Hei Gadis jangan Lari - Bab 39 Memeriksa Tubuh
"Ah?"
Perkataan Jon membuat Monica dan Fifi terkejut hingga wajah mereka memerah.
"Dokter jenius, ini, ini terlalu.... apakah bisa tidak mengecek, adikku pasti seorang perawan."Kata Monica dengan tidak bisa menerima kenyataan.
Fifi juga segera menyetujuinya, membiarkan pria melihat tubuhnya ini adalah hal yang sungguh-sungguh tidak bisa ia terima, namun dengan ekspresi wajah yang serius Jon mengatakan.
"Tidak bisa begitu, bagaimana jika nantinya terjadi masalah setelah mendengarkan perkataanmu? Lagi pula penyakit idiot Saimon ini bukanlah penyakit biasa, jika tidak berhati-hati mungkin akan lebih parah lagi, jadi aku harus memeriksa tubuhmu.”
"Benar, Adik, ini bukanlah penyakit biasa, lagi pula, bukankah melepas baju ketika melakukan pemeriksaan ketika di rumah sakit adalah hal yang sangat normal? Apa yang dokter katakan itu benar, jika dia meminta untuk melepas baju, maka lepas saja, gadis desa seperti kita ini juga bukanlah apa-apa, masih takut orang lain melihatnya." Kata Nikita sambil menghasut sambil memberi kode kepada Jon di samping.
"Ah, benar. Gadis kecil jangan malu, bagiku pasien pria dan wanita itu sama saja, kamu tidak perlu berpikir terlalu banyak.” Kata Jon segera bekerja sama.
Melihat Nikita dan Jon yang bekerja sama, kedua kakak beradik itu tercengang, Monica juga mulai membujuk Fifi.
“Fifi, apa yang dikatakan dokter jenius itu benar, bagi dokter hanya ada pasien, tidak ada pria ataupun wanita, kamu biarkan dia melihatnya sebentar, anggap saja demi Saimon.
Mendengar perkataan Monica, Saimon benar-benar terdiam, ada apa dengan bibi Monica ini, biasanya sangat pintar, kenapa hari ini malah bisa masuk ke dalam perangkap Jon, apakah bisa membiarkan orang melihat tubuh wanita begitu saja?
Bahkan Monica telah bersuara, Fifi hanya bisa menurutinya, dengan malu dia mengatakan, “Baiklah, akan aku lepas.”
Begitu Fifi mengatakannya, Jon dan Nikita saling menatap satu sama lain, kemudian Nikita berdiri dan menarik Monica sambil berkata.
“Adik, biarkan dokter jenius untuk memeriksa Fifi dengan baik, kita masuk ke ruang dalam, jangan ganggu mereka.”
“Ini, Fifi….” Kata Monica ragu.
“Sudahlah! Orang yang tidak berkepentingan cepatlah pergi, jangan ganggu aku memeriksa pasien!”
Pada saat ini Jon memasang ekspresi wajah cemberut, mengagetkan Monica hingga ia tidak berani tinggal dia pergi sambil menyeret Saimon ke ruang dalam.
“Saimon jangan mengganggu dokter jenius disini.”
Saimon ingin menangis, namun tidak ada air mata yang keluar, bibinya sudah benar-benar kesambet, ada banyak celah dalam perkataan Jon ini, namun tidak ada yang menyadarinya, dan saat ini membiarkan Jon menggoda Fifi.
Beberapa saat kemudian, di ruangan luar hanya tersisa Jon dan Fifi, Jon menahan kegembiraan dalam hatinya dan merayu dengan suara serak.
“Nona kecil jangan takut, hanya perlu melepas celana saja, biarkan aku melihatnya.”
Jon benar-benar merasa hari ini adalah hari yang sangat indah, kulit dan tampang Fifi ini lebih bagus dibandingkan wanita yang ada dalam kota, dan meskipun Monica itu pernah ditiduri oleh Jon, namun juga termasuk produk yang sangat baik, memikirkan setelah membohongi Fifi, dia masih bisa meniduri Monica membuat dia merasa sangat bahagia.
“Melepas celana?” Wajah Fifi memerah.
“Bukankah begitu? Memeriksa apakah kamu masih perawan, aku harus menyentuh bagian itumu,, tidak boleh ada yang salah dengan hal ini.” Kata Jon dengan wajah seirus, dia membungkukkan badan, tidak membiarkan Fifi menyadari perubahan pada tubuh bagian bawahnya.
Dan Saimon yang diseret secara paksa ke ruangan dalam sedang mendengar gerak-gerik di luar, hatinya menciut, melihat Monica yang ditarik secara paksa oleh Nikita, hatinya merasa tidak berdaya, kelihatannya tidak bisa mengharapkan bibi Monica sadar dan menghentikan Jon, hanya bisa bergantung pada dirinya yang idiot ini untuk membuat keajaiban.
“Kamu, kamu masih ingin menyentuhnya?” Kata Fifi dengan suara bergetar.
“Iya. Pengobatan tradisional perlu melihat, menyentuh dan mencium, bukankah aku harus menyentuhnya dengan sungguh-sungguh, jangan gugup, bukankah harta kamu ini memang untuk dilihat oleh pria? Anggap saja kamu membiarkan aku membantu Saimon untuk mengeceknya.” Goda Jon.
Fifi melihat Jon yang menatap dengan penuh dengan rasa keadilan berpikir bagimana mungkin dokter jenius ini memiliki maksud jahat kepadanya, jadi dia berkata.
“Baik, akan aku lepaskan.”
Seketika itu juga tubuh Jon gemetar karena bahagia, melihat fifi mulai berdiri kemudian meletakkan tangannya yang putih di celah celananya, Jon tidak bisa mengalihkan pandangannya.
“Dokter jenius, kamu, kamu jangan terlalu dekat denganku, aku masih belum melepasnya.” Kata Fifi dengan malu ketika melihat Jon yang mendekatkan wajah ke bagian bawah tubuhnya.
“Ehem, cepat kamu lepas, waktuku sangatlah berharga.”
Desak Jon, melihat pinggang Fifi yang putih, dia bisa membayangkan pemandangan secantik apa yang tersembunyi didalam celana itu, berpikir bahwa nantinya dia harus bergantung pada kemampuannya, Fifi ini pasti akan dia goda habis-habisan, tiba saatnya nanti….
Desakan Jon membuat Fifi cemas, berpikir bahwa cepat atau lambat juga akan dia lihat, tanpa bertele-tele dia memejakan mata, dia segera melepas celananya.
Sepasang kaki indah yang selembut tahu, dari ujung kaki ke atas, merangsang Jon hingga darah di sekujur tubuhnya terasa mendidih, seketika itu juga tatapannya menuju ke satu bagian, namun….
“Ah?” Kenapa kamu mengenakan celana boxer?” Jon seperti menelan kotoran anjing, bukankah seharusnya wanita memakai celana dalam segitiga? Kenapa dia malah mengenakan celana boxer, celana boxer yang tebal seperti ini bisa membawa perasaan seperti apa.
“Ah, celana dalamku sedang dicuci, jadi aku mengenakan celana boxer Saimon.”
Jon terdiam, sialan, sebenarnya seberapa sukanya kamu dengan Saimon, kenapa kamu tidak merasa kotor memakai pakaian dalamnya.
“Baiklah, cepat kamu lepas, tutup dengan begitu rapat, mau gimana periksanya.” Desak Jon dengan tidak sabar.
Pada saat ini Fifi juga membuang segala kendalinya, tangannya mengeluarkan tenaga, Jon bahkan tidak berani menelan ludah yang sudah ingin menetes keluar, menunggu melihat pemandangan indah.
Brak....
Namun pada saat ini, tiba-tiba ada orang yang membuka pintu kamar.
"Ah!"
Fifi berteriak, dia terkejut hingga melepaskan gerakan tangannya dan Jon menolehkan kepala kesamping dengan wajah cemberut, kemudian melihat Saimon yang mengenakan celana boxer berdiri di depan pintu sambil tersenyum.
“Kenapa idiot ini keluar?” Setelah diganggu, tentu saja Jon tidak memiliki kesabaran lagi.
“Celana boxer, celana boxer punya Saimon….”
Namun Saimon tidak mau mendengar ancaman Jon, dia berjalan ke sisi Fifi sambil tersenyum, melihat celana Fifi sudah dilepas hingga pergelangan kaki, dia merasa jika bukan karena ini adalah celana boxer, Fifi pasti sudah dilihat bulat-bulat oleh Jon.
“Ah, Saimon, kamu cepat kembali, bibi akan segera mengembalikannya setelah digunakan yah.” Bujuk Fifi.
“Tidak, harus diberikan kepada Saimon sekarang, ini adalah Saimon punya….” Mulut Saimon berteriak, namun tangannya mencengkram erat celana boxer Fifi, tidak membiarkan Fifi melepas celana boxernya.
Saimon mencengkram celana boxer Fifi tidak ingin melepaskannya untuk waktu yang lama. Dan tenaga Fifi tidak sebanding dengan tenaga Saimon, tidak peduli bagaimanapun Fifi tidak bisa melepaskan celana boxernya, hal ini membuat Jon yang ada disamping merasa sangat risau, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa.
“Cepat, aku tidak memiliki banyak waktu, jika tidak melepasnya, aku tidak akan memeriksa lagi dan langsung pergi!”
“Jangan, dokter jenius anda tunggu sebentar lagi, aku akan membantumu.” Mendengar bahwa dokter jenius ingin pergi, Monica yang berlari keluar segera datang membantu, namun bagaimana mungkin Saimon melepaskan tangannya, tidak peduli bagaimana Monica membujuknya dia tidak bergerak.
Akhirnya hal ini bertahan hingga lebih dari satu jam, Jon kesabaran Jon sudah habis, tatapannya bertemu dengan tatapan Nikita dan berkata.
“Sudah, hentikan, buat aku emosi saja, aku tidak akan memperdulikan penyakitnya ini!”
Setelah mengatakannya Jon pergi dengan marah, dan Nikita segera mengejar untuk menghentikannya, jadi juga ikut dia pergi.
Melihat dokter jenius pergi karena marah, Monica memukul bokong Saimon, “Kamu yang idiot ini! Mampus kamu idiot untuk seumur hidup!”
Dan Saimon yang saat ini melihat Jon sudah pergi, dengan pukulan Monica, Saimon berpura-pura kesakitan dan melepaskan celana boxer Fifi, Saimon segera memegang bokongnya sendiri, namun setelah Saimon melepaskannya tidak ada yang mencegat Fifi lagi, sret, akhirnya celana boxernya pun terlepas.
Seketika itu juga pemandangan tubuh Fifi yang indah terekspos begitu saja, dan Saimon juga terpana, sial, sepertinya lebih indah dari hari itu, sungguh putih, sangat indah.
“Ah, kakak sudah dilepaskan, cepat panggil dokter jenius untuk kembali.” Fifi yang berusaha untuk waktu yang lama akhirnya berhasil melepaskannya, seketika itu juga mengatakannya dengan senang.
Dan dengan senangnya, Monica juga ingin mengejar Jon, namun ketika baru melangkahkan kaki, tiba-tiba dia berhenti.
“Fifi, bukankah dokter jenius mengatakan asal kamu melakukannya dengan Saimon, maka penyakit Saimon ini bisa sembuh?”
Novel Terkait
Cinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMarriage Journey
Hyon SongInnocent Kid
FellaCinta Di Balik Awan
KellyLoving The Pain
AmardaMy Goddes
Riski saputroLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaAsisten Bos Cantik
Boris DreyHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)