Hei Gadis jangan Lari - Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
Ketika Jacky berjalan ke depan sambil memegang tangan Jessline, Saimon tiba-tiba bergegas ke depan dan menatap wajah Jessline dan berteriak dengan bodoh.
"Hei, istriku."
“Ah!” Kemunculan Saimon yang tiba-tiba mengejutkan Jessline dan dia dengan cepat bersembunyi di balik Jacky.
“Dasar bodoh, siapa yang kamu panggil istri. Bukannya berkaca dan melihat dirimu sendiri dulu! Benar-benar ‘pungguk merindukan bulan’, cepat pergi dari sini!” Jacky langsung marah saat melihat Saimon si bodoh ini berani mengganggu adiknya, dia mengangkat kaki lalu menendangnya.
Saimon menghindari kaki Jacky dengan cekatan, dan dengan senang hati melompat mengelilingi Jessline, menatap lurus ke arah Jessline.
"Bermain peran, bermain peran, istri, istri ..."
Mendengarkan Saimon berbicara tentang bermain peran, Jessline tiba-tiba teringat akan masa kecilnya, dan merasa sedikit tersentuh, tetapi bagaimanapun, dia adalah adik perempuan Jacky. Dia dimanja sejak kecil, kepribadiannya sudah biasa dimanja.
"Pergi, siapa istrimu, cepat keluar dari sini!"
Pelecehan verbal Jessline membuat Saimon lebih bertekad memanfaatkan dia untuk membalaskan dendam pada Jacky.
Setelah sekian lama, Saimon berjalan sempoyongan memasuki rumah Angel dan memberi tahu Angel tentang niatnya. Angel memandang Saimon dengan ekspresi main-main.
"Melihatmu biasanya bodoh-bodoh, tidak disangka hatimu begitu. Sepertinya kamu sudah menyukai Jessline, gadis itu. Kenapa, kamu tidak menyukai kurangnya budaya di desa dan ingin mencari seorang mahasiswi untuk diajak bermain?"
"Bibi, ada bau cemburu di mulutmu. Jika kamu tidak mau membantu, biarkan aku mencari cara sendiri!" Saimon ngambek dan berpura-pura mau pergi.
Melihat Saimon hendak pergi, Angel segera menjadi cemas, "Dasar kamu musuh kecilku, begitu saja marah? Kalau begitu, coba beritahu bibi, kamu benar-benar menginginkan Jessline untuk membalaskan dendam pada Jacky? Bukan karena kamu menyukainya?"
“Bibi, aku bersumpah aku benar-benar tidak menyukainya, hanya untuk membalas Jacky. Coba pikirkan, jika Jacky tahu bahwa aku telah mempermainkan adik perempuannya, dia akan sangat jengkel.” Saimon berkata dengan sumpah serapah.
“Benar apa yang kamu katakan itu, tapi Jessline ini benar-benar cantik, menurutku dia memiliki alis yang lebat, dan mungkin saja dia masih gadis. Ini benar-benar menguntungkanmu, dasar bocah konyol.” Angel menunjuk dahi Saimon dan berkata.
Mendengarkan kata-kata Angel, Saimon segera berkata dengan penuh semangat, "Apakah ini berarti Bibi setuju?"
“Pria kecil memintaku untuk melakukan sesuatu. Jika aku tidak setuju, jika ke depannya kamu tidak memberiku makan daging, apa aku tidak akan mati kelaparan, betul tidak?” Kata Angel, tangannya sudah masuk ke celana besar Saimon, “Ya ampun, apakah membesar lagi? Cepat berikan kepada Bibi. "
Angel terlihat tidak sabar, membuat Saimon tidak bisa berkata-kata untuk sementara waktu. Benar-benar seperti ‘macan dan serigala’. Untung saja kebugaran fisiknya jauh melebihi orang biasa. Jika diganti dengan orang biasa, mustahil jika tidak dikuras habis olehnya.
“Kamu menginginkannya? Maka kamu harus membantuku mendapatkan Jessline dulu.” Saimon tersenyum, menggoyangkan badannya, dan mengeluarkan tangan Angel dari celananya.
“Bisa ya kamu, kamu menggantung nafsu makan Bibi.” Angel dengan tenang menatap Saimon sambil bercanda.
Melihat tampilan Angel yang ceria, Saimon menelan ludahnya, merasa bahwa Angel tidak memiliki niat baik, memikirkan kepintaran Angel, dia mencibir.
"Bibi Angel, aku salah. Hari ini aku harus benar-benar melayanimu dengan baik."
"Untung kamu masih punya hati nurani, tapi bibi bukanlah orang yang menerima hadiah begitu saja. Karena kamu ingin mendapatan Jessline baru memberikannya kepada bibi, maka bibi juga tidak akan mempersulitmu. Malam ini, bibi akan membantumu mendapatkannya!" Angel berkata dengan ‘bermain kucing dan tikus’.
"Betulkah?"
"Masa bohong?"
Saimon tidak tahu mengapa Angel begitu percaya diri dia bisa mengajak Jessline keluar. Tetapi jika dia ingin mempermainkan Jessline, hanya dengan mengajaknya keluar saja tidak ada gunanya, dia harus bersedia untuk aku mainkan baru baru bisa.
"Bibi, apa sulitnya untuk memanggil Jessline keluar, aku juga bisa melakukannya. Hal yang paling utama adalah membuatnya bersedia untuk aku mainkan." Saimon mengerutkan kening.
"Lihatlah dirimu ini. Kamu tidak tahu bahwa jika wanita melihat ‘bayimu’ pasti tidak akan bisa berjalan. Selama dia melihat ‘bayimu’, aku jamin dia akan ketagihan." Angel tersenyum.
“Apa benar yang bibi katakan?” Saimon berkata dengan gembira.
"Apa aku masih bisa berbohong padamu, aku melihat wajah Jessline yang penuh daya tarik, pasti sedang dalam masa *estrus, gadis ini masih pelajar, cintanya baru saja dimulai, dia pasti penasaran tentang itu. Diam-diam menaruh umpan pasti terpancing!"
Setelah Saimon dan Angel bernegosiasi, Saimon lari keluar dari rumah Angel.
Melihat Saimon melarikan diri, Angel tidak bisa menahan untuk memasukkan tangannya ke dalam celananya, menggosok cairan tubuh di jari-jarinya, dan bergumam.
"Si kecil, masih berharap melepaskan diri dari telapak tanganku, berdengung, lihat apakah aku bisa memakanmu hingga bersih."
Waktu berlalu. Setelah Saimon makan malam, dia keluar dari rumah dengan memanfaatkan celah di saat kedua bibinya tidak memperhatikan.
Setelah lama sempoyongan di belakang rumah Jacky, dia akhirnya mendengar suara Jessline yang hendak keluar, dan dalam hatinya berkata bahwa Angel benar-benar punya cara, dan dia benar-benar menipu gadis ini untuk keluar.
Sesuai rencana, Saimon bersembunyi di sudut jalan yang harus dilalui Jessline, dan mengeluarkan ‘alat’ itu dan berpura-pura melegakannya.
“Siapa?” Suara Jessline bergetar ketakutkan saat melihat seseorang berdiri di pojok.
Sedangkan Saimon, ketika Jessline berteriak demikian, dia segera berbalik ‘ketakutan’, dan kemudian menunjuk ke Jessline dengan 'keran air' di tangannya.
Tiba-tiba, Jessline melihat gumpalan hitam di tangan Saimon, dan dia menjerit. Ini adalah pertama kalinya Jessline melihat ‘benda’ seorang pria. Dia hanya merasa bahwa benda Saimon jauh lebih besar daripada yang disebutkan di buku teks, dan dia tidak bisa menahan wajahnya yang merah karena rasa malu dan berkata.
"Dasar bodoh, cepat berbalik dan jangan menunjukkan ‘benda’ itu padaku."
Jessline menutup matanya dengan buru-buru, namun rasa penasarannya masih mendorongnya untuk diam-diam mengamati perbedaan antara pria dan wanita melalui jemarinya.
Dia sering berbicara tentang topik sensitif kepada teman-temannya di asrama ketika dia di sekolah, yang paling banyak adalah pengetahuan tentang seks. Dia mendengar dari teman dekatnya yang berpengalaman di asrama bahwa semakin besar ‘benda’ pria, semakin nyaman wanita itu. Ketika sampai pada keadaan ekstrim, maka wanita ini akan bahagia sepanjang hidupnya.
Jessline memandang ‘benda’ Saimon saat ini dan benar-benar terkejut. Bagaimana ‘benda’ orang ini bisa lebih besar dua kali dari pria biasa, inilah yang dikatakan oleh teman-temannya dengan istilah super besar.
Berpikir tentang beberapa teman seasramanya yang lebih cepat dewasa sebelum waktunya, sepanjang hari berbicara tentang dirinya yang masih seorang gadis, dia merasa kesal di dalam hatinya. Melihat ‘benda’ luar biasa Saimon yang jauh lebih besar dari orang biasa, dia menelan ludah dan berkata dalam hatinya, jika aku menaklukkan ‘benda besar’ ini, lihat siapa yang masih berani mengataiku gadis di masa depan.
Setelah memikirkannya, Jessline memandang Saimon dengan wajah konyol, dengan senyum puas di sudut mulutnya. Orang bodoh dapat melakukan apa pun yang aku minta.
"Oh, bodoh, kenapa ‘benda’ ini bengkak? Apakah sakit?"
Jessline sambil berkata, tangan kecilnya dengan gugup sambil menyentuh ‘benda luar biasa’ Saimon, dan perasaan aneh muncul di hatinya. Itu lembut dan keras, perasaan yang sangat kontradiktif. Tetapi melihat benda besar ini, kenapa aku tiba-tiba merasa ingin memasukkannya ke dalam mulut.
“Bengkak? Saimon bengkak, Saimon sakit dan sekarat.” Melihat Jessline terpancing, Saimon segera bekerja sama.
Dan Jessline melihat bahwa dia tidak takut, malah orang bodoh itu sendiri ketakutan dan langsung merasa bahagia, dan berkata.
"Ya, Saimon sakit dan bisa mati. Apakah kamu ingin kakak mengobatimu?"
“Obati penyakitnya, Saimon tidak mau mati.” Saimon berkata sambil menegakkan tubuhnya dan memukul Jessline.
*estrus : masa berkala pada kebanyakan mamalia betina akibat hormon reproduksi, masa ini membuat betina mengalami ‘birahi’.
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaMy Only One
Alice SongThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlBeautiful Love
Stefen LeeMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaMeet By Chance
Lena TanCantik Terlihat Jelek
SherinKisah Si Dewa Perang
Daron JayHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)