapi saat ini justru Saimon masih didalam, mana mungkin Icha membiarkannya, tiba-tiba kedua kakinya menjepit.
“ kamu sengaja menggoda aku ya, kalau kamu keluar sekarang, aku akan mati rasanya, cepatlah lihat genangan air di sini ? “ Icha menjepit/ mengunci pinggang Saimon dengan erat.
Tentu saja Saimon tahu bagaimana basahnya genangan airnya, sewaktu dia memasuki areanya, rasanya seperti tenggelam dalam kolam yang curam, menimbulkan sensai terbakar, ia berpikir bagaimana Icha melewati dua hari, ini belum apa-apa, reaksinya sudah begitu besar.
“ Kak, kamu baru sehari tidak melakukannya, sudah berpikir seperti itu? “ Saimon tersenyum-senyum dengan tubuh tak bergerak.
“ jangn berhenti, ayolah pakai tenagamu, jangan membuatku susah. “ Icha terus melonjak ke atas.
“ hehehe, kenapa aku bersedia, Kak Icha, tubuhmu sangat putih, lebih putih dari bunga di desaku, nyaman sekali menindih di atas tubuhmu.
“ sudah tahu kenapa tidak cepat lakukan. “ Icha mengangkat kepalanya, ia mencium pipi Saimon dengan membabibuta, ia benar tak tahan lagi.
Tetapi Saimon, ada rencana lain di benaknya, sengaja tidak memberinya sebelum mendapatkan keuntungan darinya.
“ Kak Icha, kamu menjadikan aku sebagai agenmu, tapi beberapa hari ini aku belum mendapat keuntungan. “ Saimon berkata dengan santai.
Mendengar kata-kata Saimon, Icha langsung mengerti,, sudah kuduga dia pasti ada maunya,
Namun Icha sudah menduga hal tersebut, oleh karena itu ia juga sudah mempersiapkannya sebelum datang.
“kamu ini sungguh….. , zaman apa ini, kamu tidak cepat berikan pada aku, masih ingin mendapat keuntungan. “ Icha agak kesal dan berkata, “ cepatlah, akau sudah mempersiapkannya untukmu, uang dua hari ini sudah disaku aku, cepat berikan padaku.”
Mendengar perkataan Icha, Hati Saimon langsung tergerak, tak disangka gadis ini membawa uang, tapi walaupun demikian, ini bukan tujuan utama Saimon, ia mengerlingkan mata, dan menghentakkan pinggangnya ke depan, Icha menjerit kesakitan dan refleks menepuk bokong Saimon.
“ kamu kenapa tidak tahu bersyukur,, ringan sedikit apa salah? “
“ heheh, aku dengar ada beberapa broker di pasarmu, apakah boleh berikan satu untuk aku? “ Saimon berkata sambil tersenyum-senyum.
Icha memahami maksud Saimon, tapi ia juga tidak bodoh, sejak berhubungan dengan Saimon, ia selalu memintanya untuk menyingkirkan pialang lain, mulanya ia berpikir bahwa Saimon cemburu, namun selama dua hari ini dia melihat perilaku Saimon yang sebenarnya,Simon tidak terlalu tertarik pada tubuhnya. Karena itu…
“ baiklah…. Awalanya aku pikir kamu adalah anak kampungan yang lugu, setelah dipikirkan kembali, aku hanya diperalat kamu, katakan kamu ada dendam dengan pialang yang mana, sampai ingin memusnahakan kesempatan emasnya .”
Kata-kata Icha mengejutkan Saimon, tak diduga gadis ini walaupun sedang on fire, tapi otaknya masih jernih, Saimon agak menyesal bertindak terlalu cepat.
“seperti yang dikatakan kakak, aku adalah anak kampungan, bisa ada dendam dengan siapa? “ sambil berkata Saimpn menghentakkan pinggangny dengan kuat, tak berani berhenti dan bergerak penuh semangat.
“ aiyaaa, kamu… aku bilang kuat tak segan kamu bertindak kuat juga, katakan, aih…. Dalam, kamu… membunuhku.
“ hehehe, bukankah kakak suka? Kalau kau tak suka aku akan keluar. “ Saimon tersenyum.
“ kamu… cepatlah, aku tak tak tahan lagi.
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensThat Night
Star AngelAnak Sultan Super
Tristan XuHalf a Heart
Romansa UniverseThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlCinta Yang Terlarang
MinnieHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)