Hei Gadis jangan Lari - Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
Glekk……
Saimon menelan ludah sambil melihat badan Angel yang tanpa sehelai benang, dan matanya terus melirik buku kecil dan tubuh Angel yang putih dan lembut.
“Saimon, jangan bengong, cepat sentuh titik akupuntur di tubuh bibi.”
Angel awalnya mengira begitu dia selesai berbicara, Saimon akan menerkamnya seperti seekor serigala, tetapi saat dia menunggu dengan penuh harapan, Saimon segera berbalik badan dan berlari keluar, kemudian terdengar suaranya dari halaman rumah.
“Bibi, aku pulang latihan dulu ya.”
Wanita ini hidup dengan baik, memiliki banyak daging, dan melakukannya memang sangat nyaman, tapi ini juga terlalu sering, membuat Saimon sedikit muak, sekujur tubuhnya tidak bisa meningkatkan gairah sama sekali.
Setelah melewati tembok dan masuk ke dalam rumah, Saimon menyembunyikan buku itu di bawah bantal, dan tertidur setelah beberapa saat kemudian.
Karena mengetahui Fifi akan mengulangi trik yang sama lagi, jadi Saimon bangun pagi-pagi, dia membuka pintu kamar ketika langit masih fajar, membawa buku kecil itu dan menyelinap ke lubang besar yang berada di desa bagian selatan, dan diam-diam mempelajari pengetahuan baru.
Setelah istirahat semalaman, Saimon hanya merasa segar, dan sambil melihat buku kecil itu, gambar titik akupuntur rumit seperti apa ini, ini hanyalah sebuah buku porno.
Setelah melihat sepanjang pagi, dia tidak terlalu mengingat titik akupuntur di posisi lainnya, sebaliknya dia mengingat semua titik akupuntur di perut bagian bawah dan kaki, dan dia melihat sampai tubuhnya terasa sangat gerah, menggaruk-garuk tubuhnya dan memalingkan tatapannya kemudian pergi mencari Angel.
Tetapi begitu dia berlari sampai ke jalan utama di desa, dia melihat Nikita sedang mengenakan celana pendek, pakaian lengan pendek, dan berjalan dengan tergesa-gesa dari tempat pengirikan bagian barat.
Saimon memalingkan tatapannya, sialan, bukankah pakaian Nikita ini sama dengan yang dia pakai saat menyuntik dengannya terakhir kali? Pada siang hari berpakaian seperti ini bukankah ingin mencariku di rumah Monica.
Saat Saimon sedang ragu-ragu, Nikita telah melihatnya, dan berteriak dengan keras, “Hei, si bodoh, berhenti!”
Kemudian Saimon melihat Nikita berlari ke arahnya, membuat Saimon tidak bisa berkata apa-apa, Huh, ini adalah berinisiatif untuk pergi mencari pria!
Begitu cepat sudah mencariku, apakah semalam Jacky tidak memberikan kepadanya?
“Sini, Saimon, apakah masih ingat dengan bibi? Orang yang menyuntikmu untuk mengobati penyakit.”Nikita meraih lengan Saimon, dan terus melihat ke celana Saimon.
Melihat penampilan Nikita yang begitu tidak sabar, Saimon mengutuk dalam hati. Sial, kamu juga tahu kemarin lusa baru saja mendapat suntikan, baru saja selang sehari sudah mencariku lagi, benar-benar sangat inisiatif.
“Suntik, bibi suntik.” Saimon bekerja sama dengan tenang.
“Aku tahu Saimon pasti ingat dengan bibi, apakah suntikannya enak?” tangan putih dan lembut Nikita terus menggosok punggung Saimon, membuat tubuh Saimon yang masih terburu-buru habis membaca buku kecil itu tiba-tiba bereaksi.
Saimon melihat tubuh montok Nikita, dan memikirkan perasaan suntik pada hari itu, jika dibandingkan dengan Angel, masih sedikit lebih nyaman, dan yang terpenting menyuntik Nikita adalah untuk membiarkan dia membalas dendam kepada Jacky dengan kesenangan.
“Suntik, Saimon ingin menyuntik bibi.”
Melihat Saimon masih ingat, Nikita tiba-tiba senang dan berkata, “Aku tahu Saimon masih ingat dengan bibi. Ayo cepat pulang, bibi sudah tidak tahan lagi.”
Sambil berbicara Nikita menarik tangan Saimon dan berjalan menuju ke rumah Monica dengan cepat, Saimon tercengang, sial, bukankah cukup untuk mencari sudut jalan yang tidak ada orangnya untuk melakukan ini? kenapa harus kembali ke rumah Monica.
Ketika Nikita memasuki rumah Monica, memerintahkan Monica untuk menjaga pintu, Saimon segera mengerti, Nikita benar-benar menjadikan tempat ini sebagai benteng untuk dirinya melampiaskan nafsunya.
“Hei, Nikita, kamu baru saja melakukannya dengan Saimon kemarin lusa, kenapa hari ini datang lagi. Apakah kamu memiliki nafsu yang begitu tinggi? Dan tidak tahu beristirahat?” melihat Nikita datang lagi untuk suntik dengan Saimon, Fifi merasa tidak nyaman, dia ikut masuk ke dalam kamar dan berkata dengan marah.
“Ada apa adikku, cemburu? Hehe jangan khawatir, aku hanya bisa memilikinya beberapa menit saja, siang dan malam kalian selalu bersama, dan bisa bermain kapan pun.”
Kata Nikita sambil tertawa, perkataannya membuat wajah Fifi memerah, dan mengomel dengan genit.
“Kamu, kamu jangan bicara sembarangan, aku dan Saimon masih belum melakukan itu.”
“Ha? Kenapa masih belum melakukannya? Kamu tidak mempelajari metodenya? Tidak apa-apa, kali ini bibi akan menunjukkannya kepadamu.” Saat ini Nikita sudah tidak sabar, dan hanya berpikir untuk mengusir Fifi, dan dirinya suntik dengan Saimon.
Membiarkan Nikita melakukan dengan Saimon sekali lagi saja Fifi sudah cemburu, bagaimana bisa membiarkan Nikita melakukan itu di depan matanya sendiri.
“Aku sudah bisa, kamu tidak perlu tunjukkan lagi. Cepat pergi!”
Fifi mengulurkan tangan dan menarik Saimon, melihat penampilan Fifi yang protektif, Nikita tahu bocah ini cemburu, dan mendengus dalam hati, bocah ini benar-benar telah tertarik dengan si bodoh ini.
Tapi saat ini Nikita sudah sangat mendesak, dan dalam keadaan yang sangat menyedihkan, jika Saimon pergi, dia akan mati lemas.
Nikita sudah merasakan hasil yang buruk, setelah dirinya disuntik dengan Saimon kemarin lusa, dan saat bermain dengan Jacky lagi, sama sekali tidak ada perasaan apa pun, hanya merasa Jacky sama seperti jarum bordir, dan tidak bisa memuaskannya.
Semalam dia tidak bisa tidur karena merasa tidak nyaman, hari ini akhirnya Jacky keluar, jadi dia bergegas datang mencari Saimon, melihat Fifi tidak membiarkannya, dia sedikit cemas, matanya menatap tajam dan berkata.
“Fifi, jika kamu memberikan Saimon kepadaku, aku akan mencarikan dokter untuk Saimon, dan memastikan penyakit bodoh Saimon disembuhkan, bagaimana?”
“Benarkah?” kata Fifi dengan matanya yang berbinar-binar.
“Tentu saja.” Nikita bersumpah dengan sungguh-sungguh.
Awalnya Monica hanya melihat Nikita dan Fifi berdebat, dia juga tidak berharap tempatnya ini dijadikan tempat Nikita bersenang-senang, jadi dia membiarkan Fifi dan Nikita berdebat, tapi saat ini mendengar bahwa Nikita ingin mencarikan dokter untuk Saimon, dia segera menarik tangan Fifi.
“Fifi, berikan Saimon kepadanya, kita jaga pintu.”
Saimon tidak bisa berkata-kata setelah melihat kedua bibinya begitu mudahnya ditipu oleh Nikita, wanita ini akan membantu mencarikan dokter? Huh, pasti ada sesuatu yang mencurigakan.
Melihat kakak beradik akhirnya pergi, Nikita segera membujuk Saimon naik ke atas tempat tidur, seperti hari itu, menipu Saimon.
“Saimon, patuh ya, penyakitmu ini tidak bisa disembuhkan dalam waktu sehari atau dua hari. Ke depannya, bibi akan datang menyuntikmu sesekali, dengan begini penyakitmu baru bisa disembuhkan.”
Melihat Nikita menggunakan trik sebelumnya, Saimon mengutuk dalam hatinya, sialan, benar-benar menganggapku sebagai seorang idiot, lihat bagaimana aku akan memberimu pelajaran nanti, kali ini aku tidak akan membiarkanmu merasakan kebahagian dengan mudah, aku akan memberimu pelajaran dengan kejam, balas dendam kepada Jacky!
“Suntik, cepat suntik Saimon.” Saimon menjawab dengan polos.
Mendengar Saimon telah memakan umpannya, Nikita merasa sangat bahagia, dan juga tidak bertele-tele, dia langsung melepaskan pakaian lengan pendek dan celana pendeknya, tubuh yang bersinar putih, berjongkok di atas tempat tidur sambil tersenyum untuk menipu Saimon dan berkata.
“Saimon, bibi sudah melepaskan pakaian, dan sudah memperlihatkan lubang, Saimon juga lepaskan pakaiannya, keluarkan jarum suntik yang sakit.”
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeeSee You Next Time
Cherry BlossomTakdir Raja Perang
Brama aditioCintaku Pada Presdir
NingsiTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)