Hei Gadis jangan Lari - Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku

Saimon tidak bisa menahannya lagi dan dia tidak banyak omong kosong lagi setelah mendengarnya, dia saja sudah memohonnya dan tidak gentle jika dia masih ragu.

Saimon membuka atasan Melisa lalu dia menendang kakinya sehingga seluruh celananya terbuka dan mereka berdua langsung berhadapan.

Saimon menelan ludahnya, bagian atas putih yang penuh dan seluruh tubuhnya memancarkan aura ibu sehingga darah liar Saimon langsung naik ke puncak dan sama sekali tidak bisa berpikir lagi.

Saimon dengan kasar mengangkat satu kaki Melisa sehingga Melisa yang panik memegang bagian belakang punggungnya, dia melihat bagian bawah Saimon langsung mengarahnya dan dia mengingatkannya dengan bibir yang bergetar.

"Saimon, pelan-pelan, jangan langsung masuk, aku takut......"

Barang Saimon memang besar sehingga meskipun Melisa sudah pernah merasakan sakitnya melahirkan tapi dia juga takut barang besar Saimon langsung menyerangnya.

Saimon menunduk untuk melihat bagian Melisa yang lembut dan dia tahu jika dia bisa bermain kasar, dia mengangguk dan suaranya terdengar pelan, "Melisa jangan takut karena aku akan pelan-pelan."

Dalam tatapan panik Melisa, Saimon perlahan-lahan mendekat dan mereka berdua sudah merasakan kehangatan masing-masing.

Menantikan, panik dan Melisa terlihat seperti wanita hamil yang sedang menunggu persalinan yang sedang gelisah tapi juga menantikannya. Sedangkan Saimon lebih menantikannya lagi karena barang sekecil ini tidak bisa dia rasakan di tempat Angel dan Nikita, tidak tahu bagaimana perasaan setelah masuk tapi yang pasti di dalam tempat yang sempit ini pasti sangat rapat.

Woowoo.....

Sewaktu Saimon mau melakukan serangan, bayi yang tidur menangis.

"Ah......" Melisa kaget sehingga dia langsung mendorong badan Saimon dan segera berlari ke tempat tidur.

Sial, Saimon tidak berdiri stabil sehingga membuatnya jatuh, dia melihat Melisa langsung berlari ke arah tempat tidur sambil tersenyum pahit, tenaga seorang ibu sangat besar.

"Saimon kamu tunggu sebentar, bayinya lapar dan aku beri dia minum susu sebentar." Melisa berbalik dan terlihat penuh rasa bersalah.

Meskipun Saimon tidak tahan tapi dia juga tidak boleh berebut susu dengan seorang bayi, dia menggelengkan kepalanya tanpa daya melihat bagian bawahnya yang penuh semangat, dia memakai celananya sambil berjalan ke samping tempat tidur sambil melihat Melisa yang sedang menatapnya dengan cemas, dia memberi bayinya minum susu sambil tersenyum pahit, sudahlah, mereka tidak jadi makan daging.

"Ah, Saimon mengapa kamu memakai baju, ini....." Melisa berkata dengan panik sambil menatap Saimon.

Saimon melihat badan telanjang Melisa sehingga dia benar-benar ingin langsung menyerangnya tapi dia melihat bayinya minum dengan semangat maka dia tidak tega.

"Melisa, di luar sudah tenang dan aku pikir orang-orang itu pasti sudah pergi, lebih baik aku segera pergi jika terlalu malam maka aku tidak akan bisa pulang."

Saimon berkata seperti itu lalu melihat bayi yang sedang minum dan berkata dengan enggan, "Jika begitu tuan penyelamat hati-hati."

Saimon berbalik dan baru berjalan di dekat pintu, suara malu Melisa terdengar sekali lagi, "Jangan lupa mencariku jika kamu datang ke kota lain kali."

Tubuh Saimon menggigil melihat badan Melisa yang dewasa, dia menatap Melisa sehingga merasa api panas meledak lagi, dia khawatir dirinya benaran akan berebut susu dengan bayinya jika dia tidak segera pergi, dia langsung pergi sehingga Melisa tertawa.

Karena kejadian ini maka sudah jam tiga sore ketika Saimon sampai di rumah dan dia langsung pura-pura menjadi orang bodoh ketika sampai di desa, dirinya berkata dalam hati susah sekali menjadi orang bodoh.

Dia merasa senang ketika memikirkan uang bagiannya dengan Angel yang bisa dia berikan kepada kedua bibinya maka dia pulang ke rumah dengan semangat tapi dia baru sampai di pintu tapi sudah mendengar suara umpatan.

"Aku tahu jika kamu dan kakakmu tidak berniat baik, kalian ingin Saimon mati!" Terdengar suara Fifi yang sedang marah.

"Aku, aku tidak seperti itu, aku juga tidak tahu mengapa Saimon menghilang, aku woowoo..... aku pasti akan membawanya pulang." Terdengar suara tangisan Jessline.

Jessline merasa dirinya sangat kasihan karena dia hanya menyuruh Saimon pergi melihat apakah Nikita sudah pergi atau belum tapi orang bodoh ini menghilang, dia bahkan tidak pulang makan siang sehingga kakak beradik Zhao sangat panik karena mereka masih tidak menemukan Saimon meski sudah mencarinya di seluruh desa.

"Membawanya pulang? Jangan pura-pura menangis lagi, cari apanya, ini pasti rencanamu dengan Jacky sehingga tidak tahu Saimon ada di mana saat ini, mungkin Jacky sudah membunuhnya. Woowoo...... Saimon kasihan sekali....."

Di halaman terdengar suara tiga orang wanita dan Saimon langsung mengerti apa yang terjadi sehingga dia tertawa di dalam hati, Jesline benar-benar kasihan.

Saimon langsung mendorong pintunya sambil tertawa, "Bibi, bibi, Saimon sudah pulang."

Dia benar-benar sudah lapar, dia sibuk di kota sepanjang hari yang bahkan tidak makan siang.

"Ah? Saimon!" Jessline orang pertama yang melihat Saimon.

"Ah, Saimon sudah kembali, woowoo, bibi takut sekali." Lalu kakak beradik Zhao memeluk Saimon di kanan dan kirinya. Jessline juga menangis bahagia.

Setelah kebahagiaannya hilang maka datanglah hukuman.

"Bagus sekali ya Saimon? Kamu sudah tahu pulang sekarang! Kamu pergi main ke mana!" Fifi marah sambil menarik telinga Saimon dan memukulnya sehingga hati Monica terasa hangat, dia ingin mereka hidup seperti ini, tidak apa-apa jika Saimon masih bodoh terus.

Jessline sedih melihat mereka bertiga dan merasa dirinya sangat kasihan maka dia langsung pergi.

"Mengapa seluruh badanmu penuh keringat dan lengket, menjijikkan! Kakak, cepat siapkan air mandi untuk anak bodoh ini." Fifi mendorong Saimon dengan jijik.

Saimon berkata dalam hati, bagaimana mungkin tidak berkeringat karena dia sudah berlari seharian? Tapi, dia tidak kotor, hanya berkeringat saja?

Monica segara menyiapkan air lalu Fifi keluar setelah itu menutup pintunya sehingga Saimon merasa terkejut, mau apa ini?

"Saimon, cepat lepas celanamu, bibi bantu kamu bersihkan." Monica berkata dengan wajah merah kepada Saimon.

Apa maksudnya? Ada apa ini? Wajah bibi Monica terlihat merah, mau apa dia? Saimon merasakan kedua bibinya punya maksud tersembunyi terhadap dirinya.

Betul apa yang dipikirkan oleh Saimon, masalah hari ini telah membuat kakak beradik itu panik, Saimon sudah pulang hari ini tapi harus melakukan semuanya terlebih dahulu, bagaimana jika dia tidak pulang lagi besok.

Dia memikirkan kata-kata adiknya tadi lalu melihat bagian Saimon yang besar maka wajah Monica terlihat merah, dia merasa dia harus menyiapkan dulu buat adiknya karena bagi adiknya dirinya adalah orang yang berpengalaman.

Monica menelan ludahnya sambil melihat Saimon yang masih belum ada reaksi maka dia berkata panik dengan Saimon.

"Bagaimana jika bibi mandi bersama Saimon?

Monica berkata lalu dia segera membuka bajunya, badannya putih mulus sehingga membuat mata Saimon melotot dan badannya mulai bereaksi.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu