Hei Gadis jangan Lari - Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
Tampang tidak sabaran Jacky membuat Saimon meremehkannya, Jacky ini sudah seperti cacing dan matanya terlihat seperti binatang buas dan ingin segera memakan Merry.
"Aduh, kenapa kepala desa begitu buru-buru sehingga buka di pegunungan, apakah kamu tidak takut orang melihatnya?"
Merry melihat Jacky dengan jijik, Saimon dapat melihat kebenciaan di mata Merry dan dia melihat Merry menahan dirinya untuk pergi dan berusaha berakting.
"Siang bolong sepanas ini mana ada yang akan datang. Selain itu aku bahkan tidak takut mati jika bisa bermain dengan Merry, buat apa takut dilihat orang."
Saimon merasa jijik setelah mendengar pengakuan Jacky, preman tua ini benar-benar bisa menghibur wanita.
"Benarkah?" Merry menjawabnya.
"Apakah bisa palsu? Memangnya kenapa jika ada orang yang melihatnya? Apakah ada yang berani mengatakan sesuatu di desa Zhao ini? Aku akan membuatnya mati!" Jacky berkata dengan sombong.
"Aduh, aku tahu kamu hebat. Tapi...... aduh, tunggu aku membukanya."
Hati Merry bergumam setelah melihat tubuh kuat Jacky di bawah sinar matahari yang cerah, dia melirik ke arah Andy yang bersembunyi di balik batu, dia bergumam dalam hati apakah Andy salah, barang Jacky terlihat sangat kuat, sama sekali tidak terlihat seperti orang yang impoten.
"Kepala desa sangat kuat." Merry sengaja berkata dengan keras.
"Tentu saja? Sebentar lagi akan lebih kuat. Hehe, Cepat buka, barangku ini sudah hampir seperti palu besar."
Saimon tertawa dalam hati setelah mendengar kata-katanya, punyanya seperti palu besar? Sebentar lagi akan berubah menjadi jarum.
Merry melihat dirinya tidak bisa mundur lagi dan jika dia menundanya lagi maka Jacky pasti kehilangan kesabarannya dan masalahnya akan repot jika Jacky memaksanya, apalagi Andy yang menyuruhnya melakukan hal ini selain itu dia masih melihat di samping, dia tidak boleh mengeluh.
Maka Merry perlahan-lahan mengarahkan tangannya ke celana dan turun ke bawah.
Mata Saimon menjadi melotot melihat gerakan Merry dan menelan ludahnya sambil menunggu pemandangan bagus.
Sedangkan Jacky yang tidak sabar langsung menatap Merry sambil melihat gerakannya yang pelan dan langsung menarik celana Merry.
"Aduh, mengapa kamu buru-buru....."
Merry berteriak dan celananya sudah ditarik oleh Jacky dan selanjutnya matanya tidak bisa beralih dari Merry yang tubuhnya putih mulus.
Saimon sudah tahu jika Merry adalah barang bagus tanpa bulu juga memikirkan barang Merry berbeda dengan wanita biasa tapi dia tidak menyangka begitu menggoda sehingga dia yang barusan melakukan dengan Nikita tadi masih bereaksi.
Pantas saja Merry disebut janda cantik, meskipun penampilannya sedikit kurang dibandingkan Fifi dan Monica tapi barang langka itu bisa menambah pesonanya dan bagian di antara kedua kakinya benaran sangat bersih.
Saimon melotot dan wanita legenda itu sangat cantik, benar-benar barang bagus.
Saimon yang melihat dari jauh saja bereaksi sebesar ini apalagi Jacky, dia sama sekali tidak bisa menahan dirinya lagi sewaktu melihat barang Merry.
"Merry kamu bahkan lebih lembut dan cantik dari gadis tiga atau empat belas tahun, aku suka sekali."
"Aduh, jangan lihat lagi, lihat apa, apakah Nikita tidak punya?" Merry melihat tampang Jacky yang menjijikkan lalu menutupnya dengan tangan.
"Nikita mana sebagus kamu, putih dan lembut, pasti sangat nyaman, Merry biarkan aku lihat lagi, aku mau melihat sepuasnya hari ini."
Andy berjongkok di samping, Nikita mana mungkin membiarkannya melihatnya lama, dia mengumpat.
"Lihat apanya, di rumahmu juga ada, apakah yang kamu lihat masih kurang banyak? Cepat sedikit jika kamu mau main, jika tidak aku akan pergi." Merry berkata seperti marah, dia menunduk dan berencana memakai celananya.
Jacky sudah terbakar sehingga mana mungkin dia membiarkannya pergi, dia segera memegang tangan Merry sewaktu melihatnya marah.
"Aduh, aku akan segera datang, segera....."
Jacky berkata sambil memegang barang jeleknya ke arah barang bagus Merry.
"Kak Andy."
Melihat Andy mau beraksi dan Saimon tahu jika saat penting hampir tiba maka dia tidak tahan berteriak, Andy benaran akan rugi jika Jacky masuk.
Tapi Andy tidak terlihat panik sama sekali ketika dia menoleh malah dia sangat bersemangat terutama melihat barang bagus Merry, dia bergumam.
"Sial biasanya melihatnya dari dekat dan merasa barang Merry tidak terlalu menarik tapi benaran bagus jika dilihat dari jauh, aku harus main dengan Merry ketika pulang nanti."
Saimon tidak bisa mengatakan apa-apa tapi dia juga tidak berdaya melihat Andy tidak panik, dia hanya berpaling melihat ke arah sana lagi.
"Merry, lubangmu kecil sekali, aku takut barangku yang besar akan menyakitimu, kamu tidak boleh berteriak." Jacky tertawa sambil melihat Merry.
Merry mengerutkan keningnya ketika melihat kata-kata Jacky, dia berkata dalam hati, si cabul itu bahkan mau masuk? Jangan harap.
"Aduh, kepala desa, barangku tidak sekecil Nikita, cepat masuk apakah itu bisa membuatku penuh atau tidak?"
Merry berkata sambil segera mendekatkan diri ke arah Jacky, namun..... dia sengaja menyentuh Jacky dengan badannya.
Dan 'kesenangan' datang, Jacky langsung berteriak sewaktu menyentuh paha Merry yang lembut dan hangat lalu badannya bergoyang.
"Ah..... kepala desa, kamu, mengapa kamu sudah memuntahkannya, mengapa kamu begitu tidak berguna?"
Suara Merry terdengar dari jalan pegunungan.
"Ini, Merry kamu jangan berteriak, aku, aku juga tidak tahu apa yang terjadi, kamu tunggu, ini akan segera membesar....."
Jacky kecewa, dia pikir barangnya akan jadi setelah berganti wanita tapi tidak diduga memuntahkannya di luar selain itu juga tidak bisa digunakan dan langsung muntah di paha Merry.
"Kepala desa, kamu tidak berguna sekali, kamu belum masuk tapi sudah memuntahkannya, selain itu..... kamu memuntahkannya di pahaku, ini menjijikkan sekali....."
Kata-kata Merry membuat Saimon menahan tawanya, habislah Jacky kali ini.
Ekspresi Jacky langsung jelek sewaktu mendengarnya, "Merry, mungkin aku akhir-akhir ini melakukannya terlalu banyak sehingga menjadi lunak, kamu tunggu aku istirahat dulu di rumah dan aku akan pergi mencarimu dua hari lagi."
Jacky buru-buru menaikkan celananya, "Merry kamu jangan memberitahukan masalah ini kepada orang lain."
Novel Terkait
Unlimited Love
Ester GohMy Only One
Alice SongGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangBehind The Lie
Fiona LeeLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMi Amor
TakashiHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)