Hei Gadis jangan Lari - Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
“Bukan, tetapi pengelola pasar itu adalah kekasih Jevon.” Melisa berkata dengan wajah tersipu malu.
Saimon memandang Melisa dengan aneh, dia tidak menyangka Jevon memiliki kemampuan seperti ini, bahkan bisa memakai rayuan untuk mendapatkan pengelola pasar.
“Pengelola itu adalah seorang wanita tua yang bermata kabur, bukan. Menyukai Jevon yang begitu menjijikan? Orang yang menyukainya jika bukan bodoh maka buta…….” Saimon berkata dengan jahat.
Saimon masih ingin memarahi beberapa kata lagi, tetapi, belum sempat mengatakannya, tiba-tiba pinggangnya terasa sakit, kemudian menghadapi tatapan “ganas” Melisa.
“Dasar bodoh, mengatakan siapa wanita tua yang buta?”
Saimon baru teringat bahwa Melisa juga pernah bersama Jevon, segera tersenyum dan mencium mulutnya, “Hihi, aku menyukai wanita tua.”
…………
Setelah makan, mereka berdua tidur berpelukan, awalnya Saimon masih ingin melakukan sebelum tidur, tetapi Melisa sungguh tidak bisa menahannya lagi,
Bagian bawahnya terasa panas, bagaimana mungkin membiarkan dia mendapatkannya lagi.
Waktu tidur berlalu dengan cepat, dalam sekejap sudah keesokan paginya, Saimon tidak biasanya tidak bangun pagi untuk menganggu Melisa, terburu-buru pergi menangani urusan, membuat Melisa merasa aneh.
Dia tahu bahwa Saimon akan sibuk dengan toko beberapa hari ini, pergi mengurus toko juga tidak perlu sepagi ini, kan. Tetapi dia tidak tahu, Saimon pergi ke pasar grosir bagian Timur.
Saimon saat ini sangat menginginkan uang dan status, bagaimana bisa menyuruhnya melepaskan perantara pasar yang begitu menghasilkan uang, ketika dia keluar, matahari yang sangat terang menyinari wajahnya, lalu sudut mulutnya terangkat sedikit senyuman.
Sialan, kekasih Jevon? Menghadapi wanita, jika Saimon adalah peringkat kedua maka pria mana yang berani menjadi pertama, dia perlu pergi melihat wanita pengelola yang mana.
Pasar grosir di timur kota, membuka sangat awal, pada dasarnya, kebutuhan hidup sehari-hari atau para pedagang keliling di kota kecil harus mengambil barang dari tempat ini, pada dasarnya jam 4 atau 5 pagi, disini sudah membuka pintu.
Meskipun pengelola pasar memiliki syarat khusus, boleh datang lebih terlambat, tetapi ketika jam 7 atau 8 pagi, juga telah berkeliling dipasar dengan mengenakan ban lengan.
Pagi-pagi sekali, pasar grosir sudah mengumpulkan berbagai pedagang kecil yang membeli dan mengirim barang, segala macam teriakan terdengar, Saimon yang mendengarnya juga tersentuh, ini memanglah kota, jauh lebih ramai dibandingkan Desa Zhao saat pagi hari.
Saimon melihat Icha yang terus-menerus mondar-mandir di pasar dengan ban lengan, begitu melihat sudah tahu bahwa dia adalah kekasih Jevon yang dikatakan Melisa, sangat sederhana, karena Melisa mengatakan hanya ada satu wanita pengelola dipasar, sisanya adalah pria.
Melihat Icha berusia sekitar 30 tahunan, penampilan yang lumayan, Saimon tahu bahwa wanita ini pasti memiliki nafsu berat, berkata dalam hati, pantas Jevon bisa mengaitnya, Saimon menatap ke sekeliling, lalu melihat Icha berjalan masuk ke kantor pasar sambil menguap, terburu-buru mengikutinya.
Melihat pinggang Icha yang bergerak dari belakang, berkata dalam hati wanita ini sungguh menggoda, sepasang bokong yang kencang, seiring pergerakan pinggang, terus berguncang, kemudian melihat lagi kaki besar yang dibawah pinggang, meletakkannya dipinggang pasti sangatlah nyaman.
Icha kembali dari tempat pedagang sana, menguap lalu berbaring di meja untuk tidur kembali, tetapi pada saat ini, suara ketukan terdengar dari luar pintu, ini membuatnya sedikit kesal, baru saja kembali dari luar, dan sudah ada orang yang mencarinya, sungguh mengesalkan.
“Siapa?!” Dia berkata dengan tidak sabar.
Saimon mendengar suara yang tidak sabaran dari dalam, membuka pintu sambil tersenyum, lalu berkata dengan jujur dan sopan, “Itu, kak, kamu adalah pengelola, kan. Aku, aku ingin bekerja di pasar.”
Mendengar perkataan Saimon, Icha melambaikan tangan dengan tidak senang, langsung dapat melihat Saimon adalah orang kampungan dari desa, “Nanti datang lagi, aku masih belum jam kerja.”
Mata Icha sangat tidak senang, Saimon tentu saja dapat melihatnya, memarahi didalam hati, sungguh merendahkan orang, lihatlah bagaimana aku membereskanmu nanti.
“Kak, kamu bantulah aku. Kamu lihat, tenagaku ini, aku akan melakukan apapun yang kamu suruh, tidak memilih-milih kerjaan.” Siamon berbicara lalu berjalan maju selangkah, kemudian melengkungkan otot-otot tubuhnya, membuat dirinya terlihat lebih kuat, dan terutama celana dibagian bawah, dengan perbuatan yang disengaja, ukuran yang mengganjal pasti bisa membuat wanita sedikit gegabah.
“Ei, sudah kubilang menyuruhmu pergi, mengapa kamu masih berjalan masuk, cepatlah……”
Icha awalnya masih ingin mengatakan cepatlah keluar, tetapi ketika Saimon mendekat, dia sepenuhnya melihat jelas penampilan Saimon, wajah kecil yang muda, tubuh yang kuat, otot dada dan lengan yang terangkat tinggi, begitu melihat sudah tahu bahwa memiliki tenaga, pria yang kuat mengeluarkan hormon di seluruh tubuhnya, dipagi hari yang paling mudah membangkitkan api, membuat hati Icha sedikit tergerak.
Saimon melihat Icha berbicara sampai setengah dan mulai mengamati dirinya dari atas ke bawah dengan teliti, Saimon diam-diam senang, hihi, aku belum pernah gagal menghadapi wanita.
“Kak, apakah kamu mendengarkanku?” Saimon mengulurkan tangan lalu melambaikannya didepan Icha.
“Ah? Ada, ada dengar, kamu ingin bekerja dipasar, bukan?” Icha tiba-tiba tersadarkan, lalu berkata.
“Ya, kak, keluargaku miskin, aku ingin menghasilkan uang di kota, lalu mengirimkan sedikit uang untuk keluarga.” Saimon mengatakan keluar apa yang telah dipikirkannya terlebih dahulu.
Alasan ini cukup memuaskan, petani mana yang datang ke kota untuk bekerja, bukan karena keluarga miskin makanya datang bekerja dikota.
“Seperti itu, baiklah, tetapi, kamu harus meminta perantara untuk menjaminnya, kalau tidak jika kamu merusak barangnya, atau lainnya, siapa yang akan bertanggung jawab, apakah kamu bersedia dipotong gaji?” Wajah Icha mengeluarkan kesulitan.
“Ah? Masih harus jaminan, aku, aku sungguh tidak tahu, aku pikir memiliki tenaga untuk bekerja saja sudah bisa, itu, kak, kamu bantulah aku, aku pertama kalinya datang kesini, tidak tahu aturannya………”
Saimon berkata lalu bergegas mendekati Icha dengan cemas, wajah polosnya terlihat seperti orang bodoh.
Icha melihat Saimon dibuat takut oleh dirinya, dalam hatinya senang, si kampungan ini, begitu melihat sudah tahu tidak berpengetahuan luas, dalam sekejap langsung ketakutan, dia berpura-pura kesulitan lalu terbatuk.
“Itu, ini, aku, aku sungguh sulit membantumu, itu, kamu………..”
Sialan, sengaja menyulitkannya, jika dirinya tidak menggunakan trik hebat, takutnya wanita ini akan lebih bertele-tele, Saimon memikirkan ini, dibawah kendalinya, bagian tubuh tiba-tiba bereaksi.
Dan dia sengaja menyesuaikan sudutnya, Icha kebetulan dapat melihat pemandangan celana Saimon, melihat skala tenda, Icha dapat membayangkan seberapa besar itu.
Icha menelan ludah, berkata dalam hati, ukuran pria kampungan ini begitu besar, bagaimana juga tidak menyangka pria muda yang terlihat berusia 17 atau 18 tahun itu, ternyata juga memiliki skala seperti ini, ini membuat dia yang bernafsu besar saat bangun pagi, sedikit tergerak.
Memalingkan matanya, berjalan keluar dari meja kantor, lalu tersenyum kepada Saimon, si penduduk desa yang berwajah bodoh, dan berkata, “Sungguh melakukan apapun yang disuruh kakak?”
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniLoving The Pain
AmardaMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyePejuang Hati
Marry SuLelaki Greget
Rudy GoldDiamond Lover
LenaThe Winner Of Your Heart
ShintaMenantu Hebat
Alwi GoHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)