Hei Gadis jangan Lari - Bab 46 Mulus
“Jakson, kamu mencukur habis aku, apa yang harus aku lakukan ketika suamiku kembali?” Yuni ragu-ragu.
"Ketika suamimu kembali, sudah akan kembali tumbuh. Apa yang bisa dia temukan?" Kata Jakson sambil melepaskan tangan Yuni yang menghadangnya di bawah, dan melihat ke bagian bawah Yuni dengan mata menyipit.
"Yuni, kamu bilang ini terlalu lebat, dan sakit setiap kali aku memasukkannya."
“Kamu jahat sekali, jelas-jelas kamu yang mesum dan ingin bermain dengan Merry, dan kamu takut Jacky akan menghajarmu, makanya kamu mau mencukur milikku juga, supaya terasa seperti sedang bermain dengan Merry”.
Kedua orang itu melakukan percakapan singkat, dan jumlah informasi yang begitu banyak sehingga butuh waktu lama bagi Saimon yang berada di luar jendela untuk memahaminya dalam pikirannya.
Jacky ingin menguasai Merry, dan Jakson ini juga suka pada Merry, tetapi ancaman nafsu yang ditakutinya dari Jacky membuatnya tidak berani pergi menyentuh Merry, tapi mereka tidak tahu bahwa Merry sudah lama bertunangan dengan Andy.
“Hehe, Yuni sudah mengetahuinya. Kalau begitu aku harus mencukurmu sampai bersih, jadi ketika aku bermain baru bisa nyaman.” Mata Jakson memancarkan cahaya, dan mata hijaunya seperti burung aneh yang digunakan menipu anak-anak, tidak ada penampilan lembut sama sekali.
"Kalau begitu kamu lakukan dengan ringan dan jangan melukai kulitku."
"Jangan khawatir, ini bukan pertama kalinya aku melakukan ini. Aku mencukur istriku sepanjang hari."
“Kamu memiliki banyak keinginan aneh. Bangunlah dengan cepat setelah kamu mencukurnya, dan biarkan aku merasa nyaman dan puas hari ini,” kata Yuni tidak sabar.
"Kamu ini, biasa berakting seperti wanita murni yang suci dan galak dengan gaya polos. Tapi begitu aku tidak datang sehari, kamu jadi tidak tahan, kan? " Jakson berkata, menopang kaki Yuni dengan kedua tangan, seperti mengkomplain dia cukup lebar membukanya. Susah untuk mencukur, "Berbaringlah, biarkan aku yang mengurusnya untukmu. ‘ck ck’. Bukan aku membual, setelah punyamu ini dicukur, kamu tidak kalah dengan punya Merry si harimau putih itu."
"Tentu saja, aku Yuni ketika masih gadis juga merupakan bunga desa."
Yuni mengangkat kepalanya dengan bangga. Ketika tubuhnya bergetar, dia juga menggoyangkan dua gunung di tubuhnya, membuat Saimon sedikit pusing. Dia pikir wanita ini benar-benar memiliki sesuatu untuk dibanggakan yaitu gunung ini. Benar-benar sialan, lingkaran itu besar dan putih!
"Aduh..."
Ketika Saimon terlalu fokus melihatnya, Yuni berteriak, diikuti oleh suara manja Yuni, "Dasar kamu, sudah memintamu untuk ringan, kamu ini mencukur atau mencabutnya! Sakit sekali."
"Haha, salah, salah, pisau cukur ini terlalu sulit digunakan. Hehe tunggu sebentar, sebentar lagi akan dicukur. Ketika berhubungan nanti akan sangat nyaman untukmu!
Kemudian Jakson dengan cekatan mencukur sisanya, Begitu pisau cukur diturunkan, Yuni seperti gurita yang buru-buru dengan tidak sabarnya memeluk Jakson.
"Jakson, kamu harus bekerja keras untuk membuatku merasa nyaman!"
Lalu ada pertempuran di dalam. Saimon menyaksikan keduanya sering berganti posisi, dan dia merasa pantas memang mereka berpengalaman lebih dari sepuluh tahun dariku. Lebih banyak trik dibangingkan denganku. Sepertinya aku harus mencari Angel untuk menguji beberapa trik ini nanti. .
Namun, meskipun keduanya memainkan banyak trik, tapi Jakson ini tidak cukup baik. Dia menyerahkan senjatanya hanya dalam tujuh atau delapan menit. Saimon yang menonton tampak menghina. Dasar, Andy lebih baik darinya.
"Kamu hantu, hanya bisa membual. Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu telah mencukur bersih, apakah kamu ini disebut lebih agresif? Bagaimana bisa hanya dalam beberapa menit?!" Yuni tidak terima.
“Aduh, biarkan aku istirahat beberapa menit, dan aku akan hidup kembali.” Jakson menghiburnya.
"Baiklah, kalau begitu aku akan menunggumu."
Melihat kedua orang itu sudah menarik prajurit, Saimon tidak memiliki pertunjukan yang bagus lagi. Dia berbalik dan pergi, tetapi begitu dia berbalik, keduanya mulai berbicara lagi, dan tubuhnya segera tertegun. Dia merasa bahwa dia bisa mendapatkan beberapa petunjuk tentang penyebab kematian ayah di sini.
"Jakson, suamiku mengirim surat kembali dan berkata bahwa setelah kembali kali ini, dia akan pergi ke tambang dan tidak pernah pergi sejauh itu lagi. Kamu bantu bilang ke Jacky dan memintanya membuat pengaturan." Yuni berbaring pada tubuh Jakson.
"Hah? Apakah suamimu mencari mati? Masih berani membiarkan Jacky mengaturnya untuk pergi ke tambang? Apakah tidak tahu bagaimana Rudi meninggal?!" kata Jakson.
Kata-kata Jakson membuat Saimon yang berada di luar jendela menjadi tegang. Dia berhenti bernapas. Dia menunggu dengan tenang, berpikir bahwa dia akhirnya bisa memahami penyebab kematian ayahnya hari ini.
"Rudi? Ayahnya si bodoh Saimon, kan? Apa hubungan kematiannya dengan suamiku pergi ke tambang?"
"Apa hubungannya? Kamu tidak tahu bahwa tambang yang Rudi pergi itu diperkenalkan oleh Jacky, dan kemudian dia meninggal di tambang." Kata Jakson.
"Aku tahu, bukankah terjadi keruntuhan? Itu hanya bisa berarti hidup Rudi tidak baik, sedang sial, suamiku tidak akan bertemu dengan keruntuhan." Kata Yuni dengan mulut cemberut.
"Runtuh? Dengarkan saja omong kosong Jacky. Kuberitahukan kepadamu bahwa ada sesuatu yang mencurigakan di dalamnya. Jacky-lah yang membelakangi Rudi dan membunuhnya. Jadi dia bisa mengkorupsi uang kompensasi yang diberikan oleh tambang!"
Perkataan Jakson membuat Saimon yang berada di luar jendela mengepalkan tinjunya, Jacky benar-benar menyebabkan kematian ayah!
“Ah? Masih ada hal seperti ini, ini pembunuhan, jadi Jacky tidak takut polisi menangkapnya?” Yuni terus bertanya.
"Polisi? Kamu tidak tahu bahwa kakak ipar Jacky, Titan, adalah kepala kota. Apa yang tidak berani dilakukan oleh Jacky? Selain itu, keluarga Rudi hanyalah Saimon, dan sekarang dia menjadi bodoh. Siapa yang masih bisa mencari masalah dengannya, huh ... "
Semuanya sudah jelas sekarang. Ayah memang dibunuh Jacky. Meskipun tidak tahu Jacky menggunakan cara apa, tapi itu tidak penting. Selama dia yakin Ayah dibunuh oleh Jacky, itu sudah cukup, dia pasti akan membalaskan dendam.
Teringat bahwa ayahnya telah kehilangan nyawanya untuk mendapatkan uang demi pertunangannya, Saimon hanya merasa sakit hati, dan bersumpah untuk membalas dendam di dalam hatinya, hingga Jacky tidak mau hidup!
Berpikir bahwa Jacky sudah membunuh ayahnya dan mengatakan akan memotong generasinya, berulang kali mengirim orang untuk membunuh dirinya. Saimon tersenyum sinis dan mengutuk dalam hatinya.
"Persetan dengan Jacky, jika aku Saimon tidak membuatmu berlutut dan memanggil Ayah, aku bukan keluarga dari Rudi!"
Ketika dia sedang marah, dia tiba-tiba mendengar seseorang memanggilnya.
"Saimon! Kemana dia pergi? Kamu telah membuat Bibi Monica menjadi sakit. Cepatlah pulang!"
Apa? Bibi Monica sakit? Saimon kaget. Dia tidak menyangka dengan dirinya yang keluar sendiri membuat Monica jatuh sakit. Saat genting dia tidak peduli dengan nostalgia soal ayahnya dan berlari pulang dengan cepat.
Begitu memasuki rumah, Monica terbaring di tempat tidur, memegangi perutnya, wajahnya pucat.
“Mengapa Bibi sakit?” Saimon menjatuhkan dirinya ke tempat tidur dengan bodoh, matanya terlihat cemas.
“Kenapa sakit? Kamu si bodoh ini masih berani untuk bertanya, pergi kemana kamu malam itu. Kami mencarimu untuk waktu yang lama dan kami tidak menemukanmu. Kami semua mengira kamu diculik oleh Jacky.” Fifi berkata dengan marah.
"Fifi, jangan salahkan Saimon. Ini sudah penyakit lamaku, itu dismenore, tidak ada hubungannya dengan dia," kata Monica lemah.
*dismenore : sakit atau kram saat menstruasi
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMarriage Journey
Hyon SongMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniHei Gadis jangan Lari
SandrakoPenyucian Pernikahan
Glen ValoraLoving Handsome
Glen ValoraHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)