Hei Gadis jangan Lari - Bab 119 Sumber Berita
Mata Angel yang panas membuat Saimon takut. Kali ini dia tidak berniat mengotak-atik Angel.
"Bibi, dalam keadaan begini, kamu masih memikirkan itu. Cepat bantu aku pikirkan jalan keluarnya" kata Saimon dengan getir.
“Dasar kamu, sudah dapat yang gratisan malah komplain. Begitu banyak wanita berbaris untuk membiarkanmu melakukannya, bukankah dalam hatimu merasa senang setengah mati. Lebih puas daripada kaisar zaman dulu,” Angel melirik Saimon dan mengulurkan tangan dan menangkapl celana Saimon .
“Wuah, Saimon, kekuatan cambuk keledaimu belum hilangkah? Mengapa menurutku kepala ini masih berukuran sama dengan yang kemarin.” Angel menyentuh Saimon dan berkata dengan heran.
Saimon benar-benar tidak bisa berkata-kata. Dia membungkuk dan menghindar dari tangkapan Angel, dan berkata dengan depresi, "Bibi, jangan bermain lagi. Tolong bantu aku pikir aku harus bagaimana ini."
Dia benar-benar ingin menangis tanpa air mata saat ini. Membayangkan bahwa di masa depan, seorang wanita membujuknya, dia harus melepas celananya untuk melakukannya. Dia merasa tertekan. Hal ini kalau dilakukan setiap hari juga bakal menjadi kesal.
"Mau bagaimana lagi? Siapa suruh kamu main dengan sembarang wanita dan membuat masalah. Sekarang berita ini sudah menyebar ke seluruh wanita yang ada di desa. Semua orang bersiap untuk mencicipimu. Coba bayangkan betapa bahagianya, sekelompok wanita sedang menunggumu untuk melecehkan mereka."
Melihat Angel masih bercanda saat ini, Saimon menjadi sedikit marah, dan dia memukul pantat Angel karena kesal.
"Kamu wanita nakal sengaja melihatku menjadi lelucon, kan?"
Angel menjerit, dan jatuh ke tubuh Saimon. "Idih, kamu ini. Kali ini sudah menaikkan api birahiku. Biarkan aku merasa nyaman dulu."
"Nyaman pantatmu, aku sedang marah. Aku tidak tanggung jawab jika membuatmu berdarah!" Saimon mengerutkan kening dan berkata dengan marah. Dasar. Kali ini api amarahnya benar-benar sedang naik hingga pundak dan Angel masih begitu tidak berperasaan. Bagaimana bisa dia tidak marah.
Angel melihat wajah serius Saimon, dan mundur karena ketakutan.Jika bocah ini bermain kasar dengan dirinya sekali, dia benar-benar harus berbaring di tempat tidur. Dia menatapnya dan tidak mengganggunya lagi.
"Apa yang kamu takuti? Kamu juga tidak rugi. Bendamu besarnya menakutkan. Emank kenapa dengan tambah beberapa wanita?"
“Baiklah kalau begitu. Jika wanita lain mencariku, maka kamu berhenti mencariku di masa depan, bahkan jangan berharap aku akan masuk ke rumah!” Saimon menggunakan senjatanya.
"Oh, dasar kamu, lagian ini bukan salahku. Untuk apa kamu menyalahkanku? Semua ini karena kamu melakukannya wanita lain. Coba pikirkan siapa yang tahu masalah ini.”
Kata-kata Angel mengingatkan Saimon, mengerutkan kening dan memikirkannya dengan hati-hati.
Kedua bibi dan Angel tidak akan pernah mengatakan apa-apa tentang dirinya. Nikita selalu ingin mendominasi dirinya, jadi wajar jika dia tidak akan menceritakan benda besar miliknya. Apalagi Jessline, dia masih gadis dan belum menikah, tidak mungkin dia akan seperti ibu-ibu yang bergosip.
Kalau begitu, hanya Sumi yang tersisa. Mata Saimon marah saat memikirkan hal ini. Sialan. Sumi yang menyebarkan berita. Dasar. Membayangkan penampilan wanita ini dalam hatinya. Mulut wanita ini kecil, tetapi ternyata bermulut besar, dan dia yang telah mengatakan semuanya. Jadi harus benar-benar memberinya pelajaran.
Angel melihat mata Saimon bergerak-gerak, Angel tahu bahwa Saimon pasti sudah tahu wanita yang mana itu, dan dia tiba-tiba cemburu.
"Dasar kamu, katakan, kamu diam-diam telah berhubungan dengan wanita lain yang mana, apakah terasa lebih baik dariku?"
“Bibi, apa yang kamu bicarakan. Orang bodoh seperti aku bagaiman mungkin bisa menggoda wanita.” Saimon berkata dengan perasaan disalahkan.
“Huh, dasar kamu, masih berpura-pura menjadi bawang putih di depanku. Selama wanita yang kamu sukai dan kamu diam-diam mengeluarkan sedikit modalmu itu. Wanita mana yang tidak akan mengambil inisiatif untuk membawa dirinya sendiri kepadamu ketika dia melihatnya.” Angel merasa bahwa beginilah cara Saimon melakukannya. .
"Apa yang kamu bicarakan? Di hatiku cuma ada bibi seorang." Saimon berdalih.
"Hah, hanya bibi? Bukannya kamu bermain dengan Nikita setiap hari. Nikita sampai senang seharian."
“Kalau begitu, apakah aku tidak menyenangkanmu?” Saimon berbisik.
“Dasar bodoh, masih berani bilang? Katakan padaku wanita mana yang memberitakan hal ini.” Angel adalah orang yang pintar. Ketika dia mendengar berita Saimon dari para wanita di desa, dia memikirkan semua wanita yang pernah berhubungan dengan Saimon, dan wanita yang dia tahu sepertinya tidak punya alasan untuk memberitakan soal benda Saimon, jadi hanya bisa menanyakannya pada Saimon.
Mendengarkan pertanyaan Angel, Saimon langsung menceritakan masalah Sumi. Mendengar Saimon berbicara tentang Sumi, Angel langsung melebarkan matanya. Meski dia dijuluki pantat paling besar di Desa Zhao, namun reputasinya selalu bagus. Tidak menyangka dia juga juga berhubungan dengan Saimon.
“Ck ck, pesonamu begitu besar sampai kamu bisa berhasil mendapatkan Sumi. Pantesan kamu selalu ingin bermain dari belakang belakangan ini. Ternyata sudah merasakan enaknya dari Sumi.”
Angel menatap Saimon dengan dingin, mengejutkan Saimon, "Bibi, tidak, tidak seperti itu. Ketika aku memainkanmu dari belakang, aku belum bersama Sumi ..."
"Kalau begitu maksudmu belakangku tidak nyaman, makanya kamu pergi untuk berhubungan dengan Sumi, kan?"
Saimon muntah darah. Cara pikir otak wanita ini sangat aneh, selalu tidak mau berpikir ke arah yang baik. Begini juga bisa dihubungkan?
"Bukan, bukan begitu. Pantat bibi nyaman, aku menyukainya."
"Kalau begitu kenapa kamu masih menggauli Sumi."
Saimon ingin menangis tanpa air mata, apakah aku yang mencari Sumi? Dia yang bersikeras memberikannya, apa yang bisa orang bodoh seperti aku lakukan? Brengsek, Saimon benar-benar ingin memotong barangnya sendiri, biar mengurangi masalah.
"Bibi, berhentilah membuat masalah. Bantu aku memikirkan cara menyelesaikannya. Jika semua wanita di desa mencariku, aku tidak akan kelelahan. Tapi jika pria di desa mengetahuinya, maka aku akan mati dibunuh mereka."
“Rasain, lihat apakah kamu masih berani main-main lagi!” Angel mengutuk dengan suara rendah, tetapi dia tidak bisa membiarkan masalah Saimon. Dia memalingkan matanya dan berkata, “Kamu harus mengikat masalah ini. Kamu harus membiarkan Sumi menghentikan pemberitaannya."
"Bagaimana menghentikannya? Berita telah menyebar." Kata Saimon tertekan. Jika dia tahu bahwa Sumi memiliki mulut yang besar, dia tidak akan mengganggunya.
"Takut apa? Para wanita di desa tidak benar-benar melihatmu menggauli wanita, dan mereka tidak yakin apakah kamu benar-benar ganas. Selama kamu bertindak baik, kamu bisa meminta Sumi untuk mengganti ucapannya."
“Aku ini bodoh bagaimana bisa membuat Sumi mengganti ucapannya,” kata Saimon tertekan.
"Kamu bodoh ya, bukankah masih ada aku?"
Kemudian Angel menempel ke telinga Saimon, berbisik, mata Saimon berbinar.
"Baik, ikutin kata Bibi saja. Aku akan pergi mencari Sumi sekarang, aku harus memberi pelajaran pada wanita ini!"
"Pergilah. Begitu waktunya, aku akan muncul. Aku jamin masalah ini akan cepat terlewati."
Mendengar kata-kata Angel, Saimon mengulurkan tangannya dan meraih celana panjang. Dia tidak berharap benda ini menjadi senjata yang paling menguntungkan bagi pria!
Novel Terkait
Cinta Dan Rahasia
JesslynLoving The Pain
AmardaMy Lifetime
DevinaThe Revival of the King
ShintaBretta’s Diary
DanielleGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraPenyucian Pernikahan
Glen ValoraHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)