Hei Gadis jangan Lari - Bab 13 Berguna
Jacky tersenyum puas, meregangkan pinggangnya, terus menyerangnya dari belakang, melihat keelokan miliknya itu, entah kenapa pikirannya tiba-tiba mengingat sesuatu milik Monica, pandangannya semakin liar, menepuk-nepuk bagian pantatnya.
“Hari ini aku akan bermain denganmu, besok dengan Fifi, bisa saja lebih cantik dari Monica!”
Setelah memikirkan rencananya itu, baru saja ingin menyentuh dan memulainya, tapi tiba-tiba terdengar bunyi benturan pada kaca, tatapannya tepat pada batu yang meluncur, menuju ke arah nya,
“Aduh!”
Kekuatan Saimon tidak diragukan lagi, sebongkah batu mampu dibuatnya terbang melayang dengan cepat, saat Jacky kembali melanjutkan pelecehan itu lagi, bagaimana mungkin dia bisa menghindari.
Sebongkah batu itu memecahkan kaca dan mengenai kepala Jacky. Tidak lama kemudian darah bercucuran, sakitnya itu seakan lupa dengan tubuh menawan Bunga, membungkam luka di kepalanya, Jacky terus teriak kesakitan.
“Kurang ajar, si bangsat siapa yang berani menggagalkan rencanaku!”
Jacky menenteng celananya, keluar menuju taman, namun tak melihat kejanggalan, amarahnya mengantarkannya terus berjalan keluar mencari tahu siapa pelakunya!
Sesaat setelah Saimon melempar bongkahan batu itu, dia berhasil bersembunyi, keluar pelan-pelan, melihat Jacky sembari membungkam luka kepalanya dan berjalan ke luar dengan nada amarahnya, Saimon tertawa puas, dia bersumpah cepat atau lambat akan menghabisi pria jalang ini.
Tapi, setelah dipikir-pikir ternyata memang tubuh molek dan pantat putihnya memang membuat Saimon pun tergoda, sungguh tak disangka ternyata tubuhnya benar-benar indah, terlebih lagi bokong besarnya itu.
Saat ini Mamet belum pergi berburu, Jacky sudah berani melecehkan Bunga, bagaimana jika nanti Mamet sudah pergi berburu, bisa-bisa setiap hari Bunga akan dilecehkan. Saimon tahu persis alasan Jacky melecehkan Bunga, karena bagaimanapun ia dilecehkan, Bunga tidak akan pernah memberitahu Mamet, karena jika hal ini benar-benar diketahui Mamet, sekalipun Bunga adalah korban, Mamet tetap akan mengusir Bunga demi menjaga martabat seorang pria. Jacky dapat menebak segala kemungkinan ini.
Saimon tidak memiliki banyak waktu untuk bersimpati pada Bunga, karena jika dipikir-pikir, dirinya lah yang sangat tragis, sudah sejak lama Ibunya meninggal, bahkan Ayahnya saat ini tidak jelas keberadaan dan status kehidupannya, bahkan dia harus berpura-pura gila.
Saimon bersumpah akan menghabisi Jacky, Saimon segera menyusul keberadaan Jacky, kembali berpikir apakah bisa mencari kesempatan dan melemparkan batu lagi kepadanya.
Namun belum sempat tiba di sekitar ruas jalan itu, saat melihat ke arah luar, ia terkejut, bagaimana bisa Angel dan Jacky bertatapan.
“Angel, kamu tidak usah mencari perkara, aku tidak pernah mengganggumu.” Nada Jacky meninggi. Di Desa Zhao, Jacky bisa dikatakan penguasa, tapi dia tidak pernah menggoda Angel, alasannya karena pria yang bersama Angel, Tommy, adalah seorang yang tidak pandang buluh.
“Aku mencari perkara? Dasar Jacky pria jalang, aku baru saja bersenang-senang dengan priaku, buat apa kamu menyapanya, dasar jalang. Tunggu pembalasanku!” Sahut Angel ketus.
Mendengar ancaman Angel, Saimon tertawa bahagia, Angel sungguh berani.
Mekipun Jacky segan kepada Tommy, namun saat ini dia hanya merasakan amarahnya begitu mengetahui Angel menuntitnya.
“Angel, tidak ada urusannya dengan priamu, untuk apa kamu mengikutiku!”
“Kamu, siapa yang kamu maksut tidak berguna? Seperti ada ucapan yang ingin diucapkan sekali lagi, Tuan rumah, ayo sini keluar, Jacky mengatakanmu tak berguna…..”
Jacky begitu mendengar pernyataan Angel memanggil Tommy, kemudian lari terbirit-birit, Angel terus memakinya dari jauh.
Saimon yang melihat kejadian Jacky disentak oleh Angel di pinggir jalan begini, semakin tak kuasa menahan tawa, dia berpikir bahwa sasaranny tepat mengenai Angel terbilang cukup berhasil.
Dengan begini Saimon merasa terlalu bersemangat, kalau tidak melanjutkan untuk dilampiaskan, maka ini akan menjadi sebuah masalah.
Saimon kemudian mencari cara, dia berpura-pura cemberut dan tampak bengong dengan meninggalkan beberapa tetesan air liurnya, benar saja, sesuai perkiraan dirinya, begitu Angel keluar dari lorong jalan melihat Saimon yang dianggapnya gila ini, pandangannya menjadi berubah.
Benar yang dikatakan Jacky, meskipun tubuh Tommy kekar, tapi tidak selamanya dia selalu berguna, beberapa tahun Angel menikahi dirinya, tapi tidak pernah sekalipun merasa bahagia, seperti baru saja saat Tommy marah dan menekannya diatas ranjang, dirinya yang melihat Tommy sudah semakin berumur, dia mengira akan puas, tapi begitulah kenyataan, semakin berharap maka sakit yang dirasa akan semakin dalam, tidak ada keajaiban yang terjadi, baru beberapa gerakan Tommy, kemudian menyodorkan bendera menyerah, inilah salah satu alasan Angel untuk melampiaskannya pada Jacky.
Tentu saja, ini juga alasan mengapa dia selalu melibatkan Saimon.
Saat itu, Tommy baru saja membuatnya bergairah, tiba-tiba bertemu dengan Saimon, saat itu dia merasa mungkin ini lah kasih sayang Tuhan, berpikir sesuatu yang besar pada Saimon, kemudian dia tertegun menelan ludah, berjalan ke arah Saimon menyulurkan tangannya.
“Saimon, kemari, Bibi beri kamu susu untuk kamu makan.”
Mendengar kalimat Angel yang tidak pernah berubah, Saimon mengejek nya dalam hati, selalu bilang makan susu, kalau begini sebenarnya siapa yang bodoh, aku atau dia.
Tapi tetap saja Saimon pergi mengikutinya, karena jika tidak pasti akan menimbulkan kecurigaan Angel, karena bagaimanapun juga, Susu adalah kesukaan orang gila ini.
Melihat Saimon yang mendekatinya, dirinya pun mulai sedikit grogi, menundukkan kepalanya melihat Saimon, anak baik, sebenarnya Tuhan mungkin mengasihani diri sendiri, hari ini harus menjadi hari bahagianya.
Begitu sudah mendekati rumah, Angel tiba-tiba merasa gelisah, dia membatin, kali ini jika memang dipergoki Tommy, dia tetap harus tetap membuat Saimon bahagia terlebih dahulu!
“Saimon, ini apa, mengapa begitu besar, coba perlihatkan pada bibi.” Angel mengatakannya sembari meraba sesuatu milik Saimon itu, sekejap merasakan kebahagiaan.
Mendengar si bodoh Angel ini, dalam hati Saimon sungguh menghinanya, tapi di sisi lain dia merasakan kenyamanan, akhirnya, dia memilih untuk tidak memperdulikan kata hatinya, dia menjawab apa adanya.
“Ini berguna, berguna ……”
Angel tersenyum bahagia mendengar jawaban Saimon, tidak hanya satu kali ini dia memikat Saimon, dulunya, Saimon hanya selalu mengatakan makan susu, dan saat ini dengan tiba-tiba, dia mengatakan hal lainnya, sungguh bahagia.
“Maksut Saimon, apa yang Bibi pegang ini adalah hal yang berguna ya? Tidak usah buru-buru, ayo, ikut dengan Bibi, Bibi bisa membuatmu lebih berguna.”
Angel kemudian menarik tangan Saimon, mengajaknya ke belakang rumah, berjalan secepat mungkin, terus melihat air liur Saimon yang masih bercucuran.
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyHanya Kamu Hidupku
RenataBlooming at that time
White RoseCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)