Hei Gadis jangan Lari - Bab 127 Sapu Kasur
Nikita sudah ketakutan, sungguh ketakutan, melihat sapu kasur, seluruh tubuhnya gemetaran, “Tidak, Jacky apakah kamu sudah gila? Cepat singkirkan itu!”
“Haha, sudah tahu takut? Hahaha, aku akan membiarkanmu takut, bukankah kamu menyukai barang si bodoh itu? Aku memberimu yang lebih besar, hahaha, siapa suruh kamu nafsuan, kali ini membuatmu bersenang-senang hingga puas, hahaha…….”
“Ah, pergi kamu, pergi!” Nikita sangatlah ketakutan, menendang kedua kakinya dengan asal, Jacky saat ini sudah menggila, jika sungguh memasukkan ke ladang jagungnya, itu pasti akan melumpuhkannya.
“Ah………”
Begitu sapu menyentuh kulit dibagian tengah kedua kaki, Nikita langsung berteriak.
“Apa yang kamu hindari?! Cepat buka kakimu, aku akan melayanimu dengan baik! Haha…….” Wajah Jacky penuh dengan senyum orang cabul, melihat ini, seluruh tubuh Nikita gemetaran.
“Ah, tidak, tidak.” Nikita ketakutan hingga hampir menangis keluar, “Ah, Jessline, jangan tertegun disana lagi, segera tarik kakakmu, apakah kamu sungguh ingin melihat kakakmu membunuhku?!” Nikita yang dalam kepanikan, melihat Jessline yang berdiri terbodoh didalam kamar, dengan terburu-buru memanggilnya.
Jessline pada saat ini sudah ketakutan dengan perilaku kakaknya, melihat Jacky mengarahkan sapu tebal dan kasar ke bagian dalam kaki Nikita, dia menelan ludahnya, berpikiran dalam hati sapu kasur itu jauh lebih besar daripada barang Saimon, jika sungguh memasukkan ke dalam, kakak ipar bukankah akan kesakitan sampai pingsan.
Dia sedang terbodoh, begitu mendengar suara Nikita memanggil dirinya, langsung tersadarkan, bergegas maju dengan panik lalu meraih lengan Jacky.
“Kak, jangan, kamu bisa membunuh kakak ipar jika seperti ini!”
“Aku memang akan membunuh wanita ini! Sialan, beraninya menyelingkuhiku, memikirkan si bodoh itu!” Jacky berkata dengan marah.
“Jacky, kamu si bajingan ini, kamu berkata dengan hati nuranimu, apakah aku tidak cukup bertanggung jawab selama bertahun-tahun ini? kamu sepanjang hari menindas pria dan meniduri wanita lain di luar, apakah aku pernah mengatakan itu? Sialan, aku berhubungan dengan Saimon, bukankah juga adalah salahmu, jika bukan karena kamu memperkosa Monica, Saimon si bodoh itu juga tidak akan memperkosaku. Aku merasakan keuntungan itu, menjadi kecanduan, apakah tidak boleh?!”
Jacky ditarik oleh Jessline, Nikita segera melarikan diri, memegang celananya lalu mengatakan semua ini.
“Kamu berselingkuh dan masih merasa benar?!” Jacky berkata dengan marah, langsung mengangkat sapu dan akan memukul Nikita.
Tetapi pada saat ini, perkataan Jessline terdengar kemari dari sampingnya.
“Kak, apakah yang dikatakan kakak ipar itu benar?”
“Ah? Apa Jessline?” Jacky menoleh, melihat wajah kecewa Jessline yang terkejut melihat dirinya, yang paling dipedulikannya seumur hidup ini adalah Jessline, saat ini melihat ekspresi Jessline, amarahnya langsung sedikit mereda.
“Kamu memperkosa Monica?”
“Ah? Jessline, kamu jangan dengarkan perkataan Nikita, aku…….”
Bagaimana mungkin Jessline mempercayainya, memikirkan dirinya masih ingin menikahi Saimon, tetapi kakaknya ternyata memperkosa bibinya, kalau begitu, dia dan Saimon sangatlah tidak mungkin, dia langsung menutup mulutnya dan berlari keluar kamar dengan menangis.
Melihat Jessline berlari keluar sambil menangis, Jacky juga tidak peduli untuk memberi pelajaran kepada Nikita lagi, memegang sapu lalu menujuk ke arah Nikita dan berkata, “Nikita, kamu tunggulah, aku akan memberimu pelajaran kepadamu nanti………Jessline………..”
Melihat Jacky tergesa-gesa mengejar Jessline, Nikita diam-diam bernafas lega, melihat sapu yang dilempar oleh Jacky di atas kasur, dalam hatinya berpikir akhirnya lolos dari ini, tampaknya kedepannya tidak boleh merangsang Jacky dihadapannya lagi, orang ini begitu menjadi gila, sungguh tidak mempedulikan segalanya.
Mulut Nikita tersenyum jahat, Jacky si bajingan ini mungkin tidak memiliki pemikiran untuk mempedulikan dirinya selama beberapa hari ini, lihat bagaimana dia menjelaskannya kepada Jessline, di mata Jessline, Jacky adalah pria terhormat, kepala desa yang dicintai penduduk desa, haha……..
Nikita terhenti sejenak, matanya berputar, berpikir dalam hati, hari ini sudah mengatakan semuanya kepada Jacky, dan Jacky nantinya pasti akan menyerang Saimon, dirinya harus segera mendiskusikan rencana menghadapi dengan Monica.
Ketika Nikita datang, Saimon baru saja kembali dari mandi di kolam ikan, melihat Nikita datang, mengira dia datang untuk berhubungan dengan dirinya lagi, Saimon berkata dalam hati, tubuh wanita sialan ini sungguh kuat, berhubungan denganmu untuk waktu lama, tubuhmu sudah selesai beristirahat dalam waktu sehari? Sungguh istri orang.
Ketika Saimon sedang memikirkannya, Nikita sudah masuk ke dalam rumah, Monica dan Fifi tentu saja tidak memiliki perasaan baik terhadap wanita yang menggunakan Saimon sebagai alat pelampiasan.
“Nikita, mengapa kamu datang lagi? Apakah kamu sudah selesai beristirahat?” Fifi berkata lalu menundukkan kepala mengamati celah kaki Nikita.
“Dasar gadis ini, kamu menganggapku apa? Baru saja berhubungan dengan barang besar Saimon, bagaimana mungkin dapat selesai beristirahat begitu cepat.” Nikita berbicara dan matanya sambil melihat ke dalam ruangan, “Dimana Saimon?”
Kakak beradik mendengar perkataan Nikita, dalam hati langsung marah, tadi masih mengatakan tidak mau, sekarang langsung menanyakan Saimon.
“Di dalam kamar. Nikita, aku beritahu kamu, hari ini tidak boleh berhubungan dengan Saimon lagi, kamu tidak perlu istirahat, tetapi Saimon perlu, jika tubuh Saimon rusak, aku tidak akan melepaskanmu!” Fifi berkata dengan memperingatkannya.
“Lihat apa yang dikatakanmu, apakah aku begitu jahat? Hari ini aku datang karena ada hal penting.”
Nikita langsung menceritakan tentang pertengkaran Jacky dengannya hari ini dengan terus terang, Monica dan Fifi bukanlah orang bodoh, segera memahami dampak hal ini terhadap Saimon.
“Dia ingin pergi ke dokter, bukankah kamu tinggal memberinya uang? Kali ini mampuslah, terjadi semua ini, bajingan itu pasti akan membenci Saimon, awalnya ingin membunuh Saimon, kali ini pasti akan langsung bertindak!” Fifi berkata dengan tersedak.
“Ah, hal ini kakak yang tidak memikirkannya dengan jelas, aku sudah impulsif, bukankah aku sudah datang mencari kalian untuk mendiskusikannya? Kalian jangan khawatir, begitu Jacky memiliki sedikit gerak-gerik, aku akan segera memberitahu kalian. Dan juga, lain kali jangan membiarkan Saimon berpergian sendirian lagi.”
Percakapan ketiga wanita diluar tedengar jelas oleh Saimon di dalam kamar, dia dan kakak beradik itu berbeda, mengetahui Nikita merangsang Jacky, dia bukan hanya tidak khawatir, tetapi malah menjadi gembira,
Dia sedang khawatir Jacky tidak pergi mencarinya, selama dia bertindak, dirinya pasti akan membiarkan dia menerima konsekuensi dengan hal yang dia lakukan, nanti akan pergi mencari Angel untuk merencanakannya, melihat apakah dapat memanfaatkan hal ini dengan baik untuk sepenuhnya menurunkan jabatan Jacky.
Jika penduduk desa melihat adegan dimana Jacky melakukan hal kejam kepada orang bodoh, mungkin penduduk desa memiliki sedikit hati nurani akan menjadi marah, mungkin ini adalah sumbu yang ditolak sepenuhnya oleh penduduk desa.
“Adik, dimana Saimon sekarang? Apakah masih berkeliaran diluar?” Selesai menceritakan kejadian itu, Nikita mengalihkan pandangannya dan bertanya.
“Tidak, dia sedang beristirahat didalam kamar. Lain kali tidak berani membiarkannya berkeliaran diluar lagi.”
“Benar, benar, aku masuk untuk pergi melihat Saimon.”
Nikita berkata, tidak menunggu kedua kakak beradik itu setuju, dia langsung berjalan masuk ke dalam kamar.
Meskipun jari Jacky tidak berguna, tetapi setidaknya adalah barang yang berbentuk, membuat bagian bawah Nikita memiliki rasa, terasa gatal, karena sudah datang maka tidak boleh datang secara sia-sia, setidaknya harus meredakan panas.
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaYou're My Savior
Shella NaviCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinWahai Hati
JavAliusPernikahan Kontrak
JennyAsisten Bos Cantik
Boris DreyMr Huo’s Sweetpie
EllyaHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)