Hei Gadis jangan Lari - Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
Saimon menyadari sekarang ketika dia berhubungan dengan Melisa, menjadi semakin santai, melihat Melisa yang berjongkok dibagian bawahnya dengan sepasang puncak putih, dia tidak bisa menahan untuk menelan ludah, lalu berkata dengan tersenyum.
“Melisa, tidak disangka kamu sangat pandai bermain.”
“Dasar kamu, masih berani mengatakannya, bukankah ini demi menyanjungmu, jika tidak melayanimu dengan baik, mungkin saja kamu tidak menginginkanku dan anakku lagi.” Melisa melirik Saimon dengan menawan, melihat ukuran Saimon, dia berkata: “Saimon, kamu sudah terlalu besar, tidak tahu apakah aku dapat membungkusmu.”
Melisa berkata, lalu mengguncang sepasang puncaknya, mengenai paha Saimon, longgar, lembut sangatlah nyaman, Saimon memejamkan mata, hatinya tergelitik, berkata dalam hati, tidak tahu apakah disebabkan oleh dirinya, Melisa jauh lebih cantik dari sebelumnya.
“Melisa, kamu juga lepaskanlah, seperti ini sangatlah repot, hihi.” Saimon tersenyum jahat, nanti ketika sudah dibuat nyaman oleh kedua puncak, dan mulai ada rasa, Saimon tidak ingin menyemburnya langsung diluar, didalam lebih hangat.”
Melisa melihat sepasang mata serigala lapar Saimon, bagaimana mungkin dia tidak tahu apa yang dipikirkannya, tanpa sadar langsung menjepit kedua kakinya.
“Saimon, kamu jangan sembarangan, apakah masih tidak puas dengan melayanimu menggunakan bagian atas, dan masih harus menggunakan bagian bawahku.”
Saimon melihat pandangan mengeluh Melisa, tertawa lalu berkata, “Melisa, bagian atasmu hanyalah untuk bermain, ini, ini terakhir…..”
Saimon berkata, lalu sudah menarik Melisa bangkit, dan dalam sekejap melepaskan celana Melisa, kemudian menatapinya.
“Melisa, kamu jangan bersembunyi, buka kakimu dan biarkan aku melihatnya, wanita ini, apakah masih malu didepanku?!”
Meskipun Saimon baru bangkit dari perut Angel, tetapi pada saat ini melihat pemandangan Melisa, hatinya langsung merasa tergelitik, Melisa melihat bagian bawah Saimon yang berubah menjadi lebih mengerikan lagi, dia langsung menutup kedua kakinya.
“Melisa, kamu juga tidak begitu bengkak?”
“Dasar kamu, tidak boleh, sama sekali tidak boleh membiarkanmu melakukannya lagi. Cepatlah, lepaskanlah aku, aku akan menjepitmu dengan bagian atas, itu sangat nyaman.” Melisa sedikit menyesal berinisiatif menggoda Saimon.
Melisa berkata, lalu mendorong Saimon dengan panik, Saimon juga tahu kali ini Melisa tidak bersedia, dia juga tidak memaksanya, matanya berputar, menatapi sepasang puncak besar Melisa, berkata dalam hati, hihi, mencicipi keterampilan menjepit buah persik putih ini, nanti ketika rasanya sudah datang, Melisa ingin bersembunyi juga tidak sempat lagi.
Melihat puncak Melisa yang putih dan besar, Saimon tertawa hihi, sepasang tangan meraih puncak Melisa dengan ganas, berkata, “Melisa, cepatlah biarkan aku mencoba keterampilan barumu.”
“Apakah Saimon pernah melakukannya dengan wanita lain sebelumnya?” melihat Saimon akhirnya berhenti, Melisa bernafas lega didalam hati, kemudian sepasang tangan menekan Saimon dan membuatnya kembali duduk dikursi lagi.
Melihat Melisa berjongkok di depannya lagi, melihat Melisa dari atas, Saimon merasa seperti seorang kaisar, menikmati kehidupan seperti kaisar.
Dapat membuat wanita sendiri rela melayani dirinya dengan tubuh, bukankah ini yang diimpikan oleh pria?
“Belum, belum pernah, wanita di desa tidak tahu begitu banyak seperti Melisa.” Saimon berkata sambil tersenyum.
“Perkataanmu seperti aku sering melakukan hal seperti ini untuk pria. Aku juga pertama kalinya, jika orang lain aku tidak…….”
Melisa berkata dengan malu-malu, kemudian sepasang tangan memegang puncak, dalam sekejap menjepit Saimon.
“Oh……”
Saimon nyaman hingga matanya terbuka lebar, puncak Melisa yang putih dan lembut dalam sekejap membuat Saimon sangat nyaman. Sialan, tidak disangka barang wanita ini sangat bagus, membuat dirinya sangatlah bahagia.
Ketika Melisa melihat dia baru menjepitnya dengan lembut, Saimon sudah mengeluarkan suara, berkata dalam hati, sepasang puncak ini sungguh sangat berguna, suara ini adalah suara yang dikeluarkan Saimon setiap saat ingin menyemburkan keluar, tidak disangka dirinya begitu menjepit, dia sudah memiliki rasa.
“Saimon, apakah nyaman?” Melisa melihat ada hasilnya, tangan terus menggosok puncak itu, Saimon yang terjepit ditengahnya semakin nyaman.
“Nyaman, nyaman, Melisa kamu sungguh sangat terampil, kedepannya aku takutnya tidak bisa meninggalkanmu lagi.” Saimon bergumam, menanggapinya.
Mendengar perkataan Saimon, Melisa sangat senang, dia begitu tidak tahu malu menjepit Saimon dengan puncak, bukankah hanya untuk mempertahankan Saimon? Perkataan Saimon saat ini, semakin membuatnya bahagia, gerakan tangan menggosok puncak semakin besar juga.
Saimon melihat barang dibagian bawah, tumbuh semakin kuat diantara puncak, berkata dalam hati, barang ini sungguh hebat, sungguh sangatlah besar, jika bukan dirinya cukup besar, mungkin saja sudah membuatnya melarikan diri.
Semakin Melisa bekerja keras, Saimon semakin bersemangat, setelah beberapa saat, bagian bawah seperti tongkat emas yang berada diantara kedua gunung besar, ungu memerah, sangatlah bengkak, nafas Saimon terengah-engah, melihat bagian bawah yang sudah sangat membesar, lalu melihat Melisa yang dengan wajah tersipu malu dan nafas yang terengah-engah, kemudian berkata.
“Melisa, kamu lihatlah aku sudah hampir meledak, apakah……”
Melisa juga terkejut saat ini, dia belum pernah melihat Saimon yang sebesar itu, dulu ketika Saimon menjadi terbesar, itu sudah berada didalam tubuhnya, bagaimana dia pernah melihatnya secara langsung seperti ini.
Pada saat ini, melihat ukuran Saimon yang merah dan besar, sepasang matanya langsung membulat, berkata dalam hati, ini adalah ketika Saimon yang paling besar? Pantas saja setiap kali merasa tubuhnya terpenuhi, begitu besar, bagaimana mungkin tidak penuh?
“Sai, Saimon, ini adalah ketika kamu yang paling besar?”
“Ada apa, Melisa, belum pernah melihat atau apa?” Saimon berkata sambil menggerakkan tubuhnya, bagian bawah langsung melompat turun dari gunung, dan hendak melarikan diri dari gunung besar.
“Dasar kamu, bagaimana aku pernah melihatnya, setiap kali ketika kamu begitu besar, sudah berada dibawahku, bagaimana aku bisa melihatnya.” Melisa tersipu malu, sepasang tangan menggosok dengan kuat lagi.
Saimon kali ini sunggguh sedikit tidak bisa menahannya lagi, hanya merasa aliran panas mengalir di sekujur tubuhnya, melihat wajah Melisa yang malu dan sedikit keringat didahinya, terlihat semakin lemah lembut, berkata dengan “tidak tega”.
“Melisa, apakah kamu sudah panas, kalau tidak kamu jangan bergerak, biarkan aku yang bergerak.”
Melisa bagaimana mungkin tidak tahu apa yang dipikirkan Saimon, menutup erat sepasang kakinya yang sedikit berair, berkata: “Saimon, kamu lepaskanlah aku, aku akan mengeluarkannya untukmu menggunakan sepasang puncak, itu juga sangatlah nyaman.”
Saimon memandangi puncak Melisa yang digosok sampai memerah, seperti buah persik, sangat menawan, hatinya menjadi lebih gelisah, bagaimana mungkin dapat mendengarkan perkataan Melisa, dia tiba-tiba bangkit.
“Ei, Saimon, apa yang kamu lakukan? Hampir saja mengenai wajahku.”
“Hihi, Melisa, diluar tidaklah sehangat didalam, cepatlah kemari.”
Novel Terkait
Predestined
CarlyLelaki Greget
Rudy GoldMenaklukkan Suami CEO
Red MapleAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanThick Wallet
TessaMi Amor
TakashiHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)