Hei Gadis jangan Lari - Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak

Saimon sering bersetubuh dengan wanita, menurut akal sehat, jika kebanyakan orang melakukan hal yang sama dengannya, tubuh mereka sudah akan rusak atau menjadi mati rasa terhadap masalah ini, tetapi Saimon menyadari bahwa dia menjadi lebih kecanduan melakukan ini.

Saimon berjalan cepat ke gang, ketika dia melihat ke dalam, dia melihat wanita muda seksi dan montok itu bersembunyi di sudut dengan penuh harapan, ketika melihat Saimon datang, dia berkata dengan gembira.

"Bung, kamu sudah datang, aku sudah sangat tidak sabar."

"Kakak, nyalimu sangat besar, kamu memblokirku di siang bolong seperti ini." Saimon berkata sambil tersenyum dan menelan air liur saat dia melihat tubuh montok wanita muda itu.

"Itu karena aku sudah lama menantikanmu, barangmu yang begitu besar, jangankan di gang, bahkan di jalan pun aku juga bersedia, selama kamu mau memberikannya untukku."

Wanita muda itu berbicara sambil buru-buru mendekati tubuh Saimon, dia menyentuh tubuh kekar Saimon, dan merasa sangat bersemangat.

"Bung, tubuhmu sangat kekar, melihatnya saja sudah membuat wanita menyukainya."

"Aku juga menyukai tubuh kakak, saat disentuh terasa sangat lembut, benar-benar nyaman." Saimon mengulurkan tangannya dan memasukannya ke kerah wanita muda itu, dia meremas puncak gunungnya yang seputih salju itu, dan wanita muda itu mengerang, suaranya yang lembut seperti kucing di desa yang sedang berhubungan.

Itu langsung membuat barang Saimon bangkit, dan membesar, itu mengenai bagian perut wanita muda itu.

"Wow, naik lagi. Astaga sudah mengenaiku, sepertinya barangmu ini juga sangat menyukaiku." Wanita muda itu menikmati belaian Saimon, dan tidak bisa menahan diri memasukkan tangannya ke celana Saimon.

"Barangmu ini sangat keras dan sangat besar, itu benar-benar bisa membuat wanita tergila-gila."

"Kakak, namaku Saimon, siapa namamu?" Saimon merasa bahwa dia seharusnya tahu nama wanita yang berhubungan dengannya, jika tidak, saat berhubungan dengannya dia tidak bisa memanggil nama itu akan sedikit canggung, meskipun mau melakukannya, namun dia juga berharap bisa tahu nama wanita itu.

"Namaku Lena, ada apa, apakah kamu ingin mencari tahu asal-usulku, agar bisa melakukannya setiap hari denganku?" Lena mengangkat kepalanya dan mencium dagu Saimon, tubuhnya menggosok-gosok celana Saimon.

"Apakah kak Lena tidak menginginkannya?" Saimon langsung meremas pantat Lena yang montok, jujur ​​saja, tubuh montok Lena yang terus menggosok tubuhnya membuatnya sedikit tidak tahan.

"Aduh, aku menginginkannya, sangat menginginkannya. Aku senang bisa makan tongkatmu yang besar dan kuat, selama kamu tidak merasa aku sudah tua, aku bersedia berbaring di bawahmu sepanjang hari." Lena merasa bagian bawah Saimon sudah akan merobek pakaiannya dan masuk ke perut bagian bawahnya, seolah-olah dia ingin menusuk perutnya hingga bolong.

Tubuhnya bahkan lebih panas, hingga dia sudah tidak tahan lagi.

"Bagaimana bisa Saimon tidak menyukai kakak? Kakak berasal dari kota, kulitmu ini terawat seperti gadis berusia 18 tahun, saat disentuh terasa halus dan menyenangkan, terutama tubuhmu yang montok, Saimon menyukainya." Tangan Saimon tidak lagi puas dengan dua puncak gunung Lena lagi, dia tidak bisa menahan tangannya untuk meraba ke bawah.

Lena merasakan tangan besar Saimon terus-menerus meraba tubuhnya, dan dia tidak bisa lagi menahan emosinya yang dia tahan.

"Tidak disangka, kamu ini cukup bisa menggoda wanita, cepat biarkan aku merasakan barangmu, aku sudah benar-benar tidak tahan lagi." Lena berkata sambil sambil menarik tangan Saimon untuk dimasukkan ke celananya, dan tangan lainnya masuk ke bagian dalam Saimon, dia menarik barangnya dan memasukkannya ke bagian tengah selangkangannya.

Begitu tangan Saimon memasuki area intim Lena, dia merasa seperti memasuki rawa, dia hanya sedikit menggerakkan tangannya di pintu dan sudah merasa sangat basah.

"Kakak, kamu, kenapa ini sudah sangat basah?"

Saimon merasa sangat terkejut, sialan, cairan Lena lebih banyak dari Angel, jangan-jangan dia bertemu dengan wanita seperti Angel atau Nikita lagi? Harus di beri makan berapa kali baru bisa kenyang?

Ngomong-ngomong, sejak Lena menikah dengan suaminya, tidak pernah hingga ke puncak, gairahnya pada saat ini sudah benar-benar di naikkan oleh Saimon, jumlah ini bisa dianggap sedikit.

"Kamu ini, apa yang kamu bicarakan, mana ada wanita yang tidak mengeluarkan cairan, jika tidak basah, bukankah itu berarti tidak tertarik pada pria?"

"Jadi kakak ini cukup tertarik padaku?" Saimon menyeringai dan menekankan jarinya dengan keras pada Lena.

"Um … tidak disangka kamu ini sangat ahli, hanya sebentar saja sudah menyentuh bagian sensitifku, sttt, aku sudah bilang barang besarmu ini tidak akan hanya diam dan hanya untuk kencing, tidak tahu sudah berapa banyak wanita yang dirugikan."

"Hehe, tetapi aku juga belum tentu bisa melayani kakak dengan nyaman, dilihat sekilas bisa diketahui bahwa kakak sangat tahan banting, jangan sampai memerasku hingga kering." Saimon terus menggoda Lena.

"Um… Saimon, jangan sentuh lagi, aku sudah tidak tahan lagi." Lena tidak bisa menahan diri untuk merapatkan pahanya, wajahnya juga sudah memerah, Saimon hanya menelan air liur, dia berkata dalam hati, ketika wanita ini tersipu, dia terlihat sangat cantik, dan menarik.

"Kakak, kamu telah menjepit tanganku, sehingga tidak bisa dikeluarkan."

"Aduh, kami ini, jika tidak bisa digerakkan, jangan sembarangan bergerak, itu membuatku sudah hampir ke puncak, ah ..." Setelah Lena selesai bicara, dia langsung berbaring di tubuh Saimon, pantatnya dinaikkan ke belakang seolah-olah ingin menghindari tangan Saimon.

Saimon tidak menyangka tubuh Lena begitu sensitif, sialan, wanita ini beberapa tahun lebih tua dari Angel, namun dia begitu sensitif, benar-benar sangat mengejutkan.

"Kakak, barangku ini belum masuk, kamu jangan sudah merasa puas." Saimon tidak berdaya, sialan, bagian bawahnya belum menyentuhnya namun dia sudah tidak tahan, jika nanti dia tidak tertarik lagi dan tidak membiarkannya masuk, dia akan rugi besar, dia masih ingin merasakan tubuh montok Lena.

"Kalau begitu kamu cepat keluarkan tanganmu, jika kamu menggosok tanganmu dua kali lagi, kakak akan benar-benar sudah mencapai puncak." Ujar Lena sambil terengah-engah di sisi telinga Saimon.

Hembusan napas hangat Lena menghembus telinga Saimon, itu membuat tubuh Saimon bergidik, dia ini benar-benar menggoda, Saimon langsung menarik tangannya keluar dari selangkangan Lena, kedua tangannya menekan pantat Lena, dan menekannya dengan kuat ketubuhnya.

"Kakak, aromamu sangat harum, aku sudah tidak tahan lagi." Saimon tidak bisa menahan diri mencondongkan tubuh ke depan.

Merasa tangan besar Saimon terus-menerus meremas pantatnya, seluruh tubuh Lena gatal hingga gemetaran, dia tidak bisa menahan diri mengulurkan tangannya ke belakang dan meraih tangan Saimon.

"Saimon jangan bermain lagi, aku juga sudah tidak tahan lagi, cepat berikan padaku, aku sudah beberapa tahun tidak pernah merasa hingga ke puncak." Ujar Lena dengan tergesa-gesa.

Mendengar apa yang dikatakan Lena, Saimon berkata dalam hati, tidak heran hanya di sentuh sebentar saja sudah begitu basah, ternyata sudah kering selama beberapa tahun, setelah terus menerus meraba-raba, Saimon tahu bahwa bagian intim wanita yang telah kering selama beberapa tahun ini sama dengan bagian intim janda, sama-sama nyaman, memikirkan kenyamanan setelah masuk, Saimon lebih menantikan Lena.

"Ayo, Saimon biarkan aku merasa nyaman sejenak."

"Ayo, cepatlah, biarkan aku menikmati barangmu ini."

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu