Hei Gadis jangan Lari - Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
“Hah?” Jessline tidak menyangka Monica akan mengajukan pertanyaan dengan tiba-tiba, dan pertanyaan tajam itu membuatnya tertegun, “Tidak, tidak, mana mungkin aku menyukai orang bodoh!”
Terlepas dari usaha keras Jessline, ekspresinya yang bingung dan tatapan matanya yang mengelak telah mengkhianatinya. Pada saat ini, Fifi menyadari keanehan pada Jessline.
“Maksudku, kenapa kamu meminta untuk menjaga Saimon kemarin, ternyata kamu mengikuti Saimon seperti kakak iparmu. Katakan, apa kamu mendapat suntikan dengan Saimon kemarin ?!”
Lakinya sendiri sering ditipu oleh wanita di luar untuk bermain, Fifi akhirnya tidak bisa menahannya. Berpikir bahwa Jessline, wanita muda yang seumuran dengannya pun mendapatkan Saimon, dia merasa sangat tidak nyaman.
"Kamu, jangan bicara omong kosong, Saimon begitu besar, jika aku seorang gadis bunga kuning ditidurinya, pasti tidak bisa berjalan selama beberapa hari, bagaimana bisa ... Ah ..." di tengah perkataannya, Jessline akhirnya menyadari bahwa dia keceplosan.
“Sekarang kamu mengakui bahwa kamu memiliki pemikiran tentang Saimon ‘kan!” Fifi berkata dengan marah, “Aku akan membunuhmu wanita tidak tahu malu, kak ipar dan kamu bukan orang baik-baik!”
Ketika Fifi hendak menyerangnya, ia dihentikan oleh Monica.
"Fifi, tenanglah, jangan membuat masalah di sini."
"Kak, wanita jalang ini tidur dengan Saimon, huhu, lihat dia ..."
"Jangan bicara sembarangan. Kurasa Jessline tidak seperti wanita yang dulu. Pasti Saimon yang belum terpancing, tapi ..." Monica memutar bola matanya, dan kemudian berbisik kepada Fifi, "tampaknya anak ini juga menyukai Saimon, kita bisa memintanya untuk membantu menjaga Saimon. "
Kata-kata Monica membuat Fifi tercengang, dia bukan orang bodoh, dia segera mengerti arti kata-kata kakaknya, Dia menyapu pandangannya ke Jessline dari atas ke bawah. Jessline ini selayaknya anak sekolahan di kota. Kulit, alis, dada dan Pinggulnya tampak menawan dan sangat menarik orang-orang di kota, membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
Monica memandangi tatapan dingin di mata adiknya, tentu ia mengetahui apa yang dipikirkan adiknya, ia berkata dengan tenang, "Adik, hal yang paling penting sekarang adalah menjaga Saimon, lupakan saja hal yang lain."
Jessline melihat dua saudara perempuan yang berdebat dengannya barusan. Pada saat ini, dia tiba-tiba berbisik dan menatapnya dari waktu ke waktu. Dia sedikit bingung, tetapi tatapan permusuhan di mata Fifi justru membangkitkan semangatnya.
Jessline dapat merasakan bahwa Fifi mencintai Saimon, dan dia tidak bisa tidak memikirkan apa yang dikatakan Nikita kepadanya, selama benda pria cukup besar, terlepas dari apakah dia bodoh, wanita tetap akan menyukai mereka, dan Nikita juga membuktikannya dengan tindakan nyata, demi benda itu, wanita dapat mengabaikan fakta bahwa laki-laki itu bodoh.
Memikirkan saat Nikita bertengkar dengan kakak laki-lakinya, kata-katanya menyiratkan pujian untuk pekerjaan Saimon, hatinya terasa janggal, berpikir bahwa begitu banyak orang menyukai Saimon si bodoh, dan dengan saudara ipar Nikita yang telah mencobanya lagi, dia merasa bahwa dia harus memulai secepat mungkin.
Namun, masalah hari ini, Zhao bersaudara pasti menjaga dirinya, sehingga tidak akan mudah baginya untuk melakukannya lagi ke depannya, tepat ketika dia sedang tertekan, Monica, yang telah berbisik kepada Fifi tiba-tiba berbicara, suaranya terdengar bijaksana, sama sekali tidak sepahit pertanyaan tadi.
"Jessline, ketika kakakmu datang hari ini, NIkita sedang bermain dengan Saimon. Suaranya terdengar nyaring, Kakakmu langsung menangkapnya, selain itu, dia melihat Nikita dibuat Saimon hingga mencapai klimaks.” Kata Monica, lalu suaranya berubah, "Kakak lihat, kamu sangat menyukai Saimon, bukan?"
Perubahan sikap Monica yang tiba-tiba membuat Jessline tidak dapat mengelak, sebelumnya Monica mengatakan bahwa Nikita ditangkap oleh kakak laki-lakinya, dia sudah tahu bahwa dia diperkosa di tempat tidur. Dia juga tidak merasa heran, hanya saja ia berpikir bahwa saudara iparnya ditahan oleh Saimon di bawah. Dia merasa sedikit tidak nyaman. Tetapi pada akhirnya, Monica tiba-tiba bertanya padanya apakah dia menyukai Saimon, dia tidak bisa menjawabnya, apakah menyukainya? Entahlah, tetapi meskipun dia biadab, dia sangat menghargai urusan pria dan wanita. Dia merasa bahwa Saimon adalah miliknya saat ia melihat dan menyentuh tubuhnya. Soal suka atau tidak, menurut saudara iparnya, selama dia berhubungan seks dengan Saimon, dia akan menyukainya.
"apa?"
"Jangan apa lagi, jika kamu menyukai Saimon, kamu pasti tidak ingin dia mati ‘kan. Kakakmu menemukan Nikita berselingkuh, orang bodoh lagi. Apakah menurutmu dia bisa melepaskan Saimon? Apakah Saimon masih bisa hidup?"
Jessline baru memahami keseriusan masalah kali ini. Kakak iparnya berselingkuh, Sejujurnya, dia tidak terlalu peduli. Sebaliknya, keselamatan Saimon membuatnya lebih khawatir. Dia tidak ingin miliknya dibunuh oleh kakaknya.
"Ini, ini ……"
“Jangan ini itu lagi, waktunya mendesak, mungkin sebentar lagi kakakmu akan datang menghabisi Saimon, jadi, selama kau berjanji untuk melindungi Saimon, aku akan menyetujui hubunganmu dengan Saimon, bagaimana?” Monica berkata dengan cemas. .
“... Hah?” mata Jessline membola dan menelan ludah, menatap Monica tidak percaya.
Monica memandang Jessline dengan ekspresi tidak percaya tengah memandangnya. Dia segera cemas dan mengulurkan tangannya untuk menarik Jessline ke dalam rumah, "Kamu tunggu di sini, aku akan menemukan Saimon untukmu, biarkan kamu mencobanya dulu!"
Kemudian Monica berbalik dan keluar, mengabaikan ekspresi Jessline yang kebingungan, untuk mencari Saimon.
“Kakak. Apakah akan baik-baik saja?” Fifi bertanya setelah mengejarnya.
"Pasti. Kamu tidak melihat penampilan Jessline, Saimon itu, disukai wanita, selama dia mencicipinya, dia bisa menyelamatkan Saimon? "
"Tapi kak..."
"Jangan khawatir, perhatikan Jessline jangan biarkan dia kabur ..."
Setelah Monica selesai berbicara, dia keluar untuk mencari Saimon.Hanya dua gadis dengan usia yang sama, Fifi dan Jessline yang tertinggal di rumah.
Jessline sangat gugup saat ini. Dia gugup dan menantikan hal berikutnya. Dia ingin melarikan diri karena malu, tetapi memikirkan apa yang dikatakan Monica barusan, dia ragu-ragu. Dia tidak ingin Wang Saimon mati, jadi dia tidak bisa pergi.
Sedangkan Fifi melihat ekspresi waspada dari Jessline, tahu dia gugup, dan memikirkannya, dia harus mengandalkannya untuk melindungi Saimon, jadi dia hanya bisa gigit jari dan membangun hubungan yang baik dengan Jessline.
“Hei, kamu, bagaimana kamu tahu bahwa benda Saimon tidak bodoh?” Sebenarnya, dia ingin bertanya apakah kamu pernah melihat benda Saimon, tapi dia sedikit malu untuk mengatakannya.
“itu, kakak iparku yang memberitahuku,” kata Jessline lemah.
“Hah?” Fifi menutup mulutnya karena terkejut, matanya menatap kosong pada Jessline, “Jadi Nikita memintamu untuk bermain dengan Saimon? Apakah dia juga memberitahumu bagaimana cara mengelabui Saimon agar mendapatkan suntikan?”
...
Setelah sekian lama, Jessline tetap tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Baiklah, Fifi, apakah kamu pernah melakukannya dengan Saimon? Sakit tidak?” Jessline melihat bahwa Fifi seumuran dengannya, dan dia ingin sesuatu dengan ukuran yang sama. Jika tidak sakit , Maka dia sendiri juga tidak akan sakit.
"Ah? Yah, aku belum melakukannya. Aku, aku sedikit takut, Saimon terlalu besar."
"Ya, kurasa juga begitu. Aku terkejut saat menyentuhnya kemarin ..."
Ketika keduanya berbicara, mereka mendengar suara di luar, dan kemudian melihat Monica menarik Saimon ke halaman rumah dengan tatapan bodoh.
Begitu Saimon memasuki halaman, dia melihat Jessline duduk di dalam rumah. Melihat Jessline terlihat malu, dia membatin, "Bibi, ada apa ini, Kakak ipar baru saja pergi, adik ipar ada di sini lagi?”
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeAdieu
Shi QiGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaCinta Yang Dalam
Kim YongyiMenaklukkan Suami CEO
Red MapleLove at First Sight
Laura VanessaHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)