Hei Gadis jangan Lari - Bab 176 Sungguh membodohi orang
Meskipun Melisa bertekad untuk tidak membiarkan Saimon melakukannya lagi, tetapi secara fisik, dia sama sekali tidak bisa mengentikan Saimon yang sudah panas.
“Saimon, sungguh tidak bisa, jika kamu melakukannya, aku baru dapat bangun dari kasur selama beberapa hari, ah…….” Melisa dipeluk erat oleh Saimon, merasakan bagian bawah Saimon terus mencari tempat, membuatnya terkejut hingga menutup erat kedua kaki, tubuhnya terus bergerak.
“Hihi, Melisa, kali ini kamu sudah membangkitkan apiku, tidak bisa jika ingin bersembuyi lagi.” Saimon berkata, lalu menundukkan kepala melihat kedua kaki Melisa, sepasang matanya berapi-api.
“Dasar kamu, jika tahu begitu kamu berapi-api, tidak akan mempedulikan segalanya, aku pasti tidak akan menjepitmu tadi.”
“Sudah menyesal? Sudah terlambat.”
Saimon berkata, lalu membuka kedua kaki Melisa dengan kuat, matanya langsung bersinar, berkata dengan suara bergetar, “Melisa, jangan malu, cepatlah, kamu sudah membangkitkan api, harus segera memadamkan api untukku.”
Melisa tahu tidak membiarkan Saimon melakukannya, dia pasti tidak bersedia, dan semakin dirinya menolak, takutnya gerakan Saimon akan semakin kasar, dia menyalahkan dirinya terlalu imijinatif, sepenuhnya hanya memikirkan melakukan trik baru untuk mempertahan Saimon, sepenuhnya tidak terpikirkan konsekuensi buruk untuk membangunkan bagian bawah Saimon.
“Saimon, kalau begitu dari belakang saja, aku sedikit lebih baik.” Rasa sakit dari belakang akan berkurang banyak.
Mendengar perkataan Melisa, Saimon tertegun, kemudian terpikirkan alasannya, tersenyum kepada Melisa dan berkata, “Melisa sungguh tahu begitu banyak, tenanglah, aku akan lebih pelan, hihi.”
“Dasar kamu, jika menyayangiku, maka akan melepaskanku hari ini.” Melisa melirik Saimon dengan ganas, kemudian berbalik dan sepasang tangan diletakkan diatas meja, bokong diangkat tinggi-tinggi, menoleh dan berkata, “Saimon, lebih pelanlah.”
Hmm……penampilan Melisa yang malu-malu, membuat Saimon tidak bisa berpikir lebih banyak lagi dan langsung kesana.
“Ah, Saimon, dasar kamu, mengapa begitu pandai melakukannya, katakan, apakah juga suka dari belakang dengan wanita lain?” Siamon tiba-tiba masuk, Melisa tidak hanya tidak merasakan sakit, sebaliknya merasa sedikit nyaman, merasakan gerakan Saimon dengan teliti, menyadari dia adalah senior di bidang ini.
“Tidak, tidak, hihi, selain Melisa yang begitu baik padaku, wanita mana yang akan melakukan begitu banyak gaya untukku.” Saimon terburu-buru menggelengkan kepala.
“Sungguh pandai membodohi orang, dasar kamu, masih muda dan tidak belajar yang baik, hanya pandai belajar berzinah dengan orang, mungkin saja memiliki banyak wanita didesa. Ah………”
“Hihi, aku tidak muda lagi.”
“Ah, jangan….Saimon, sakit, pelanlah…..”
Melisa sedang berteriak dengan acak, lengan yang menopang diatas meja sudah tidak bertenaga, seiring gerakan Saimon, terakhir seluruh tubuhnya terjatuh ke atas meja.
Perasaan yang menantang, baru, dan indah membuat Saimon dan Melisa tersesat, terakhir Saimon berbaring di punggung Melisa, mencium dan menggigit leher belakangnya.
“Melisa, sunggguh nyaman, lain kali masih akan memintamu menjepit untukku, setelah menjepit baru melakukannya, hihi.”
“Dasar kamu, menindasku saja, cepatlah keluar, sangat melelahkanku. Kakiku ini tidak bisa berjalan lagi…………..”
“Apakah Melisa bersedia membiarkanku menindasmu?
“Dasar kamu………..”
“Oh? Bersedia atau tidak?” Saimon menunjukkan kekuatannya, menggerakan tubuhnya.
“Ei, jangan bergerak lagi, bersedia, aku bersedia, apakah itu sudah bisa.”
Kemudian Saimon menggendong Melisa ke kasur, memeluk tubuhnya, Melisa bersandar di dada Saimon.
“Saimon, aku sungguh ingin seumur hidup seperti ini.”
“Pasti!”
Setelah perang besar, kedua orang sedikit kelelahan, segera tertidur sambil berpelukan, ketika terbangun lagi, hari sudah menjadi gelap, wanita lebih cepat bangun, Melisa terlebih dahulu bangun, mengusap tubuh Saimon, mencium bibirnya, lalu bangkit dari kasur untuk pergi memasak didapur.
Tetapi begitu dia bangkit dari kasur, merasa beberapa bagian tubuhnya sakit dan panas, melihat Saimon yang masih tidur lelap di kasur, kemudian berjalan ke arah dapur dengan langkah kecil.
Saimon yang berpura-pura tertidur lelap, saat ini membuka matnya, tersenyum bodoh, menyentuh mulut yang dicium oleh Melisa, berkata dalam hati, Melisa sungguh bodoh, apakah tidak menyadari dirinya telah bangun?
Mendengar gerakan Melisa didapur, Saimon menjulurkan pinggangnya dan bangkit dari kasur, dia adalah pria yang lembut terhadap wanita, tidak mungkin membiarkan wanitanya melipatkan kaki sambil memasak untuknya, bukan.
Melihat sedang sibuk di dapur, tubuhnya tiba-tiba dipeluk oleh Saimon dari belakang, membuatnya terkejut sampai gemetar.
“Saimon, tidak boleh melakukannya lagi.”
“Hihi, apa yang kamu pikirkan. Kamu pergilah istirahat, aku yang melakukannya saja……”
Melisa jatuh cinta dengan perhatian Saimon ini, melihat Saimon memasak dengan wajah penuh kebahagiaan, tetapi………
“Saimon, tidak bisakah kamu memakai baju saat memasak? Pakai celana juga boleh.” Melisa melihat Saimon yang bertelanjang bulat, dan berkata.
“Hihi, ada apa? Merasa aku kotor? Bukankah kamu masih memakan bagian bawahku? Sangat menikmatinya juga……..”
“………..”
Melisa benar-benar tidak bisa melawan Saimon yang tidak tahu malu ini, melihat Saimon memotong sayur dengan bertelanjang bokong dan bawah yang bergoyang, dia tiba-tiba merasa gembira, tidak bisa menahan untuk memeluk Saimon dari belakang.
“Saimon, kamu sungguh baik.”
Perkataan Melisa, membuat Saimon terhentak, merasakan ketergantungan Melisa terhadap dirinya, dia semakin menyayangi wanita malang ini, juga semakin tidak bisa membiarkan siapapun menyakitinya.
“Melisa, aku lihat Jevon juga termasuk orang berkuasa di kota ini. Apakah kamu tahu apa yang biasanya dilakukan oleh Jevon? Bagaimana menghasilkan uang?” Saimon sepertinya mengungkit secara tidak sengaja.
“Ah? Mengapa terpikirkan untuk menanyakan tentang dia. Dia adalah gangster besar, hal baik apa yang bisa dilakukannya, paling hanya berkelahi dan memeras. Oh iya, dia juga seorang perantara di pasar grosir kota, mendapatkan uang dari para pekerja yang menjalankan pekerjaan itu.”
“Oh?”
Perkataan Melisa membuat mata Saimon melebar, sesuai dugaan, Jevon si bajingan ini memiliki transaksi yang serius, perantara di pasar grosir bukanlah hal yang bisa dilakukan orang biasa, perantana ini mendapatkan uang dari per orang, dikatakan seperti ini saja, seorang pekerja membawa sebuah kantong berisi 100 kati setiap hari, dia akan mendapatkan dua persen, ini kedengarannya hanya mendapatkan sedikit uang, tetapi mungkin saja dapat menampung orang yang banyak, barang yang banyak.
Ini adalah pekerjaaan serius yang menghasilkan uang, tidak melelahkan, hanya perlu memperkenalkan orang untuk pergi bekerja, dan sudah mendapatkan komisi, sialan, hal yang begitu baik, dapat membiarkan Jevon si gangster yang melakukannya, memikirkannya juga tahu bahwa orang ini pasti melakukan tindakan menindas dan mendominasi pasar.
Mata Saimon berputar, sialan, jika pekerjaan bisa didapatkan olehnya, wah, ini juga dapat menghasilkan banyak uang.
Menjadi kaya, seperti cahaya terang yang membimbing Saimon, terlebih lagi, Saimon memiliki wanita yang begitu banyak, jika tidak mencari cara untuk menghasilkan uang lebih banyak, nantinya tidak sanggup menghidupi mereka.
Melisa melihat dirinya selesai berbicara dan Saimon terdiam beberapa saat, tidak tahu apa yang dipikirkannya dan langsung berkata, “Ada apa, Saimon?”
“Tidak, tidak apa-apa, Melisa, menurutmu, bagaimana jika aku merebut pekerjaan perantana Jevon ini?” Saimon berkata sambil tersenyum.
“Ah? Kamu ingin menjadi perantara?” Tanya Melisa dengan aneh.
“Ya, Jevon seorang gangster juga dapat melakukannya, apakah aku tidak boleh?” Tanya Saimon.
“Ini, ini takutnya sungguh tidak boleh. Pekerjaan Jevon ini, kamu sungguh tidak bisa merebutnya, karena, karena…….”
Mendengar perkataan Melisa yang terputus-putus, hati Saimon tergerak, dan bertanya, “Ada apa? Apakah pasar grosir ini dibuka oleh keluarga Jevon?”
Novel Terkait
Pergilah Suamiku
DanisThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensMenantu Hebat
Alwi GoInnocent Kid
FellaLoving Handsome
Glen ValoraAfter The End
Selena BeePernikahan Tak Sempurna
Azalea_Hei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)