Hei Gadis jangan Lari - Bab 152 Keluarkan
Ketika para preman itu melihat bosnya ditendang maka mereka segera bangun dan menghampirinya.
Saimon tersenyum melihat para preman itu pergi, brengsek, aku akan melihat bagaimana kamu bermain dengan wanita lagi kelak!
Saimon menotok beberapa bagian tubuh Jevon sama seperti membereskan Jacky dan dia jamin jika Jevon pasti tidak akan bisa bangun seumur hidupnya.
Saimon merasa sangat puas ketika memikirkan Jevon tidak bisa mencelakai Melisa lagi.
Saimon melihat Jevon sudah kabur dan dia ingin segera berbalik masuk tapi tiba-tiba dia merasa badannya dipeluk dengan kuat.
Selanjutnya terdengar suara Melisa, "Saimon aku takut sekali, woowoo....."
Saimon tahu jika Melisa mengkhawatirkan dirinya sewaktu mendengarnya menangis, dia berbalik dan kaget melihat tampang sedihnya.
"Sudah baik-baik saja, Melisa, Jevon tidak akan berani datang lagi kelak." Saimon menepuk pundak Melisa dengan pelan untuk menghiburnya.
Tapi dia bukan tidak khawatir setelah mendengarnya malah menangis lebih keras lagi, "Saimon, bagaimana dengan diriku jika kamu mati, aku akan merasa bersalah seumur hidup. Woowoo....."
"Mengapa kamu menangis, bicara omong kosong apa, bukankah aku baik-baik saja? Cepat masuk, bagaimana jika dilihat orang?" Saimon memukul bokong Melisa sambil menutup pintu menggunakan kakinya.
"Aku tidak peduli, lihat saja jika mereka mau, memangnya kenapa aku bersama pria liar? Aku bersedia main denganmu, woowooo....." Melisa membenamkan kepalanya dalam pelukan Saimon.
"Bicara omong kosong apa ini, siapa yang pria liar!" Saimon kesal sambil menaikkan bokong Melisa.
Melisa pasa saat ini sangat tersentuh sehingga seluruh tubuhnya bergetar sewaktu diangkat oleh Saimon, dia segara berhenti menangis lalu mengangkat kepalanya menatap Saimon dengan wajah penuh air mata.
"Saimon, kamu baik sekali kepadaku, aku harus bagaimana membalasnya?"
"Hehe, balas apanya? Bukankah kita harus melanjutkan urusan yang belum selesai tadi?" Saimon berkata dan langsung menggendong Melisa masuk.
"Ya. Saimon, aku akan membalas kebaikanmu hari ini......" Melisa berkata lalu mulutnya yang merah langsung mengarah ke dada Saimon yang panas.
"Ugh...... aku mau kamu membalasku setiap hari." Saimon mendesah karena merasa nyaman.
Panas api Saimon sedang memuncak dan dia melempar Melisa dengan kasar ke tempat tidur dan Melisa sedang tersentuh saat ini maka dia segera membuka bajunya setelah itu.
Dalam sekejap pemandangan yang bagus terlihat oleh Saimon lagi sehingga hati Saimon membara.
Begitu Melisa membuka baju longgarnya maka badan bagusnya langsung terlihat meskipun Saimon sudah pernah melihatnya tapi sebelum pertempuran dimulai maka ini adalah pemandangan yang bagus.
Putih dan bulat, setiap lekukannya terlihat jelas dan seorang wanita dalam masa menyusui, badannya terlihat penuh dan lembut sehingga membuat Saimon rakus, sepasang matanya melihat badan Melisa dengan liar, dia melihat dari atas sampai bawah membuat jantung Saimon berdetak kencang.
"Saimon, kamu bukan tidak pernah melihatnya." Melisa berkata dengan malu.
"Hehe, aku memang belum pernah, aku masih mau melihat pusaka apa saja yang tersembunyi di badanmu, mengapa berbeda dengan punyaku." Saimon tertawa terkekeh.
"Dasar, mainan apa lagi, cepat, aku juga tidak punya barang pusakamu." Melisa berkata dengan malu.
"Hehe, maka aku akan menjelaskan kegunaan barang pusakaku, haha....."
Saimon berkata sambil naik ke tempat tidur dan segera membuka baju untuk memperlihatkan perbedaan tubuhnya, "Apakah Melisa suka?"
Melisa menahan malu sambil menutup matanya dan berkata, "Suka....."
Badan talanjang Melisa yang putih muncul di depan Saimon, kulit wanita kota sangat halus sehingga membuat api Saimon membara sehingga dia tidak bisa menahannya lagi dan dia segera menekan badan Melisa.
Saimon membutuhkan pelampiasan karena telah bertarung tadi dan Melisa merasa tersentuh dengan semua yang dilakukan Saimon untuknya maka dia menyambut Saimon sambil menekan tangannya di bokong Saimon.
Mereka berdua bertarung untuk memuaskan masing-masing.
"Saimon, jangan takut, kamu lakukan sekuatmu, aku tidak takut sakit!"
"Melisa....."
Saimon tidak ragu lagi setelah mendengar kata-kata Melisa, pinggangnya mengeluarkan tenaga dan Melisa segera merasakan sesuatu yang panas sedang menyerangnya.
Dia tidak tahan dan mengerang dengan kencang.
Melisa bersedia melakukan demi prianya sendiri, Saimon meletakkan kepalanya di lehernya sedangkan dia menempelkan mulutnya di telinga Saimon sehingga badan Saimon lemas dan mengerahkan tenaga lebih kuat lagi.
"Apakah Saimon merasa nyaman? Apakah kamu suka?"
"Suka, badan Melisa sangat lebut seperti kapas dan aku ingin segera memakannya." Saimon menekan badan Melisa dan perasaan yang nyaman mengalir sekali lagi.
"Melisa suka Saimon dan aku ingin Saimon tidak akan meninggalkanku selamanya, aku sangat suka dan senang.... ah..... Saimon pelan sedikit....."
Api Saimon langsung tersulut karena kata-kata Melisa sehingga mengeluarkan tenaga sambil menekannya dengan keras sehingga Melisa menyerahkan seluruh hatinya kepada Saimon sambil berteriak menikmati kesenangan bersama Saimon.
Akhirnya Saimon selesai dan bersandar di tubuh Melisa sambil membiarkan barang pusakanya sedikit demi sedikit menyusut di sarang Melisa.
Sedangkan Melisa memeluk leher Saimon dengan erat sambil menahan tubuhnya yang hampir hancur dan bernapas terengah-engah memikirkan barang pusaka Saimon dan berkata.
"Barang Saimon benar-benar membuat wanita merindukannya, aku suka tapi takut, aku takut akan...."
"Takut aku kenapa? Takut aku tidak mau denganmu lagi, atau takut aku membuatmu mati kelelahan?" Saimon mencium bibir Melisa.
"Aduh, mana ada wanita yang mati karena melakukan ini, dasar.....
"Hehe, itu karena pria itu tidak cukup kuat, lihat aku lebih besar dibanding kebanyakan pria, hehe, menurutmu kita setiap hari....."
"Aduh, kamu cepat turun, jangan banyak omong kosong."
Melisa mau bangun dari tubuh Saimon tapi bagian Saimon yang telah menyusut masuk lebih dalam lagi.
"Ugh..... Saimon cepat keluarkan, jangan biarkan besar lagi."
Novel Terkait
Lelaki Greget
Rudy GoldMr Huo’s Sweetpie
EllyaThe Richest man
AfradenLove And War
JaneCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyStep by Step
LeksPria Misteriusku
LylyIstri Yang Sombong
JessicaHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)