Hei Gadis jangan Lari - Bab 28 Tali
“Angel, hehe, Angel……” Saimon berpura-pura bodoh.
Fifi melihat Monica bertanya seperti itu, dia segera berkata dengan cemas, “Kak, si bodoh ini bisa tahu apa, jika kamu bertanya seperti itu, sampai besok kamu juga tidak akan mendapatkan alasan mengapa dia melakukan itu dan untuk apa. Lihat aku.”
Sambil Fifi berbicara, dia mengulurkan tangan dan menarik Saimon, seperti paman paruh baya yang menipu anak kecil dengan permen.
“Saimon, bibi tanya kepadamu, kamu di rumah Angel, apakah telah menyuntiknya?” Fifi bertanya dengan malu-malu. Meskipun saat ini dia sedang menginterogasi Saimon, tapi kata-kata ini masih membuat gadis yang belum menikah ini tersipu malu.
Setelah Fifi selesai bertanya, Monica juga menatap Saimon dengan ragu.
“Suntik hehe, suntik, Saimon tidak mau, sakit, sakit.” Kata Saimon dengan bercanda.
Tapi Saimon saat mengatakan ini, membuat Fifi dan Monica saling melirik, Fifi terus bertanya, “Kata Saimon sakit, apakah saat menyuntik terlalu mengerahkan kekuatan dan membuat Saimon merasa sakit?”
Kata-kata Fifi ini hampir membuat Saimon tertawa, melihat Fifi si gadis perawan menunggu jawaban dengan penuh harap, menurutnya sangat lucu.
Namun dia juga sudah memikirkannya, kata-katanya barusan mungkin sedikit ambigu, membuat kedua wanita itu salah paham, dan segera mengoreksi.
“Tidak sakit, tidak sakit, Saimon tidak sakit, Saimon ingin menyuntik bibi, suntik.”
Dua wanita ini sudah bertanya setengah hari dan masih tidak tahu sebenarnya Saimon dan Angel melakukan sesuatu atau tidak, keduanya cemas dan emosi, tiba-tiba Saimon merasa tertarik untuk menggoda kedua bibinya, dan pertama kalinya dia merasa sangat menyenangkan untuk berpura-pura bodoh.
Namun selanjutnya, kedua wanita ini membuatnya menjadi bodoh.
“Kak, jika terus bertanya seperti ini juga bukan jalannya, Saimon adalah seorang idiot, mulutnya penuh dengan kata-kata konyol. Begini saja, jika dia benar-benar menyuntik Angel, pasti masih basah. Bukankah kita akan tahu jika melihat celana dalamnya.” Kata Fifi dengan matanya yang tiba-tiba berbinar.
Ha……apa? Ingin melepaskan celana dalam? Itu pasti akan terungkap. Saimon berkata dalam hati dia dan Angel begitu kasar, sudah berlalu setengah hari, di dalam masih saja basah, jangan sampai dilihat oleh kedua wanita ini.
Tepat ketika dia sedang memikirkan bagaimana untuk membodohi, tiba-tiba merasa bagian bawah tubuhnya dingin, celana dalamnya telah diturunkan, dia terkejut dan menjepit dengan kedua pahanya, dan menutupi dengan kedua tangannya.
“Singkirkan, cepat biarkan aku melihatnya……” Kecepatan Saimon memang cepat, kedua wanita itu hanya melirik sekilas saja dan tidak melihat apa-apa.
“Jangan lihat, jangan lihat. Bibi jahat, bibi jahat, Saimon dingin.”
Sekarang Saimon mengagumi kemampuan Fifi dalam mengambil celana, dia bukan bibi kecil yang pemalu lagi. Wanita ini, selama ada permulaan, semuanya akan menjadi sangat mulus, melihat bokong Saimon yang putih, tiba-tiba tidak merasa malu sedikit pun.
“Dasar bodoh, kamu telah membiarkan wanita di desa ini memakanmu sampai bersih, dan masih merasa kedinginan? Singkirkan!” Fifi memukul bokong Saimon dengan geram, dan Saimon berkata untuk menggunakan kondisi yang menguntungkan.
“Bibi jahat, pukul Saimon, huhu, Saimon tidak bermain dengan bibi lagi.”
Sambil berbicara Saimon membungkuk dan memakai celana dalamnya dengan cepat, kemudian berbalik badan, dan pergi secara alami, sambil bergumam bahwa bibinya seorang bajingan, kemudian masuk ke dalam kamarnya, setelah naik ke atas tempat tidur langsung menutupi kepalanya dengan selimut, dan tubuhnya terus menggeliat, butuh waktu yang lama untuk mengelapnya sampai kering, kemudian mencium bau di celana dalamnya, dan berpikir dengan jijik, ke depan dia tidak akan memakainya lagi.
“Kak, apakah kamu melihatnya?” Fifi merentangkan tangannya kepada Monica.
“Lihat apa. Si bodoh ini, biasanya terlihat bodoh, tapi kali ini malah melindunginya dengan cepat. Sepertinya si bodoh ini juga tahu malu, lihat kecepatannya, jika suatu saat nanti ada seseorang melepaskan celana dalamnya lagi, dia pasti akan langsung lari. Para wanita di desa takut tidak bisa memakan daging.” Kata Monica sambil tertawa hehe, mengingat kecepatan Saimon tadi, dia hanya mengira itu adalah naluri Saimon, dan merupakan fenomena yang sangat bagus, setidaknya ketika orang lain merayunya, Saimon bisa menolak.
“Kak, apa yang kamu katakan. Aku tanya kepadamu apakah kamu melihatnya? Apakah basah?” Fifi terus bertanya.
“Fifi, jangan mengurusinya lagi, meskipun Angel benar-benar melakukannya, kamu bisa apa? Selain itu, selera Angel begitu tinggi, bagaimana bisa tertarik dengan si bodoh Saimon. Kamu jangan cemburu lagi.”
“Huh, itu masih belum pasti, bagaimanapun ke depannya harus lebih waspada terhadap Angel.”
Saimon sedang mendengarkan pembicaraan antara kedua bibinya di dalam kamar, dahinya langsung berkeringat dingin, sepertinya ke depannya dia harus lebih berhati-hati, jika bibinya menyadari, dia pasti akan diawasi setiap harinya.
Kemudian dia mendengar kedua bibinya sedang berdiskusi tentang membawanya untuk mengunjungi dokter, Saimon merasa terharu, namun masalahnya sendiri dia tahu dengan jelas, dia hanya berpura-pura bodoh, bibi pasti harus menghamburkan uang, namun jika tidak mengunjungi dokter, takutnya kedua bibinya juga tidak akan menyerah, pada saatnya tiba, dia bisa berpura-pura bodoh dan membuat dokter itu pergi karena kesal.
Namun apa yang terjadi selanjutnya membuatnya kesal dan tidak sabar ingin memukul dokter itu, tentu saja ini hanyalah bagian yang akan datang nanti.
Pada saat ini, karena takut Saimon ditipu oleh wanita di desa, jadi Fifi memutuskan, ke depannya tidak akan membiarkan Saimon pergi dari pandangannya.
Meskipun tadi pagi baru saja dilecehkan oleh Si Codet, dan Saimon kemungkinan akan “ditindas” oleh Angel lagi, tetapi kakak beradik tidak akan membiarkan itu sia-sia, jadi setelah makan siang, Fifi menggunakan tali untuk mengikat Saimon.
Saimon menyadari bahwa tali ini terlihat lebih tebal dibandingkan tali tadi pagi, dan juga lebih pendek, saking pendeknya keduanya hanya berjarak satu langkah, dia bahkan bisa mencium wangi aroma tubuh Fifi jika angin sepoi-sepoi bertiup.
Tindakan Fifi membuat Monica tidak tahu harus tertawa atau menangis, “Fifi, kamu mengikatnya begitu pendek, nanti bagaimana kamu melakukan sesuatu, jangan sampai cangkulmu mengenai Saimon saat mencangkul gulma.”
“Aku tidak peduli, si bodoh ini, tidak tahu apa-apa, bagaimana jika dia ditipu oleh wanita itu.”
“Baik, ikuti kamu saja, ayo cepat pergi, tanaman di ladang takutnya akan terabaikan.”
Saimon mengikuti Fifi di belakang, melihat bokong kecil Fifi yang bergetar, dia menelan ludah dan berkata dalam hati, jarak yang begitu dekat, sekali membungkuk untuk mencangkul gulma, jangan sampai dia mendorong bokongnya ke atas.
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaBretta’s Diary
DanielleThick Wallet
TessaCantik Terlihat Jelek
SherinHidden Son-in-Law
Andy LeeEverything i know about love
Shinta CharityWahai Hati
JavAliusHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)